Internasional

7 Fakta Masjidil Aqsa yang Mungkin Kamu Tidak Tahu

Kam, 5 April 2018 | 14:45 WIB

Pada hari ini Rabu (4/4), ratusan warga Yahudi dilaporkan memaksa masuk ke kompleks Masjidil Aqsa di Jerusalem Timur. Hal ini dibenarkan oleh Direktur Masjid al-Aqsa, Omar Kiswani. Menurut dia, ada sekitar 542 orang Yahudi yang ‘menyerbu’ komplek Masjidil Aqsa sejak pagi tadi.

Di bawah pengamanan pasukan Israel, para warga Yahudi tersebut masuk ke area Masjidil Aqsa melalui Gerbang al-Mugharbah. Apa yang dilakukan warga Yahudi itu adalah bagian dari perayaan hari Paskah Yahudi yang sudah dimulai sejak Jumat pekan lalu dan berakhir pada 7 April mendatang. 

Hari Paskah Yahudi ini merupakan salah satu perayaan paling penting bagi warga Yahudi. Karena di Hari Paskah in, mereka memperingati eksodus Bani Israel yang terjadi pada Masa Nabi Musa. Di kompleks ini, tiga agama –Yahudi, Kristen, dan Islam- memiliki situs suci masing-masing. 

Bagi umat Islam, Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama dan masjid suci ketiga terbesar setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Sementara umat Kristen meyakini bahwa di tempat itu Yesus disalib dan dibangkitkan. Sedangkan, umat Yahudi menganggap Kota Tua Yerusalem sebagai tempat paling suci karena di situ kerajaan Israel dan kuil-kuil Yahudi dibangun.

Masjidil Aqsa adalah sebuah kompleks di Kota Tua Yerusalem yang di dalamnya terdiri dari banyak situs, diantaranya Kubah Batu (Dome of Rock/Qubbatu Shakhrakh) yang berkubah emas, Masjid Marwani, Masjid Buraq, dan Masjid Qibly. Masjid yang terakhir ini biasa disebut Masjid al-Aqsa karena paling dekat dengan kiblat di Ka’bah, Mekah. Kompleks ini dinamakan Masjidil Aqsa atau Haram al-Sharif.

Berikut adalah 7 fakta Masjidil Aqsa yang tidak diketahui orang banyak:

Pertama, kubah pertama di dunia. Kubah di Dome of Rock dibangun Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah. Kubah ini disebut sebagai kubah pertama yang dibangun di dunia Islam. Mulanya, kubah Dome of Rock merupakan kayu yang dilapisi kuningan atau keramik. Namun, kemudian pada kekuasaan Turki Utsmani kubahnya diperbaiki dan bagian bawah dilapisi marmer sebagaimana yang tertera dalam buku Jerusalem: Satu Kota Tiga Iman. Di dalam Dome of Rock, ada batu yang diyakini sebagai tempat singgah Nabi Muhammad sebelum naik ke langit ketika Isra Mi’raj.

Kedua, dijadikan tempat sampah. Pada saat Romawi menguasai wilayah Yerusalem, kompleks Masjidil Aqsa pernah dijadikan sebagai tempat sampah. Lalu, setelah Amirul Mukminin Umar bin Khattab berhasil mengalahkan Romawi dan menaklukkan Yerusalem, Masjidil Aqsa yang penuh sampah itu dibersihkan kembali.

Ketiga, dibakar dan dihancurkan. Sejarah Yerusalem adalah sejarah penaklukkan. Umat Yahudi, Kristen, dan Islam ‘saling perang’ untuk memperebutkan tanah suci Yerusalem –bahkan hingga hari ini. Beberapa kali Masjidil Aqsa hancur karena invasi dan peperangan, meski akhirnya dibangun kembali. 

Masjidil Aqsa juga hancur karena bencana. Misalnya, pada abad ke-7 Masjid al-Aqsa hancur karena gempa bumi terjadi di wilayah Yerusalem. Begitu pun pada saat pendudukan Israel pada 1967, kerusakan kompleks Masjidil Aqsa tak bisa terhindarkan. 

Yang tidak kalah sengit adalah apa yang dilakukan oleh seorang turis daari Australia Denis Michael Rohan. Ia membakar dengan sengaja Masjid Qibla dan mimbar Nuruddin Zanki pada 1969. Dua hari setelah pembakaran, Rohan ditahan pihak berwenang dan dianggap mengalami gangguan mental yang serius sebagaimana yang dilaporkan kantor berita Anadolu.

Keempat, tempat kitab Ihya Ulumuddin ditulis.  Kitab Ihya adalah salah satu kitab paling terkenal dan berpengaruh dalam literatur Islam. Untuk sementara waktu, Al-Ghazali pernah tinggal di Masjidil Aqsa dan menulis kitab Ihya Ulumuddin. Sebuah bangunan di Masjidil Aqsa ditandai sebagai lokasi kamar dimana al-Ghazali melahirkan magnum opus-nya itu.

Kelima, perpustakaan. Masjidil Aqsa memiliki perpustakaan yang mencakup berbagai peristiwa bersejarah penting Palestina di awal  abad ke-20. Perpustakaan Al-Aqsa didirikan Dewan Legislatif Muslim Tertinggi pada tahun 1923. Perpustakaan ini menyimpan berbagai koleksi manuskrip berharga dan karya yang diterbitkan dalam studi Islam dan Arab. 

Keenam, mimbar buatan Jepara. Pada 1969 Masjidil Aqsa terbakar. Dalam insiden tersebut, Mimbar Nurudin Zanki atau yang lebih dikenal dengan mimbar Shalahuddin ikut terbakar. Lalu, Raja Yordania Abdullah bin Husein II memprakarsai pembuatan replika mimbar masjid tersebut. 

Berdasarkan laporan Adara Relief International, lembaga swadaya masyarakat yang memiliki perhatian pada urusan Palestina, tiga dari lima orang yang ditugaskan untuk membuat mimbar Masjidil Aqsa tersebut berasal dari Jepara Indonesia.  

Ketujuh, mengilhami nama-nama yang sama di Jawa. Al-Quds merupakan nama Arab dari kota Yerusalem. Di wilayah ini lah Masjidil Aqsa berdiri dan Gunung Moria berada. Salah seorang Wali Songo, Syekh Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus ‘terinspirasi’ dengan nama-nama yang ada di Yerusalem tersebut. 

Lalu kemudian, ia ‘membangun’ sebuah kota di Jawa Tengah dan menamainya Kudus. Nama masjid yang dibangunnya pun sama dengan yang ada di Yerusalem, yaitu Masjid al-Aqsa. Begitu pun jika di Yerusalem ada Gunung Moria, maka di Kudus juga ada Gunung Muria. (A Muchlishon Rochmat)