Ramadhan

Kultum Ramadhan: Puasa dan Menahan Diri dari Penggunaan Sampah Plastik

Sel, 26 Maret 2024 | 03:00 WIB

Kultum Ramadhan: Puasa dan Menahan Diri dari Penggunaan Sampah Plastik

Ilustrasi sampah plastik. (Foto: NU Online/Freepik)

Puasa adalah sebuah ibadah yang tidak hanya melibatkan dalam menahan diri dari makan dan minum selama waktu tertentu, tetapi juga mencakup pengendalian diri dari perilaku buruk dan dapat mengurangi pahala puasa. 

 

Sebagaimana yang kita ketahui, pada bulan puasa penjualan makanan pembuka atau takjil sangat tinggi. Sayangnya tingginya angka pemasaran takjil diiringi dengan sampah plastik yang berpotensi dibuang secara sembarangan tidak pada tempatnya.

 

Padahal menjaga lingkungan dari sampah plastik juga merupakan bagian dari perbuatan yang menyempurnakan amalan puasa. Dalam artian, apabila ketika berpuasa kita melakukan tindakan pencemaran lingkungan, semisal membuang sampah plastik, maka boleh jadi puasa kita kurang sempurna.

 

Dengan menjaga lingkungan dari sampah plastik, maka otomatis kita telah mengamalkan ajaran kebersihan yang telah dianjurkan oleh Islam melalui lisan Rasulullah saw. Dalam satu hadits disebutkan:

 

تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ 

Artinya: "Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta'ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih". (HR Ath-Thabrani).

 

Dalam riwayat lain, Imam at-Tirmidzi dalam Sunan-nya mencantumkan sabda Rasulullah yang berbunyi:

 

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ فَنَظِّفُوا

Artinya: “Sesungguhnya Allah Maha Baik, dan menyukai kepada yang baik, Maha Bersih dan menyukai kepada yang bersih, Maha Pemurah, dan menyukai kemurahan, dan Maha Mulia dan menyukai kemuliaan, karena itu bersihkanlah diri kalian.” (HR. At-Tirmizi).

 

Hadits di atas meskipun tidak secara langsung menyebutkan larangan terhadap pencemaran lingkungan akibat sampah plastik, akan tetapi secara global mengandung arahan supaya kita menjaga kebersihan, dan yang paling relevan saat ini adalah menghindari penggunaan sampah plastik.

 

Di zaman modern ini, penggunaan plastik telah menjadi masalah serius yang mengancam lingkungan kita. Setiap hari, jutaan ton sampah plastik dibuang ke laut, menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan membahayakan kehidupan satwa laut. Selain itu, plastik juga meracuni tanah dan air, menciptakan dampak negatif yang mendalam bagi kehidupan makhluk hidup. 

 

Dalam Al-Qur'an Surah Ar-Rum ayat 41 Allah berfirman,

 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ 

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Rum: 41).

 

Sebagai umat muslim yang menjalankan ibadah puasa, kita diberikan kesempatan untuk merenungkan perilaku kita dalam menggunakan plastik. Kita dapat memulai dengan mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, botol air minum plastik, dan barang-barang plastik lainnya yang hanya digunakan sekali lalu dibuang. 

 

Sebagai gantinya, kita bisa menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan, seperti botol air minum stainless steel atau kantong belanja kain yang bisa digunakan berulang kali. Dengan memanfaatkan kesempatan puasa ini untuk mengubah perilaku kita dalam menggunakan plastik, kita dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian alam yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Semoga puasa kita kali ini menjadi langkah awal menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Aamiin.

 

Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darussunnah Jakarta.