Tasawuf/Akhlak

Akhlak kepada Sesama Muslim

Sen, 15 Maret 2021 | 09:30 WIB

Islam menempatkan pemeluk Islam sebagai saudara. Sesama Muslim terikat persaudaraan dari beberapa sisi. Mereka terikat setidaknya oleh persaudaraan secara kemanusiaan dan persaudaraan atas dasar kesamaan ajaran agama yang dianut. Oleh karena itu, Islam memerintahkan kita untuk saling membantu di tengah kesulitan, saling menolong dalam kebaikan.

 

Semangat persaudaraan ini dipesan Allah SWT dalam ayat sebagai berikut, "Sungguh, orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah konflik di tengah saudara kalian. Hendaklah kalian bertakwa agar kalian mendapatkan rahmat," (Surat Al-Hujurat ayat 10).

 

Islam begitu banyak berbicara akhlak yang baik terhadap sesama Muslim. Nabi Muhammad SAW mengilustrasikan komunitas Muslim sebagai sebuah bangunan utuh yang masing-masing organnya mengambil tempat dan fungsinya. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang mukmin dengan orang mukmin lainnya berhubungan seperti sebuah bangunan yang satu sama lain saling menguatkan." (HR Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, dan Abu Dawud).

 

Akhlak terhadap sesama Muslim setidaknya terbagi dua, yaitu perbuatan yang seharusnya dilakukan dan perbuatan yang seharusnya dihindari terhadap sesama Muslim. Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan enam hal yang harus dilakukan terhadap sesama Muslim.

 

1. Jika bertemu dengan sesama Muslim, kita dianjurkan untuk menyapanya dan menampilkan wajah persaudaraan serta mengucapkan salam kepadanya
2. Jika kehadiran kita dikehendaki dalam suatu perjamuan, kita hendaknya memenuhi undangan tersebut selagi kita bisa
3. Jika dimintai nasihat atau saran, kita hendaknya memberikan masukan atas dasar pertimbangan kemaslahatan
4. Kita hendaknya mendoakan turun rahmat (yarhamukallah) untuk mereka yang bersin lalu bertahmid
5. Kita seyogianya menjenguk setidaknya saudara, kolega, sahabat, dan Muslim kenalan kita yang sedang menderita sakit tertentu
6. Kita mengantarkan jenazah mereka yang meninggal dunia.

 

Rasulullah SAW pada hadits riwayat Imam Muslim menyatakan secara umum kriteria Muslim teladan. Rasulullah SAW bersabda, "Muslim yang baik adalah Muslim yang menjaga ucapan dan perilakunya sehingga Muslim lainnya terjaga dari ucapan dan perilakunya yang menyakitkan."

 

Islam pada saat yang bersamaan juga mengingatkan masyarakat untuk menjauhi hal-hal yang dapat menyakiti perasaan sesama Muslim, menimbulkan perselisihan, dan juga secara umum dapat menyebabkan pertikaian dan bahkan perang saudara.


1. Sesama Muslim tidak boleh saling merendahkan dan saling mencaci baik secara kelompok maupun individu (Surat Al-Hujurat ayat 11)
2. Sesama Muslim tidak boleh mengejek dan memberikan julukan yang buruk (Surat Al-Hujurat ayat 11)
3. Sesama Muslim tidak boleh saling menyakiti dengan berburuk sangka, mencari-cari kesalahan, atau mengguncing (Surat Al-Hujurat ayat 12)
4. Sesama Muslim dilarang menyakiti secara fisik dengan memerangi satu sama lain (HR Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad)
5. Sesama muslim tidak boleh menuding kemunafikan terhadap yang lainnya dan mengafirkan Muslim lainnya.
6. Sesama Muslim harus menjaga ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti satu sam lain.

 

Islam mengajarkan umatnya untuk memperlakukan dengan baik sesama Muslim. Islam menganjurkan mereka untuk saling mengenali dan memahami perbedaan kebiasaan, cara berpikir, berbeda dari masing-masing individu atau kelompok yang terbentuk oleh latar belakang geografis, wawasan, pengalaman, pendidikan, struktur komunitas atau masyarakat yang berbeda.
Islam mengajarkan kesetaraan. Islam mengakui penciptaan manusia yang beragam. Islam tidak membedakan manusia berdasarkan jenis kelamin, suku, etnis, bangsa dan juga golongan di ruang publik. Islam justru mendorong umat manusia untuk saling mengenal dan memahami keragaman masing-masing. Sedangkan Allah memberikan penilaian dan derajat yang tinggi berdasarkan ketakwaan masing-masing orang (Surat Al-Hujurat ayat 13).

 

Sikap Adil terhadap Sesama Muslim
Islam menjunjung tinggi solidaritas dan persaudaraan terhadap sesama Muslim. Islam menganjurkan sesama Muslim untuk saling menolong ketika ada individu dan kelompok Muslim lainnya yang mengalami kesulitan. Islam mendorong masyarakat untuk membela Muslim yang sedang terzalimi. Tetapi, Islam mengajarkan kita bersikap adil terhadap sesama Muslim sebagai saudara.

 

Rasulullah dalam riwayat Imam Bukhari bersabda, "Tolonglah saudaramu yang sedang menzalimi atau sedang dizalimi." Sahabat bertanya, "Menolong orang yang terzalimi itu jelas. Tetapi bagaimana aku harus menolong Muslim yang sedang berbuat zalim?" "Kamu pegang dan cegah tangannya dari kezaliman. Itulah cara menolongnya," kata Rasulullah SAW.

 

Dari sini umat Islam dididik untuk bersikap proporsional dalam hal persaudaraan dan solidaritas sesama Muslim. Umat Islam memang harus menjaga solidaritas, soliditas, dan kekompakan terhadap sesama Muslim. Tetapi solidaritas dan semangat ukhuwah tidak membutakan kita pada keadilan. Dengan sikap proporsional, kita dapat mewujudkan kejelasan, kepastian, dan keadilan hukum di tengah masyarakat. Umat Islam tidak diajarkan untuk membela posisi sesama Muslim yang melakukan kezaliman atau kesalahan.

 

Umat Islam harus tetap menyuarakan kebenaran dan keadilan meski pelaku kesalahan dan kezaliman adalah umat Islam sendiri. Jadi tidak boleh memberikan toleransi pada kesalahan dan kezaliman sama sekali. Tidak ada rumusnya dalam Islam untuk membenarkan kezaliman dan kesalahan hanya karena pelakunya adalah seiman dan seagama. (Alhafiz Kurniawan)