Ramadhan

Kultum: Menjaga Semangat Ramadhan untuk Setahun ke Depan

Ahad, 17 Maret 2024 | 03:00 WIB

Kultum: Menjaga Semangat Ramadhan untuk Setahun ke Depan

Ilustrasi bulan Ramadhan. (Foto: NU Online)

Puasa Ramadhan adalah salah satu momen yang paling dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan suci ini bukan hanya menjadi waktu untuk menahan lapar dan dahaga melalui puasa dan juga menahan hawa nafsu yang membatalkannya, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri secara spiritual dan moral. 

 

Pada bulan Ramadhan kita ditempa untuk menjadi pribadi yang berkualitas lahir dan batin melalui sebuah semangat ibadah yang tumbuh yakni ibadah puasa dan berbagai ibadah-ibadah lainnya. Bulan Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali misi utama diciptakannya kita ke dunia ini yakni untuk beribadah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (QS Ad-Dzariyat: 56)

 

Namun, setelah Ramadhan berlalu, seringkali semangat dan amalan baik yang dilakukan selama bulan ini meredup begitu saja. Oleh karena itu, dalam kultum kali ini, mari kita kupas bersama bagaimana kita dapat menjaga semangat Ramadhan yang hanya satu bulan untuk semangat sepanjang tahun dengan mengamalkan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pertama, Ramadhan mengajarkan kita tentang kesabaran. Menahan lapar dan haus serta hawa nafsu sepanjang hari tidak hanya menguji fisik, tetapi juga melatih jiwa untuk bersabar dalam menghadapi segala cobaan. Oleh karena itu, mari kita terapkan nilai kesabaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi tantangan berbagai aktivitas kehidupan pribadi, bersabar adalah kunci untuk tetap tenang dan melewati setiap ujian dengan kemantapan hati.

 

Selanjutnya, Ramadhan juga memberikan pelajaran tentang solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Selama bulan Ramadhan ini, kita dilatih untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Kita memberikan sedekah dengan tulus dan berusaha membantu orang-orang yang membutuhkan. Nilai ini harus kita pertahankan setelah Ramadhan berakhir. Mari kita jadikan kepedulian terhadap sesama sebagai gaya hidup kita, sehingga kebaikan yang dimulai selama bulan suci ini dapat terus berlanjut sepanjang tahun.

 

Selain itu, Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Saat kita merasakan lapar dan haus, kita menjadi lebih menyadari betapa beruntungnya kita dibandingkan dengan orang lain yang mungkin tidak memiliki makanan yang cukup. Mari kita terus bersyukur dalam kehidupan sehari-hari, tanpa harus menunggu bulan Ramadhan tiba. Dengan mensyukuri setiap nikmat, kita dapat hidup dengan lebih bahagia dan penuh rasa syukur. Di antara upaya syukur adalah dengan berbagai dengan sesama.

 

Upaya ini juga merupakan wujud syukur kita pada Allah dan juga kepada sesama manusia. Rasulullah bersabda dalam haditsnya:

 

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

 

Artinya: “Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.” (HR. Abu Dawud)

 

Ramadhan juga mengajarkan kita tentang pengendalian diri, terutama dalam hal menahan diri dari perilaku buruk dan godaan yang dapat merusak amalan puasa. Setelah Ramadhan, mari kita terapkan kendali diri ini dalam menghadapi godaan sehari-hari, baik itu dalam hal makanan, ucapan, maupun tindakan. Dengan mengendalikan diri, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih terarah menuju kebaikan.

 

Selanjutnya, Ramadhan memberikan pelajaran tentang ketekunan dalam beribadah. Selama bulan ini, kita meningkatkan frekuensi ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Setelah Ramadhan, mari kita tetap tekun dalam menjalankan ibadah harian, seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an. Dengan mempertahankan ketekunan ini, kita dapat memperkuat hubungan spiritual kita dan menjadikan ibadah sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

 

Terakhir, Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Al-Qur'an. Selama bulan ini, kita berusaha memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran suci yang terkandung dalam Al-Qur'an. Setelah Ramadhan, mari kita terus membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup yang senantiasa membimbing kita dalam setiap langkah.

 

Dengan mengamalkan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjaga semangat Ramadhan sepanjang tahun. Mari jadikan bulan suci ini sebagai awal perubahan positif dalam diri kita, dan mari kita pertahankan dan tingkatkan kebaikan serta semangat yang telah kita tanamkan selama Ramadhan. Dengan upaya ini, mudah-mudahan kita akan terus menjadi baik seiring dengan berjalannya waktu. Rasulullah bersabda:

 

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ   

 

Artinya, “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Dan, barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim).

 

Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita dalam menjalankan kehidupan yang penuh berkah dan rahmat. Amin.

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Pringsewu, Lampung