Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
NU Online · Kamis, 31 Juli 2025 | 15:00 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi, kemampuan untuk tetap tenang dan berpikir jernih menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Dengan ketenangan, kita terhindar dari reaksi impulsif yang merugikan, sementara dengan kejernihan berpikir, kita mampu memilah informasi yang benar, mengambil keputusan yang tepat, serta menjaga etika dan nilai-nilai kemanusiaan dalam interaksi digital.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: "Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam menghadapi dinamika dan perubahan dunia, menjadi keharusan bagi kita untuk senantiasa menguatkan ketakwaan kepada Allah swt karena takwa akan menjadi kompas dan rambu-rambu bagi kita untuk tetap senantiasa berada pada jalan yang telah ditentukan oleh Allah.
Terlebih di tengah perubahan zaman yang sangat cepat dan semakin canggih, turbulensi kehidupan terus terjadi. Hal-hal baru dengan cepat muncul dan sering mengagetkan. Perubahan-perubahan ini seperti pisau bermata dua, di satu sisi mendatangkan kemaslahatan namun di sisi lain membawa kemudaratan. Oleh karena itu menjadi keniscayaan bagi kita untuk berbekal takwa dalam menjalani dan melewati perubahan zaman ini.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Di era digital saat ini, teknologi berkembang dengan kecepatan luar biasa. Hampir setiap aspek kehidupan manusia telah bersentuhan dengan inovasi teknologi, mulai dari komunikasi, pendidikan, ekonomi, kesehatan hingga hiburan. Bersamaan dengan itu, masyarakat juga dihadapkan pada arus informasi yang deras dari berbagai platform digital, media sosial, portal berita, hingga aplikasi pesan instan.
Di satu sisi, perkembangan teknologi memberi kemudahan luar biasa. Informasi bisa diakses dalam hitungan detik. Komunikasi lintas geografis tak lagi jadi kendala. Namun, di sisi lain, situasi ini juga membawa tantangan serius seperti banjir informasi, penyebaran hoaks, disinformasi, dan tekanan psikologis akibat konten yang tak terkurasi.
Dalam kondisi seperti ini, sikap tenang dan berpikir jernih menjadi kunci utama agar kita tidak terjebak dalam kebingungan dan pengambilan keputusan yang salah. Ketika informasi datang bertubi-tubi, sebagian orang cenderung bereaksi secara emosional. Panik, takut, marah, atau terburu-buru menyebarkan kabar yang belum tentu benar. Padahal, sikap reaktif justru memperburuk keadaan. Ketika kita tenang, kita memberi ruang pada diri untuk mencerna informasi secara lebih bijak.
Tenang bukan berarti pasif. Tenang adalah fondasi untuk bisa memproses sesuatu secara rasional. Ini penting agar kita tidak menjadi bagian dari mata rantai penyebar disinformasi atau mengambil keputusan yang keliru karena tekanan situasi. Allah telah mengingatkan dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu."
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Selain tetap tenang, kita juga harus mampu berpikir jernih menghadapi keruhnya informasi yang berseliweran tanpa kenal waktu dan tempat. Berpikir jernih berarti mampu memilah mana informasi yang valid dan bermanfaat, serta mana yang bersifat provokatif atau menyesatkan. Sikap membutuhkan literasi digital yang kuat dengan membiasakan diri untuk memeriksa sumber informasi. Apakah berasal dari media kredibel atau hanya akun anonim?
Kita harus selalu mengecek fakta. Apakah informasi tersebut didukung data? Adakah referensi atau klarifikasi resmi? Jangan kita hanya terprovokasi judul karena banyak konten daring menggunakan clickbait untuk menarik perhatian tanpa menyajikan substansi dengan berbagai motif di belakangnya.
Berbagai jenis informasi dalam bentuk tertulis, foto, ataupun video harus juga kita lihat konteksnya. Potongan video atau cuplikan berita bisa menyesatkan bila dilepas dari konteks aslinya. Apa yang kita lihat belum tentu itu yang terjadi. Di era saat ini kebenaran bisa dikalahkan dengan kebohongan yang terus menerus dimasifkan.
Dengan berpikir jernih, kita juga bisa meminimalisasi potensi konflik sosial yang mungkin muncul akibat terbawa arus informasi dan perbedaan interpretasi terhadap suatu informasi.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Artinya, “Cukuplah seseorang dikatakan berdosa, jika ia membicarakan setiap apa yang didengarnya.” (HR Abu Hurairah)
Dalam kitab al-Muwâfaqât lisy Syâtibi Juz 5 halaman 167, Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Musa mengatakan:
لَيْسَ كُلُّ مَا يُعْلَمُ حَقٌّ يُطْلَبُ نَشْرُهُ وَإِنْ كَانَ مِنْ عِلْمِ الشَّرِيْعَةِ، بَلْ ذَلِكَ يَنْقَسِمُ، فَمِنْهُ مَا هُوَ مَطْلُوْبُ النَّشْرِ، وَهُوَ غَالِبُ عِلْمِ الشَّرِيْعَةِ، وَمِنْهُ مَا لَا يُطْلَبُ نَشْرُهُ بِإِطْلَاقٍ، أَوْ لَا يُطْلَبُ نَشْرُهُ بِالنِّسْبَةِ إِلَى حَالٍ أَوْ وَقْتٍ أَوْ شَخْصٍ
Artinya, “Tidak semua kebenaran yang diketahui dianjurkan untuk disebarkan, meskipun bagian dari ilmu syariat. Akan tetapi ilmu syariat terklasifikasi menjadi bebarapa bagian, di antaranya ada yang dianjurkan untuk disebar, yaitu kebanyakan ilmu syariat; ada juga ilmu yang tidak dianjurkan untuk disebar secara umum, atau tidak dianjurkan disebar dengan melihat pada keadaan, waktu, dan individu.”
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Teknologi adalah alat. Ia bersifat netral dan yang menentukan manfaat atau mudaratnya adalah cara manusia menggunakannya. Maka, penting untuk tidak kehilangan jati diri dalam interaksi digital. Menjaga sopan santun, etika komunikasi, dan empati adalah bagian dari berpikir jernih dalam ruang digital.
Di tengah hiruk-pikuk teknologi, kita juga perlu sesekali menyepi dari layar. Melakukan digital detox bisa membantu kita menata ulang fokus, memperkuat hubungan nyata, serta memulihkan kejernihan batin dan pikiran.
Perkembangan teknologi dan banjir informasi adalah keniscayaan zaman. Kita tidak bisa menolaknya, tapi kita bisa memilih cara menyikapinya. Dengan tetap tenang dan berpikir jernih, kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang cerdas, tetapi juga manusia yang utuh yang bijak dalam berkata dan mengungkapkan isi hati kita, berhati-hati dalam bertindak, dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari hal-hal yang membawa keburukan bagi kita. Semoga kita menjadi orang-orang yang istiqomah dalam menyebarkan kebaikan demi kemaslahatan bersama. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Terpopuler
1
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
2
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
5
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
6
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
Terkini
Lihat Semua