Khutbah

Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan

NU Online  ·  Rabu, 30 Juli 2025 | 19:00 WIB

Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan

Ilustrasi cek kesehatan. Sumber: Canva/NU Online.

Banyak orang beranggapan bahwa ajaran Islam hanya terbatas pada ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan zikir. Padahal, Islam juga sangat memperhatikan kesehatan tubuh. Seringkali kita terfokus pada ibadah, namun lupa menjaga pola makan, tidur yang cukup, dan aktivitas fisik, yang pada akhirnya berisiko menyebabkan sakit. Sejatinya, Islam tidak hanya membimbing hati, tetapi juga mengajarkan kita untuk merawat tubuh sebagai amanah yang diberikan Allah.

 

Naskah khutbah ini berjudul, “Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan”, Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!


Khutbah I

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ طِيْنٍ، وَأَحْسَنَ صُوْرَتَهُ بَيْنَ ٱلْعَالَمِيْنَ، وَجَعَلَ لَهُ الْقَلْبَ وَالْعَقْلَ وَٱلْعَيْنَيْنَ، نِعْمَةً عَظِيْمَةً لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى، وَ يُسْأَلُ عَنْهَا يَوْمَ الدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِلٰهٌ رَحِيمٌ كَرِيمٌ مُبِينٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَادِقُ ٱلْوَعْدِ أَمِيْنٌ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَدْ قَالَ: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Segala puji bagi Allah ta'ala, Tuhan yang Maha Penyayang, yang menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Dia-lah yang membekali kita dengan akal untuk memahami petunjuk, hati untuk membedakan kebaikan dan keburukan, serta tubuh yang kuat agar kita mampu menjalani hidup dan menunaikan ibadah dengan semaksimalnya.


Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan agung yang ditunjuk untuk menyempurnakan akhlak dan menuntun umat manusia menuju jalan kebaikan. Beliaulah yang menanamkan pentingnya menjaga amanah, termasuk merawat tubuh dan kesehatan, agar setiap insan mampu menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab. Semoga kesejahteraan juga tercurah kepada keluarga beliau, para sahabat, serta umatnya yang senantiasa menjaga sunnah dan meneruskan risalahnya hingga hari kiamat.


Khatib mengajak diri sendiri dan seluruh jamaah sekalian untuk senantiasa menumbuhkan sikap takwa kepada Allah Swt dalam setiap aspek kehidupan. Takwa adalah bekal utama yang akan menyelamatkan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Hanya dengan ketakwaan, seseorang akan mendapatkan petunjuk, perlindungan, dan keberkahan hidup. Allah SWT berfirman dalam Surat Ath-Thalaq ayat 2-3:


وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.”


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Menjaga kesehatan bukan hanya sekadar anjuran medis, tetapi bagian dari ajaran Islam yang luhur. Islam datang tidak hanya mengatur hubungan kita dengan Allah, tetapi juga mengatur bagaimana kita memperlakukan tubuh kita sendiri dengan cara yang bijak. Sebab, tubuh ini juga termasuk amanah harus kita jaga.


Dalam sejarah kisah perjalanan Nabi SAW, ada satu peristiwa menarik yang menunjukkan betapa sangat pedulinya beliau terhadap kondisi fisik dan kesehatan para sahabatnya. Suatu ketika, sahabat mulia Abdullah bin Amr bin al-Ash mendapatkan teguran secara langsung dari Nabi Muhammad, karena terlalu bersemangat dalam beribadah hingga berpuasa terus-menerus di siang hari dan shalat malam tanpa henti.


Sebagaimana kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bersumber dari Abdullah bin Amr bin al-Ash:


حَدَّثَنِي عَبْدُ اللّٰهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَ قَالَ لِي رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا عَبْدَ اللّٰهِ ، أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ. فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللّٰهِ ، قَالَ: فَلَا تَفْعَلْ، صُمْ وَأَفْطِرْ، وَقُمْ وَنَمْ، ‌فَإِنَّ ‌لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا


Artinya: “Abdullah bin ‘Amr bin berkata: Rasulullah Saw bersabda kepadaku, “Wahai Abdullah, bukankah telah diberitakan kepadaku bahwa engkau berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari?” Aku menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Maka jangan lakukan itu. Berpuasalah dan berbukalah. Shalatlah dan tidurlah. Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak atasmu. Sesungguhnya matamu mempunyai hak atasmu. Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atasmu. Dan sesungguhnya tamumu mempunyai hak atasmu.” (HR. Bukhari)


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Ibnu Bathal dalam kitab Syarah Shahih Bukhari (jilid 4, halaman 119) menjelaskan makna yang terkandung dalam hadits tersebut, dengan mengutip pendapat dari al-Muhallab, bahwa tubuh manusia memiliki hak yang tidak boleh diabaikan. Artinya, dalam menjalani ibadah dan amal saleh, seseorang tidak boleh memaksakan diri secara berlebihan hingga menguras tenaganya dan melemahkan fisiknya. 


Sebab, jika tubuh terus-menerus dipaksa tanpa diberi kesempatan untuk istirahat, maka hal itu justru dapat menghambat kelangsungan ibadah itu sendiri. Al-Muhallab berkata:


وَحَقُّ الْجِسْمِ أَنْ يُتْرَكَ فِيهِ مِنَ الْقُوَّةِ مَا يَسْتَدِيمُ بِهِ الْعَمَلَ، لِأَنَّهُ إِذَا أَجْهَدَ نَفْسَهُ قَطَعَهَا عَنِ الْعِبَادَةِ وَفَتَرَتْ


Artinya, “Hak tubuh adalah disisakan tenaga di dalamnya agar ia dapat terus melanjutkan amal. Jika seseorang terlalu memaksakan diri, maka ia justru memutus kesinambungan ibadah dan menjadi lemah.”


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Ketidakbolehan untuk memaksakan tubuh tidak hanya berlaku dalam aktivitas ibadah, tetapi juga dalam aktivitas duniawi seperti bekerja. Banyak orang yang memforsir tenaga demi ambisi atau tuntutan hidup, hingga mengabaikan waktu istirahat, makan, dan tidur. Padahal, tubuh yang terus dipaksa tanpa jeda akan kehilangan kemampuannya, bahkan bisa menyebabkan jatuh sakit.


Islam mengajarkan keseimbangan antara ibadah, kerja, dan menjaga kesehatan. Merawat tubuh bukan berarti malas, tapi bentuk tanggung jawab atas amanah Allah. Tubuh yang sehat memungkinkan kita beribadah dengan khusyuk dan menjalani hidup dengan baik. 


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Selain memberi waktu istirahat yang cukup bagi tubuh, Islam juga mengajarkan kita untuk makan dari sumber yang halal dan baik. Makanan yang sehat bukan hanya menjaga fisik agar tetap kuat, tapi juga menjaga hati dan pikiran tetap jernih. Sebagaimana di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 168, Allah berfirman:


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ


Artinya: “Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.”


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Menjaga kesehatan adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai Muslim. Tubuh yang sehat memudahkan kita beribadah dan berbuat baik. Islam mengajarkan keseimbangan hidup, termasuk menjaga pola istirahat dan mengonsumsi makanan yang baik lagi halal. Maka, jagalah kesehatan sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah.


بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى


وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ


Ustadz Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman.