Ramadhan

Kultum Ramadhan: Lebur Dosa untuk Gapai Ampunan Allah

Sel, 12 Maret 2024 | 16:00 WIB

Kultum Ramadhan: Lebur Dosa untuk Gapai Ampunan Allah

Kultum Ramadhan Gapai Ampunan Allah. (Foto: NU Online/Freepik)

Bulan Ramadhan adalah bulan mulia dan istimewa khususnya bagi umat Islam. Pada bulan ini, pintu taubat terbuka lebar dan pahala dilipatgandakan. Ramadhan bagaikan kesempatan emas bagi umat islam untuk bertobat, menggapai maghfirah dan menebus dosa-dosa yang telah diperbuat dengan melakukan ketaatan secara totalitas. 


Sejatinya, meminta ampunan atau bertobat tidak harus menunggu bulan Ramadhan datang. Bertobat harus dilakukan sesegera mungkin setelah kita melakukan dosa. Sebagai manusia biasa, tentu setiap harinya kita tidak luput dari perbuatan dosa. Maka sudah seharusnya setiap hari kita harus meminta ampunan dan bertobat kepada Allah. 


Nabi Muhammad saw saja yang jelas-jelas maksum, dalam hadits dikatakan setiap harinya bertobat kepada Allah sebanyak 100 kali. Bagaimana dengan kita yang hanya manusia biasa penuh dengan kelalaian?


Nabi Bersabda: 


ياأيها الناس توبوا إلى الله واستغفروه فإني أتوب في اليوم مائة مرة


Artinnya: "Wahai sekalian manusia, bertobatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampunan-Nya, sesungguhnya aku bertobat dalam sehari sebanyak 100 kali". (HR. Muslim).


Pengampuan dosa pada bulan Ramadhan disebutkan secara khusus dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: 


الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ 


Artinya: "Diantara shalat lima waktu, hari Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, itu menjadi penghapus (dari dosa-dosa) yang dilakukan diantara waktu tersebut sekiranya dosa-dosa besar dapat dihindari" (HR. Muslim).


Terkait hadits ini, Imam Nawawi (w.676 H) dalam kitabnya, Syarhun Nawawi ala Muslim mengatakan bahwa penghapusan dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya artinya adalah bahwa seluruh dosa akan diampuni atau mendapat maghfirah kecuali dosa-dosa besar. 


Menurut Qodhi Iyadh sebagaimana dikutip Imam Nawawi berkata: "Yang telah disebutkan dalam hadits ini, berupa diampuninya dosa-dosa selama bukan dosa besar. Hal ini adalah madzhab Ahlusunnah, bahwa dosa-dosa besar hanya akan dihapuskan dengan tobat atau mendapat rahmat dan fadhlnya Allah". (Muhyiddin Yahya ibn Syarof An Nawawi, Syarhun Nawawi Ala Muslim, [Bairut, Ihya' Turats: 1392 H] juz III, halaman 112). 


Sedangkan menurut Ibnu Hajar sebagaimana dikutip Syekh Sayyid Abdullah al-Ghumari (wafat 1992 M), penghapusan dosa-dosa yang disebutkan dalam hadits ini adalah bagi orang yang mempunyai dosa-dosa besar dan kecil. Sedangkan bagi orang yang hanya memiliki dosa besar maka dosanya akan diringankan sebesar kadar dosanya pelaku dosa kecil. Adapun seorang yang tidak memiliki dosa besar ataupun kecil maka pahala kebaikannya akan ditambahi. (Abdullah bin Muhammad bin ash-Shiddiq al-Ghumari, Ghayatul Ihsan Fi Fadhli Zakatil Fitri Wa Fadli Ramadhan, [Bairut, Alimul Kutub: tt], halaman 22).


Tentu, agar dapat menggapai ampunan Allah pada bulan Ramadhan harus dibarengi ketaatan dengan melakukan puasa, qiyamul lail dan ketaatan-ketaatan lain dengan penuh keimanan, keikhlasan serta semata-mata hanya mengharap rida Allah sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah: 


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ  مِنْ  ذَنْبِهِ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa shalat di malam lailatul qadr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu." [HR. Bukhari dan Muslim]


Perlu kita sadari, kesempatan ini tidak akan didapatkan pada bulan-bulan lain selain bulan Ramadhan. Oleh karena itu, akan sangat merugi orang-orang yang tidak memanfaatkan kesempatan emas ini, menemui bulan Ramadhan namun ia tidak dapat menggapai ampunan Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits, malaikat Jibril berkata dan Nabi mengamininya: 


يا محمد! من أدرك شهر رمضان فمات، ولم يغفر له، فأدخل النار فأبعده الله، قل: آمين، فقال: آمين


Artinya: "Wahai Muhammad!, barangsiapa yang menjumpai bulan Ramadhan kemudian ia meninggal, hal itu tidak menyebabkan ia diampuni dan ia dimasukkan neraka, Semoga Allah melaknatnya." Malaikat Jibril berkata: Katakan Muhammad amin. Nabi pun berkata, "Amin". (HR. At-Thabrani).


Walhasil, hendaknya kita dalam setiap waktu harus selalu bertobat kepada Allah. Sedangkan bertobat untuk mengapai ampunan Allah agar dosa-dosa dilebur adalah dengan melakukan kebaikan dan ketaatan. Jika kita menyia-nyiakan kesempatan ini, maka sungguh-sungguh kita adalah orang yang merugi. Wallahu a'lam bisshawab.


Ustadz Muhamad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo