Syariah

5 Rukun Umrah yang Tidak Boleh Ditinggalkan

Rab, 17 April 2024 | 06:30 WIB

5 Rukun Umrah yang Tidak Boleh Ditinggalkan

Rukun umrah yang tidak boleh ditinggalkan, nomor 3 bisa dilakukana dengan kursi roda dalam kondisi tertentu. (freepik).

Ibadah umrah dalam rangkaian ibadah haji merupakan ibadah wajib yang agung sebagaimana ibadah haji itu sendiri. Pelaksanaan ibadah umrah hampir sama dengan pelaksanaan ibadah haji. Hanya saja, pada ibadah umrah ini semua rukun ada minus wukuf di Arafah.
 

قوله: وغير وقوف من الأركان الستة) أي وهو: النية، والطواف، والسعي، والحلق، والترتيب (قوله: أركان العمرة) خبر المبتدأ، وهو لفظ غير (قوله: لشمول الأدلة إلخ) يعني أن الأدلة التي استدل بها على وجوب النية والطواف والسعي في الحج، تدل أيضا على وجوبها في العمرة، فهي ليست قاصرة على الحج
 

Artinya, (Enam rukun haji selain wukuf) yaitu niat [ihram], tawaf, sa’i, [cukur] tahallul, dan tertib, (adalah rukun umrah) merupakan khabar mubtada dari kata ‘ghayru.’ (Karena mencakup dalil-dalilnya), yakni dalil-dalil yang menjadi dasar atas kewajiban niat, tawaf, dan sa’i dalam ibadah haji juga menjadi dalil atas kewajiban pelaksanaan rukun tersebut pada ibadah umrah. Jadi, dalil [pelaksanaan rukun] tersebut tidak terbatas untuk haji saja,” (Sayyid Bakri Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr:], juz II, halaman 331).
 

Ibadah umrah memiliki rukun atau bagian-bagian yang pelaksanaannya tidak dapat ditinggalkan. Rukun-rukun umrah wajib dilaksanakan tanpa kecuali. Bila salah satu rukun umrah tidak dilaksanakan, ibadah umrahnya tidak sah. Rukun umrah ini tidak dapat ditinggalkan meski sebagiannya dan digantikan dengan dam.
 

Adapun berikut ini lima rukun umrah yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji.
 

1. Ihram

Ihram dalam umrah sejenis dengan takbiratul ihram dalam shalat. Ihram menandai masuknya seseorang dalam rangkaian manasik dengan niat umrah di dalam hati. Jamaah dianjurkan melafalkan niat ihram umrah secara lisannya.
 

Sebelum niat tentu saja, jamaah haji harus menyiapkan diri atas konsekuensi ihram. Jamaah haji dianjurkan mandi dan sudah mengenakan pakaian ihram terlebih dahulu sebelum niat ihram. Jamaah haji sudah harus segera meninggalkan larangan ihram setelah niat ihram.
 

2. Tawaf

Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dalam keadaan suci yang diawali dari arah Hajar Aswad. Jamaah dianjurkan untuk membaca talbiyah ketika tawaf.
 

وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
 

Artinya, “Hendaklah mereka mengelilingi rumah lama (Ka’bah).” (QS Al-Haji: 29).
 

3. Sa’i

Sa’i adalah jalan kaki antara Shafa dan Marwah. Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali dengan perhitungan yaitu: jalan dari Shafa ke Marwah dihitung sekali dan jalan dari Marwah ke Shafa dihitung sekali.
 

Jalan pertama wajib dimulai dari Shafa ke Marwah. Jika sa’i dimulai dari Marwah ke Shafa, maka jalan pertama tidak dihitung. Sa’i harus dilaksanakan dengan 7 kali dengan hitungan yang meyakinkan. Sa’i tidak boleh kurang dari 7 kali.
 

Sa’i dapat dilaksanakan dengan jalan kaki. Tetapi bagi lansia dan mereka yang memiliki uzur, sa’i dapat dilaksanakan dengan bantuan kursi roda.
 

اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا 
 

Artinya, “Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya.” (QS Al-Baqarah: 158).
 

4. Tahallul

Tahallul dilakukan dengan cara mencukur atau menggunting rambut. Minimal mencukur 3 lembar rambut. Sedangkan afdalnya, jamaah haji mencukur secara merata rambutnya untuk tahallul umrah.
 

مُحَلِّقِيْنَ رُءُوْسَكُمْ وَمُقَصِّرِيْنَۙ 
 

Artinya, “(Jika Allah menghendaki dalam keadaan aman), dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya,” (QS Al-Fatah: 26).
 

5. Tertib

Rukun umrah ini harus dilaksanakan secara berurutan. Hal ini ditarik dari tata cara dan anjuran dari praktik umrah Nabi Muhammad saw.
 

خُذُوْا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ
 

Artinya, “Ambillah dariku perihal tata cara manasik [haji dan umrah] kamu.” (HR Muslim, An-Nasai, dan Ahmad)

 

Demikian keterangan yang dapat kami sampaikan. Semoga keterangan ini dapat dipahami dengan baik. Wallahu a’lam.

 

Ustadz Alhafiz Kurniawan, Redaktur Keislaman NU Online