Kultum Ramadhan: Tolonglah Saudaramu, Maka Allah akan Menolongmu
NU Online · Kamis, 27 Maret 2025 | 04:00 WIB
Ajie Najmuddin
Kolomnis
Dalam ilmu sosiologi, manusia dapat disebut sebagai makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia dikaruniai unsur jasmani dan rohani, serta memiliki ciri khas dengan corak kepribadiannya sendiri. Sedangkan, sebagai makhluk sosial, keberadaan manusia tidak dapat lepas antara satu dengan yang lain atau saling membutuhkan.
Oleh karena itu, dengan kodrat tersebut, di dalam agama Islam kita juga diajarkan untuk saling menolong satu sama lain, terlebih dalam hal kebaikan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya, "Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya." (QS Al-Maidah ayat 2)
Demikianlah, perintah tolong-menolong berkaitan erat dengan ketakwaan. Imam Asy-Sya’rawi dalam Khawathirusy Sya’rawi, juz 5, halaman 2907 menjelaskan bahwa hal tolong menolong ini merupakan perkara yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan dunia. Selain itu juga harus dilakukan pada aspek kebaikan.
Maka, sudah semestinya kita hidup berdampingan dan saling peduli satu sama lain. Apabila ada orang lain yang mengalami kesulitan, hendaknya kita ikut membantu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita.
Semisal, sebagai seorang ahli ilmu, maka hendaknya ia membantu orang lain dengan ilmu yang dimilikinya. Mengajarkan ilmu kepada orang yang ada di sekitarnya. Kemudian, jika diberikan kelebihan rezeki, dapat pula kita menolong saudara atau tetangga kita yang tengah kesusahan, dengan bantuan harta benda yang kita miliki.
Apabila kita tidak memiliki keduanya, setidaknya kita masih memiliki anggota badan atau tenaga, yang dapat kita pergunakan untuk menolong orang lain. Dalam kitab Syu'abul man dijelaskan perbuatan tolong-menolong ini menjadi salah satu dari cabang-cabang iman.
Terlebih apabila kita memiliki kelebihan atau kekuasaan untuk memberikan pertolongan. Sebab Allah Ta’ala akan meminta pertanggungjawaban seseorang atas kedudukan dan harta yg telah di karuniakan kepadanya.
Di dalam kitab Risalatul Mu'awanah (hal 138), Syekh Abdullah bin Alawi Al Haddad menjelaskan agar kita selalu menggembirakan dan membahagiakan hati orang-orang mukmin dengan cara apapun tanpa adanya unsur dosa di dalamnya. Beliau menjelaskan:
(وَعَلَيْكَ) بِالشَّفَاعَةِ لِكُلِّ مَنْ سَأَلَكَ أَنْ تَشْفَعَ لَهُ فِي حَاجَةٍ إِلَى مَنْ لَكَ عِنْدَهُ جَاهٌ؛ فَإِنَّ اللَّهَ يَسْأَلُ الْعَبْدَ عَنْ جَاهِهِ كَمَا يَسْأَلُهُ عَنْ مَالِهِ
Artinya, "Hendaklah engkau memberi syafaat (pertolongan) kepada setiap orang yang memintamu untuk menolongnya dalam suatu keperluan kepada seseorang yang engkau memiliki kedudukan di sisinya. Sebab, Allah akan menanyai seorang hamba tentang kedudukannya sebagaimana Dia menanyainya tentang hartanya."
Jangan ragu untuk mengulurkan tangan dan membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan, terutama dalam urusan dengan orang lain. Selain itu, agar kita semakin bersemangat dalam tolong-menolong, perlu kita sadari bahwa Allah dan Nabi Muhammad SAW sangat mengapresiasi perbuatan mulia ini. Terlebih lagi, jika pertolongan tersebut berkaitan dengan agama-Nya. Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS Muhammad ayat 7)
Sedangkan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim diterangkan:
وَاللّٰهُ فِي عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
Artinya, "Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba selalu menolong saudaranya." (HR Muslim).
Kemudian Nabi Muhammad saw juga menegaskan orang yang yang gemar menolong atau bermanfaat untuk sesama, maka ia akan dicintai oleh Allah. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ath-Thabrani dalam kitab al-Mu’jamul Kabir, juz 12, halaman 453.
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
Artinya, "Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat kepada sesama dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang kamu bagikan kepada sesama Muslim atau kamu gunakan untuk meringankan kesulitannya atau melunasi hutangnya atau membebaskannya dari rasa lapar. Sesungguhnya aku lebih menyukai untuk berjalan bersama (menolong) saudaraku yang membutuhkan bantuan dari pada beritikaf di masjid ini, yaitu masjid Madinah selama satu bulan."
Begitulah, manfaat tolong-menolong ini ternyata tidak hanya berdampak kepada orang yang ditolong, yang mendapatkan bantuan kebaikan. Akan tetapi juga kepada orang yang menolong, dia mendapatkan balasan pahala yang besar dan bahkan mendapatkan predikat yang istimewa dari Allah dan Nabi Muhammad.
Maka, di Bulan Ramadhan ini kita jadikan momen yang tepat untuk menambah kebaikan kita, dengan menolong sesama. Terlebih kepada mereka yang tengah mengalami kesulitan. Harapannya, agar kita kelak kita sendiri juga mendapatkan pertolongan pula ketika di Hari Akhir nanti. Sebagaimana sabda Nabi saw:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ
Artinya, "Siapa pun yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat," (HR Muslim).
Semoga kita dijadikan Allah sebagai orang yang memiliki hati dan laku untuk saling menolong. Dan kita dimudahkan dalam setiap langkah kebaikan yang kita lakukan. Amin ya Rabbal Alamin.
Ustadz Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
3
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua