Tasawuf/Akhlak

Ini Tujuh Orang yang Pahalanya Terus Mengalir

Ahad, 29 Mei 2022 | 05:45 WIB

Ini Tujuh Orang yang Pahalanya Terus Mengalir

Nabi Muhammad saw menyebutkan tujuh orang yang catatan pahala terus mengalir. Mereka adalah orang yang melakukan kebaikan yang manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh dirinya, tetapi kebaikan yang manfaatnya berkelanjutan, melampaui, dan tidak terbatas (at-ta’addi).

Sebagian jenis amal ibadah berhenti catatannya ketika amal ibadah tersebut selesai dilakukan. Sedangkan sebagian jenis amal ibadah lainnya tidak berhenti catatannya ketika amal ibadah tersebut selesai dilakukan. Malaikat terus mencatat pahala kebaikan untuk orang yang mengamalkan jenis ibadah tersebut.


Nabi Muhammad saw menyebutkan tujuh orang yang catatan pahala terus mengalir. Mereka adalah orang yang melakukan kebaikan yang manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh dirinya, tetapi kebaikan yang manfaatnya berkelanjutan, melampaui, dan tidak terbatas (at-ta’addi).


Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsisy Syarif mengutip hadits riwayat Al-Bazzar, Abu Nu‘aim, dan Al-Baihaqi perihal tujuh jenis amal yang catatan pahalanya berkelanjutan (at-ta’addi). 


حديث أَنَس قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْعٌ يَجْرِى لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً، أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ رواه البزار وأبو نعيم والبيهقي


Artinya, “Hadits sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Ada tujuh jenis amal yang pahalanya mengalir terus kepada seseorang di alam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang mengalirkan (mengeruk atau meluaskan) sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang  menanam pohon kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang mewariskan mushaf, (7) orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya sepeninggal kematiannya,’” (HR Al-Bazzar, Abu Nu’aim, dan Al-Baihaqi). (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 305-306).


Adapun berikut ini adalah hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menyebutkan tiga jenis amal yang catatan pahalanya juga berkelanjutan meski orang yang mengamalkannya telah meninggal dunia.


عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاثة صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له 


Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Bila seseorang meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali berasal dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya,’” (HR Bukhari dan Muslim).


Dari sini kemudian ulama membagi dua jenis amal ibadah dari segi keberlanjutannya, yaitu at-ta’addi (keberlanjutan tak terbatas) dan al-qashir (terbatas). Ulama juga kemudian melahirkan kaidah fiqih sebagai berikut:  


العَمَلُ المُتَعَدِّي أَفْضَلُ مِنَ القَاصِرِ


Artinya, “Amal tak terbatas (berkelanjutan) lebih utama daripada (amal) yang terbatas.”


Kedua jenis amal, yaitu at-ta’addi dan al-qashir, ini mengandung kebaikan yang sama. Hanya saja jenis amal yang mengandung keberlanjutan (at-ta’addi) lebih utama daripada jenis amal yang terbatas (al-qashir). Wallahu a‘lam. (Alhafiz Kurniawan)