Hikmah

Kasih Sayang Sayyidina Umar terhadap Burung Pipit

Sab, 12 Oktober 2019 | 06:00 WIB

Kasih Sayang Sayyidina Umar terhadap Burung Pipit

Sayangilah mereka yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi mereka yang di langit.

Sayyidina Umar bin Khattab merupakan seorang khalifah kedua setelah Sayyidina Abu Bakar. Amirul mukminin yang satu  ini berpostur badan besar serta kuat. Selain itu, ia juga memiliki pribadi yang tegas dan pemberani sehingga disegani oleh musuh-musuhnya.

Namun, di balik sifat ketegasannya dan keberaniaanya Umar bin Khattab juga memiliki sifat yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Tidak hanya kepada manusia, tapi juga setiap makhluk ciptaan Allah Ta’ala lain.

Dikisahkah dalam kitab Usyfuriyyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar yang terdapat pada hal-02. Pernah suatu ketika Sayyidina Umar berjalan-jalan di sebuah desa yang berada di Madinah. Dalam perjalanannya di bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang membawa seekor burung pipit. Dalam genggaman anak itu, burung tersebut dibuat mainan.

Melihat kejadian tersebut, Sayyidana Umar merasa kasihan terhadap burung tersebut. Akhirnya dia pun membelinya dari anak kecil itu dan dilepaskan ke alam bebas.

Singkat cerita, Khalifah Umar meninggal dunia. Pada suatu kesempatan terdapat seorang ulama melihat Sayyidina Umar. Dalam mimpinya ulama tersebut bertanya kepadanya.

“Wahai Amirul Mukminin, apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?”

“Allah telah memberikan sebuah pengampunan kepadaku,” jawab Sayyidina Umar.

“Sebab apa Allah memberikan pengampunan tersebut, apakah karena kedermawananmu, apakah karena keadilanmu atau sebab zuhudmu?” tanya ulama tersebut penasaran.

“Ketika semua orang meletakkanku ke dalam liang lahat dan menutupiku dengan tanah, serta meninggalkanku satu per satu, kemudian datanglah dua malaikat yang sangat mengerikan, sehingga membuat badanku gemetar. Lalu keduanya pun mengangkat badanku serta mendudukanku. Mereka hendak menanyaiku. Sebelum sempat keduanya menanyaiku, terdengar suara tanpa rupa yang menghardik keduanya. 

“Tinggalkan hamba-Ku ini! Jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya, dan segala dosanya telah Aku ampuni karen dia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi dia di akhiratnya,” cerita Sayyidina Umar kepada ulama tersebut.

Terdapat sebuah penggalan hadits yang berbunyi. 

“Orang penyayang adalah orang yang disayangi Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah mereka yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi mereka yang di langit.” 
 

Riyan Hidayatulloh, santri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Tanggungharjo, Grobogan