Khutbah

Pesan Rasulullah Menjelang Ramadhan

Rab, 1 Juni 2016 | 09:20 WIB

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَ أَوْقَاتَ رَمَضَانَ عَلَى غَيْرِهِ مِنَ الْأَزْمَانِ، وَأَنْزَلَ فِيْهِ الْقُرْآنَ هُدًى وَّبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ يَخُصُّ رَمَضَانَ بِمَا لَمْ يَخُصَّ بِهِ غَيْرَهُ، اَللَّهُمَ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، اَلَّذِيْنَ آثَرُوْا رِضَا اللهِ عَلَى شَهَوَاتِ نُفُوْسِهِمْ، فَخَرَجُوْا مِنَ الدُّنْيَا مَأْجُوْرِيْنَ، وَعَلَى سَعْيِهِمْ مَشْكُوْرِيْنَ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْماً كَثِيْراً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيمْ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. اَمَّا بَعْدُ :

Hadirin Jama’ah Jum’ah Hafidhakumullâh

Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri juga kepada para hadirin, mari kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha melakukan perintah-perintahnya serta menjauhi semua larangan-larangannya.

Dalam waktu dekat, kita akan memasuki bulan Ramadhan. Ramadhan berasal dari bahasa arab dari kata رَمِضَ، يَرْمَضُ yang berarti membakar, di mana di bulan ini dosa-dosa orang mukmin sedang dibakar.

Dalam bulan ini, pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Artinya, orang lebih tertarik menjalankan hal baik dengan lebih ringan dibanding pada bulan lain. Setan-setan juga dibelenggu oleh Allah Ta’ala.

Menurut Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, maksud dengan setan dibelenggu di sini adalah gembongnya setan, para pembesar setan. Sedangkan jika dalam bulan Ramadhan masih saja ada orang yang tidak mau berpuasa tanpa udzur atau masih menjalankan maksiat-maksiat, maka sesungguhnya ia adalah orang yang beriman lemah. Ia sudah kalah tak berdaya hanya dengan setan kecil. Wal’iyadz billah.

Hadirin hafidhakumullâh

Para ulama salaf memilih menggunakan hari Jum’at, sayyidul ayyam, sebagai hari beribadah. Setelah seminggu sibuk mencari bekal hidup, pada hari Jum’at mereka mengkhususkan waktu untuk beribadah. Begitu juga pada bulan Ramadhan, mereka setahun mencari bekal hidup, sedangkan satu bulan Ramadhan penuh mereka mengkhususkan untuk beribadah. Namun, sebagaimana pahala-pahala dilipatgandakan, di bulan ini semua amal keburukan juga dilipatgandakan dosanya.

Hadirin!

Tahun lalu, kita semua mendapat kesempatan memanen pahala di bulan Ramadhan bersama keluarga kita, teman kita, tetangga kita, dan lain sebagainya. Namun, tahun ini di antara mereka ada yang sudah tidak lagi bisa ikut merayakan panen berkah ini. Oleh karena itu, mari kita gunakan sebaik mungkin kesempatan emas. Janganlah kita sia-siakan begitu saja. Kita sambut dengan perasaan yang gembira dengan sambutan ibadah yang tepat.

Berikut kami sampaikan pesan Rasulullah saat akan memasuki bulan Ramadhan sebagaimana disebutkan dalam kitab Syu’bul Iman susunan Imam Baihaqi:

عَنْ سَلْمَانْ الْفَارِسِيْ، قَالَ : خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ : «

Hadis riwayat dari Salman Al Farisi. Rasulullah SAW pernah berkhutbah kepada kami saat hari terakhir bulan Sya’ban.

فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ،

Beliau berkata, wahai para manusia, kalian telah dinaungi bulan agung, bulan yang diberkahi, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.

Di bulan Ramadhan, ada Lailatul Qadar, orang yang beribadah di dalamnya lebih baik dari pada ibadah 1.000 bulan. Ini termasuk keistimewaan umat Baginda Nabi Muhammad SAW. Umur mereka terbatas namun kemampuan mereka jauh melampaui umurnya. Satu malam beribadah pada malam itu lebih baik dari pada beribadah 83 tahun.

Jika setiap umat Nabi Muhammad ini mendapati Lailatul Qadar sekali saja seumur hidupnya maka itu sudah melampaui umur mereka yang rata-rata hanya sampai 63 tahun. Bagaimana jika kita mendapati Lailatul Qadar setiap tahun? Allahummaj’alna minhu, amin ya rabbal Alamin.
 
جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْهِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ،

Allah menjadikan puasa di bulan ini sebagai kewajiban, dan malam harinya sebagai ibadah tambahan (qiyamul lail). Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah pada bulan ini (dengan melakukan kebaikan), ia seperti melakukan ibadah wajib pada bulan selain Ramadhan. Dan barangsiapa melakukan ibadah wajib pada bulan ini seperti melaksanakan 70 kali ibadah pada bulan selain Ramadhan.

Andai saja ada orang yang sehari digaji 70 kali lipat dari hari lainnya, bagaimana semangatnya? Meski sakit, ia akan tetap berusaha menjalankan kerja itu. Sebagai contoh, seorang hansip ditawari gaji jenderal. Apakah ia akan menyia-nyiakan?

وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ

Ramadhan adalah bulan sabar, dimana sabar pahalanya adalah surga.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan, Rasulullah bersabda jika ada orang yang berpuasa dikata-katai, katakanlah “Inni shoimun” saya berpuasa. Ulama mengatakan, menampakkan puasa seperti ini sunnah, supaya yang puasa sadar kalau ia puasa harus sabar, dan yang melawan juga sadar, bahwa ia tak baik melawan orang yang sedang berpuasa.

وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ

Bulan Ramadhan adalah bulan peduli.

Pada bulan ini kita secara pribadi harus memperhatikan saudara dan tetangga kita. Bagi pemerintah juga harus memperhatikan rakyatnya. Kita jangan sampai menutup mata dan cuek dengan keadaan sekitar.

وَشَهْرٌ يُزَادُ فِيْ رِزْقِ الْمُؤْمِنِ

Bulan dimana rejeki orang mukmin ditambahi oleh Allah Ta’ala.

Rejeki itu dibagi dua. Rejeki yang tampak dan tidak tampak. Rejeki yang tidak tampak adalah perasaan nyaman, tentram dan bahagia. Jika ada orang di bulan Ramadhan dipenuhi kegelisahan, perlu dipertanyakan kekuatan imannya.

مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ لَهُ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتَهِ مِنَ النَّارِ، وكَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ

Barangsiapa di bulan ini memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa, akan menjadikan ampunan bagi dosa sang pemberi, pembebas antara ia dan neraka, dan ia mendapat pahala seperti orang puasa yang ia beri buka puasa tanpa mengurangi pahala orang yang diberi makan buka puasa sama sekali.

Keuntungan memberi menu makanan buka puasa ada tiga: pertama, dosa diampuni; kedua, bebas dari api neraka; ketiga, pahalanya sama dengan orang yang diberi makan buka puasa. Bagaimana jika yang diberi makan ini sebanyak 100 orang?

قُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى مَذَقَّةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةً مِنْ مَاءٍ،

Kami berkata kepada Rasulullah, Ya Rasulullah, tak semua dari kita mampu memberi makanan orang yang berbuka puasa. Lalu Rasul SAW menjawab “Allah memberi pahala ini kepada setiap orang yang memberi menu orang yang berbuka meskipun sehisap susu, atau satu buah kurma atau seceguk air minum saja.

وَمَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلُ الْجَنَّةَ،

Barangsiapa memberi makan (buka) hingga kenyang kepada orang yang berpuasa, Allah akan memberikan ia minuman dari danauku, sebuah minuman yang bagi para peminumnya tak akan kehausan selamanya sampai ia masuk surga kelak.

 وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Ramadhan bagian awal adalah rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.

مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ 

Barangsiapa meringankan budaknya dari pekerjaannya, Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

Artinya, jika punya pegawai, di bulan ini silahkan diringankan pekerjaannya, dipangkas jadwal kerjanya supaya mereka bisa lebih banyak menghabiskan waktunya beribadah.

زَادَ هَمَامٌ فِيْ رِوَايَتِهِ : فَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، خَصْلَتَانِ تَرْضَوْنَ بِهَا رَبُّكُمْ، وَخَصْلَتَانِ لاَ غِنًى لَكُمْ عَنْهُمَا،

Maka, perbanyaklah 4 hal di dalam bulan ini. Dua hal akan menyebabkan kalian mendapat ridla Allah dan dua hal lain kalian pasti akan membutuhkannya.

فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهَا رَبُّكُمْ : فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لاَ غِنًى لَكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ »

Dua hal yang bisa menjadikan kalian mendapat ridla Allah adalah membaca syahadat dan membaca istighfar. Sedangkan dua perkara yang kalian selau memerlukannya adalah kalian mintalah surga dan mintalah perlindungan Allah dari api neraka.

Empat hal ini sangat perlu dibaca oleh orang yang berpuasa:

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ اَسْتَغْفِرُ اللهَ، نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

Semoga kita selalu diberi pertolongan oleh Allah sehingga bisa menjalankan puasa dan ibadah Ramadhan dengan baik. Amin ya Rabbal alamin.

 
Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
مَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر.
(Mundzir)