Ilmu Al-Qur'an

Daftar Lengkap Surat Makkiyah dan Madaniyah Riwayat Ibnu Abbas

Jum, 6 Januari 2023 | 08:00 WIB

Daftar Lengkap Surat Makkiyah dan Madaniyah Riwayat Ibnu Abbas

Al-Quran (NU Online)

Tema Makkiyah dan Madaniyah merupakan kajian tersendiri dalam studi Al-Qur’an. Usaha-usaha yang dilakukan para ulama dalam menjelaskan kategori ayat Al-Qur’an di dalam tema Makkiyah-Madaniyah telah banyak dilakukan para ulama. Faedah mengetahui ayat-ayat dan surat Makkiyah dan Madaniyah di antaranya adalah:

  1. membantu di dalam upaya penafsiran Al-Qur’an;
  2. memudahkah di dalam kajian nasikh dan mansukh (kajian tentang ayat yang merevisi dan direvisi); dan
  3. memudahkan dalam memahami pengkhususan (takhsish) dalam hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an.
 

Adapun metode dalam penentuan Makkiyah Madaniyah dari ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana disebutkan As-Suyuthi di dalam Al-Itqan fi 'Ulum Al-Qur’an ada 2 (dua). Kedua metode tersebut adalah: (1) metode naqli; dan (2) metode qiyasi. Metode naqly bertumpu pada riwayat para sahabat. Sedangkan metode qiyasi bertumpu pada kajian logis dan ijtihad.

 

Riwayat para sahabat dalam hal ini digunakan, sebagaimana dijelaskan As-Zarqani dalam Manahilul 'Irfan, karena tidak ada penjelasan langsung dari Nabi Muhammad saw mengenai klasifikasi ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah. Kajian ini merupakan suatu pengembangan studi Al-Qur’an pada masa belakangan setelah era Nabi saw dan para sahabat yang dinilai bermanfaat bagi upaya penafsiran Al-Qur’an.


 

Berikut ini kami sajikan beberapa riwayat para sahabat mengenai surat dan ayat Makkiyah dan Madaniyah:
 

 

Pertama, Abu Ja’far An-Nahhas dalam kitabnya berjudul An-Nasikh wal Mansukh meriwayatkan dari Yamut bin Al-Muzarri’, dari Abu Hatim Sahl bin Muhammad As-Sajistani, dari Abu Ubdaidah Ma’mar bin Al-Mutsanna, dari Yunus bin Hubaib, dari Abu Amr bin Al-‘Alaa’, dari Mujahid dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas menyebutkan ringkasan Makkiyah dan Madaniyah dari ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:
 

(a) surat-surat yang turun di Makkah adalah: (1) Surat Al-An’Am turun di Makkah, semua ayat kecuali 3 (tiga) ayat; (2) Surat Al-A’raf; (3) Surat Yunus; (4) Surat Hud; (5) Surat Yusuf; (6) Surat Ar-Ra’du; (7) Surat Ibrahim; (8) Surat Al-Hijr; (9) An-Nahl; (10) Surat Bani Israil; (11) Surat Al-Kahfi; (12) Surat Maryam; (13) Surat Thaha; (14) Surat Al-Anbiya’; (15) Surat Al-Hajj (kecuali tiga ayat terakhirnya); (16) Surat Alm-Mu’min; (17) Surat Al-Furqon; (18) Surat As-Syu’araa’ (keculai 5 (lima) ayat terakhirnya); (19) Surat An-Naml; (20) Surat Al-Qashash; (21) Surat Al-Ankabut; (22) Surat Ar-Ruum; (23) Surat Luqman (kecuali 3 (tiga) ayat di dalamnya, yakni ayat ke-27 sampai dengan ayat ke-29); (24) Surat As-Sajadah (kecuali 3 (tiga) ayat, yakni: ayat ke-18 sampai dengan ayat ke-20); (25) Surat Saba’; (26) Surat Fathir; (27) Surat Yaasiin; (28) Surat As-Shaffaat; (29) Surat Shaad; (30) Surat Az-Zumar (kecuali 3 (tiga) ayat; yakni ayat ke-53 sampai dengan ke-55); (31) Surat Ghaafir; (32) Surat Fusshilat; (33) Surat As-Syuraa; (34) Surat Az-Zukhruf; (35) Surat Ad-Dukhan; (36) Surat Al-Jaathiyah; (37) Surat Al-Ahqaf; (38) Surat Qaaf; (39) Surat Ad-Dzaariyaat; (40) Surat At-Thuur; (41) Surat An-Najm; (42) Surat Al-Qamar; (43) Surat Ar-Rahman; (44) Surat Al-Waqi’ah; (45) Surat Shaaf; (46) Surat At-Taghabun (kecuali beberapa ayat di akhirnya); (47) Surat Al-Mulk; (48) Al-Qalam; (49) Surat Al-Haaqqah; (50) Surat Al-Ma’aarij; (51) Surat Nuh; (52) Surat Jin; (53) Surat Al-Muzammil (kecuali satu ayat, yakni: ayat ke-20); (54) Surat Al-Mudatsir; (55) Surat Al-Qiyaamah; (56) Surat Al-Insan; (57) Surat Al-Mursalat; (58) Surat An-Naba’; (59) Surat An-Naazi’aat; (60) Surat ‘Abasa; (61) Surat At-Takwir; (62) Surat Al-Infithar; (63) Surat Al-Muthaffifin; (64) Surat Al-Insyiqaq; (65) Surat Al-Buruj; (66) Surat At-Thariq; (67) Surat Al-A’la; (68) Surat Al-Ghatsiyah; (69) Surat Al-Fajr; (70) Surat Al-Balad; (71) Surat As-Syams; (72) Surat Al-Lail; (73) Surat Ad-Dhuha; (74) Alam Nasyrah; (75) Surat At-Tin; (76) Surat Surat Al-‘Alaq; (77) Surat Al-Qadr; (78) Surat Al-Bayyinah; (79) Surat Al-‘Aadiyaat; (80) Surat Al-Qaari’ah; (81) Surat At-Takatsur; (82) Surat Al-‘Ashr; (83) Surat Al-Humazah; (84) Surat Al-Fiil; (85) Surat Al-Quraisy; (86) Surat Al-Maa’uun; (87) Surat Al-Kautsar; (88) Surat Al-Kaafiruun; (89) Surat Al-Lahab.
 

 

(b) Surat-surat yang turun di Madinah adalah: (1) Surat Al-Fatihah; (2) Surat Al-Baqarah; (3) Surat Ali Imran; (4) Surat An-Nisa’; (5) Surat Al-Maa’idah; (6) 3 (tiga) ayat surat Al-An’am yaitu ayak ke 151 sampai dengan ayat ke 153; (7) 3 (tiga) ayat terakhir surat Al-Hajj; (8) Surat Al-Anfal; (9) Surat At-Taubah; (10) Surat An-Nur; (11) 5 (lima) ayat terakhir surat As-Syu’araa’; (12) surat As-Sajadah ayat ke-18 sampai dengan ayat ke-20; (13) 3 surat Az-Zumar ayat ke-53 sampai ayat ke-55; (14) Surat Al-Ahzab; (15) Surat Muhammad; (16) Surat Al-Fath; (17) Surat Al-Hujuraat; (18) Surat Al-Hadiid; (19) Surat Al-Mujadalah; (20) Surat Al-Hasyr; (21) Surat Al-Mumtahanah; (22) Surat As-Shaff; (23) Surat Al-Jumu’ah; (24) Surat Al-Munafiqun; (25) beberapa ayat terakhir surat At-Taghabun; Ayat ke-20 Surat Al-Muzammil; (26) Surat At-Thalaq; (27) Surat At-Tahrim; (28) ayat ke-27 sampai dengan ayat ke-29 surat Luqman; (29) Surat Al-Zalzalah; (30) Surat An-Nashr; (31) Surat Al-Ikhlash; (32) Surat Al-Falaq; (33) Surat An-Naas.


 

(c) surat-surat yang turun di antara Makkah dan Madinah adalah 3 (tiga) ayat terakhir surat An-Nahl.
 

 

Daftar di atas, jika kita kalkulasikan, terdapat 89 surat disebutkan sebagai Makkiyah, dan terdapat 33 surat disebutkan sebagai Madaniyah, maka jumlahnya adalah 122 surat. Namun kita melihat bahwa terdapat 8 surat yang disebutkan berulang di dalam kategori Makkiyah dan Madaniyah, yaitu: (1) surat Al-An’aam; (2) Surat Al-Hajj; (3) Surat As-Syu’araa’; (4) Surat As-Sajadah; (5) Surat Az-Zumar; (6) Surat Luqman; (7) Surat Muzammil; dan (8) Surat Taghabun.

 

Selain itu ada 1 surat disebutkan sebagai surat yang turun di antara Makkah dan Madinah yaitu: 3 ayat terakhir surat An-Nahl. Sehingga jumlahnya adalah 114 Surat.

 

Untuk diketahui, tulisan ini mengambil rujukan utama kitab Al-Itqan fi 'Ulum Al-Qur’an karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi. Wallahu a'lam.

 

Ustadz R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd, Pegiat Kajian Ulum Al-Qur’an dan Alumni Pascasarjana Universitas Islam Malang.