Syariah

Kaidah Menandai Lailatul Qadar Menurut Imam al-Ghazali

NU Online  ยท  Senin, 13 Agustus 2012 | 01:36 WIB

Rasulullah Muhammadย shallallahu alaihi wasallamย adalah teladan kita dalam melaksanakan ibadah. Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak ibadah pada bulan Ramadhan, antara lain dengan memperbayak sedekah, membaca Al-Quran, dan iโ€™tikaf.

Hal ini karena di antara keutamaan waktu di bulan Ramadhan adalah adanya pelipatgandaan pahala, dan termudahkannya beramal kebaikan. Anjuran banyak melakukan ibadah ini lebih ditekankan lagi ketika memasuki sepuluh akhir Ramadhan.ย 

Rasulullah menganjurkan umatnya untuk mengharap dianugerahi Lailatul Qadar pada bulan yang sepuluh pertamanya adalah rahmat, sepuluh keduanya adalah ampunan, dan sepuluh akhirnya adalah bebas dari neraka ini. Walaupun, hakikatnya memang tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan terjadinya Lailatul Qadar kecuali Allahย โ€˜azza wajalla. Hanya saja, Rasulullahย shallallahu โ€˜alaihi wasallamย mengisyaratkan dalam sabdanya:

ุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽูˆู’ุง ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ู‚ุฏุฑ ููŠ ุงู„ุนุดุฑ ุงู„ุฃูˆุงุฎุฑ ู…ู† ุฑู…ุถุงู†

โ€œCarilah Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. โ€ (Muttafaqun โ€˜alaihi dari Aisyahย radliyallahu โ€˜anha)

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, dari Aisyahย radliyallahu anha, ia berkata:

ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ ุฅูุฐูŽุง ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุงู„ุนูŽุดู’ุฑู ุดูŽุฏู‘ูŽ ู…ูุฆู’ุฒูŽุฑูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุญู’ูŠูŽุง ู„ูŽูŠู’ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽูŠู’ู‚ูŽุธูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽู‡ู {ู‡ุฐุง ู„ูุธ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ}

โ€œBila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullahย shallallahu alaihi wasallamย mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli isterinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.โ€ Demikian menurut lafadz Al-Bukhari.

Dalam riwayat lain, Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyahย radliyallahu anha:

ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูŠูŽุฌู’ุชูŽู‡ูุฏู ูููŠู’ ุงู„ุนูŽุดู’ุฑู ุงู„ุฃูŽูˆูŽุงุฎูุฑู ู…ูŽุงู„ุงูŽ ูŠูŽุฌู’ุชูŽู‡ูุฏู ูููŠู’ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูย 

โ€œRasulullahย shallallahu 'alaihi wasallamย bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya.โ€ (HR Muslim)

Dalam shahihain disebutkan, dari Aisyahย radliyallahu 'anha:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุนู’ุชูŽูƒููู ุงู„ุนูŽุดู’ุฑูŽ ุงู„ุฃูŽูˆูŽุงุฎูุฑูŽ ู…ูู†ู’ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽูˆูŽูู‘ูŽุงู‡ู ุงู„ู„ู‡ย 

โ€œBahwasanya Nabiย shallallahu 'alaihi wasallamย senantiasa beriโ€™tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkan beliau.โ€

Lebih khusus lagi, adalah malam-malam ganjil sebagaimana sabda beliau:

ุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽูˆู’ุง ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุฏู’ุฑููููŠ ุงู„ู’ูˆูุชู’ุฑูู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุดู’ุฑูุงู„ู’ุฃูŽูˆูŽุงุฎูุฑูู…ูู†ู’ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ

โ€œCarilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan)โ€. (HR. Al-Bukhari dari Aisyahย radliyallahu โ€˜anha)

Dan lebih khusus lagi adalah malam-malam ganjil pada rentang tujuh hari terakhir dari bulan tersebut. Beberapa shahabat Nabi pernah bermimpi bahwa Lailatul Qadar tiba di tujuh hari terakhir. Maka Rasulullah bersabda:

ุฃูŽุฑูŽู‰ ุฑูุคู’ูŠูŽุงูƒูู…ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุชูŽูˆูŽุงุทูŽุฃูŽุชู’ ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽุจู’ุนู ุงู„ู’ุฃูŽูˆูŽุงุฎูุฑู ููŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูุชูŽุญูŽุฑู‘ููŠู‡ูŽุง ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽู‡ูŽุง ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽุจู’ุนู ุงู„ู’ุฃูŽูˆูŽุงุฎูุฑู

โ€œAku juga bermimpi sama sebagaimana mimpi kalian bahwa Lailatul Qadar pada tujuh hari terakhir, barangsiapa yang berupaya untuk mencarinya, maka hendaknya dia mencarinya pada tujuh hari terakhir. โ€ (muttafaqun โ€˜alaihi dari Ibnu โ€˜Umarย radhiyallahu โ€˜anhuma)

Dalam riwayat Muslim dengan lafazh:

ุงู„ู’ุชูŽู…ูุณููˆู‡ูŽุง ูููŠ ุงู„ู’ุนูŽุดู’ุฑู ุงู„ู’ุฃูŽูˆูŽุงุฎูุฑู ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุฏู’ุฑู ููŽุฅูู†ู’ ุถูŽุนูููŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุฃูŽูˆู’ ุนูŽุฌูŽุฒูŽ ููŽู„ูŽุง ูŠูุบู’ู„ูŽุจูŽู†ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽุจู’ุนู ุงู„ู’ุจูŽูˆูŽุงู‚ููŠ

โ€œCarilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terlewatkan tujuh hari yang tersisa dari bulan Ramadhan. โ€ (HR. Muslim dari Ibnu โ€˜Umarย radliyallahu โ€˜anhuma)

Yang lebih khusus lagi adalah malam 27 sebagaimana sabda Nabi tentang Lailatul Qadar:

ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุณูŽุจู’ุน ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู’ู†ูŽ

โ€œ(Dia adalah) malam ke-27. โ€ (HR. Abu Dawud, dari Muโ€™awiyah bin Abi Sufyanย radliyallahu โ€˜anhuma,ย dalam Shahih Sunan Abi Dawud. Sahabat Ubay bin Kaโ€™b radhiyallahu โ€˜anhu menegaskan:

ูˆุงู„ู„ู‡ ุฅู†ูŠ ู„ุฃุนู„ู…ู‡ุง ูˆุฃูƒุซุฑ ุนู„ู…ูŠ ู‡ูŠ ุงู„ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ุชูŠ ุฃู…ุฑู†ุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุจู‚ูŠุงู…ู‡ุง ู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุณุจุน ูˆุนุดุฑูŠู†

Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullahย shallallahu โ€˜alaihi wasallamย memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27. (HR. Muslim)

Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh akhir Ramadhan, terutama pada malam tanggal ganjil.

Dalam hadits Abu Dzar disebutkan:

ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู…ูŽ ุจูู‡ูู…ู’ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซู ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุฎูŽู…ู’ุณู ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุณูŽุจู’ุนู ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุฏูŽุนูŽุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู†ูุณูŽุงุกูŽู‡ู ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุณูŽุจู’ุนู ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู’ู†ูŽ ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู‹ย 

โ€œBahwasanya Rasulullah melakukan shalat bersama mereka (para sahabat) pada malam dua puluh tiga (23), dua puluh lima (25), dan dua puluh tujuh (27) dan disebutkan bahwasanya beliau mengajak salat keluarga dan isteri-isterinya pada malam dua puluh tujuh (27).โ€

Para ulama kemudian berusaha meneliti pengalaman mereka dalam menemukan Lailatul Qadar. Menurut keterangan Fathul Qarib, Hasyiah Al-Bajury, dan Fathul Muin beserta Ianatut Thalibin, Imam Syafii menyatakan bahwa Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh akhir Ramadhan, lebih-lebih pada malam ganjilnya, dan yang paling diharapkan adalah pada malam 21, atau 23 Ramadhan.ย 

Di antara ulama yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu adalah Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450 H- 505 H) dan Imam Abul Hasan as Syadzili. Bahkan dinyatakan bahwa Syekh Abu Hasan semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuai dengan kaidah ini.

Menurut Imam Al-Ghazali dan juga ulama lainnya, sebagaimana disebut dalam Iโ€™anatut Thalibin juz 2, hal. 257, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadan:

ู‚ุงู„ ุงู„ุบุฒุงู„ูŠ ูˆุบูŠุฑู‡ ุฅู†ู‡ุง ุชุนู„ู… ููŠู‡ ุจุงู„ูŠูˆู… ุงู„ุฃูˆู„ ู…ู† ุงู„ุดู‡ุฑ
ย ูุฅู† ูƒุงู† ุฃูˆู„ู‡ ูŠูˆู… ุงู„ุฃุญุฏ ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุฃุฑุจุนุงุก ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุชุณุน ูˆุนุดุฑูŠู†ย 
ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุงุซู†ูŠู† ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุฅุญุฏู‰ ูˆุนุดุฑูŠู†ย 
ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุซู„ุงุซุงุก ุฃูˆ ุงู„ุฌู…ุนุฉ ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุณุจุน ูˆุนุดุฑูŠู†ย 
ุฃูˆ ุงู„ุฎู…ูŠุณ ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุฎู…ุณ ูˆุนุดุฑูŠู†ย 
ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุณุจุช ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุซู„ุงุซ ูˆุนุดุฑูŠู†ย 
ู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุงู„ุญุณู† ูˆู…ู†ุฐ ุจู„ุบุช ุณู† ุงู„ุฑุฌุงู„ ู…ุง ูุงุชุชู†ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ู‚ุฏุฑ ุจู‡ุฐู‡ ุงู„ู‚ุงุนุฏุฉ ุงู„ู…ุฐูƒูˆุฑุฉ

1. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29

2. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21

3. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27

4. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25

5. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23

Syekh Abul Hasan As-Syadzili berkata:

โ€œSemenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah melesat dengan jadwal atau qaedah tersebut."

Kaidah ini sesuai dengan keterangan dalam Hasyiah al-Jamal, hal. 480:

ูƒู…ุง ุงุฎุชุงุฑู‡ ุงู„ุบุฒุงู„ูŠ ูˆุบูŠุฑู‡ ูˆู‚ุงู„ูˆุง ุฅู†ู‡ุง ุชุนู„ู… ููŠู‡ ุจุงู„ูŠูˆู… ุงู„ุฃูˆู„ ู…ู† ุงู„ุดู‡ุฑ ูุฅู† ูƒุงู† ุฃูˆู„ู‡ ูŠูˆู… ุงู„ุฃุญุฏ ุฃูˆ ุงู„ุฃุฑุจุนุงุก ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุชุณุน ูˆุนุดุฑูŠู† ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุงุซู†ูŠู† ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุฅุญุฏู‰ ูˆุนุดุฑูŠู† ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุซู„ุงุซุงุก ุฃูˆ ุงู„ุฌู…ุนุฉ ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุณุจุน ูˆุนุดุฑูŠู† ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุฎู…ูŠุณ ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุฎู…ุณ ูˆุนุดุฑูŠู† ุฃูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุณุจุช ูู‡ูŠ ู„ูŠู„ุฉ ุซู„ุงุซ ูˆุนุดุฑูŠู†.ย 

Berbeda, kitab penulisย Ianatut Thalibinย dalam halaman 258, danย Hasyiah al-Bajuryย dalam juz pertama halaman 304, mencantumkan kaidah lain:

ูˆุฅู†ุงุฌู…ูŠุนุง ุฅู† ู†ุตู… ูŠูˆู… ุฌู…ุนุฉ # ููู‰ ุชุงุณุน ุงู„ุนุดุฑูŠู† ุฎุฐ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ู‚ุฏุฑ
ูˆุฅู† ูƒุงู† ูŠูˆู… ุงู„ุณุจุช ุฃูˆู„ ุตูˆู…ู†ุง#ูุญุงุฏูŠ ูˆุนุดุฑูŠู† ุฅุนุชู…ุฏู‡ ุจู„ุงุนุฐุฑ
ูˆุฅู† ู‡ู„ู‘ ูŠูˆู… ุงู„ุตูˆู… ูู‰ ุฃุญุฏ # ููู‰ ุณุงุจุน ุงู„ุนุดุฑูŠู† ู…ุงุฑู…ุช ูุงุณุชู‚ุฑ
ูˆุฅู† ู‡ู„ู‘ ุจุงู„ุฅุซู†ูŠู† ูุงุนู„ู… ุจุฃู†ู‘ู‡ # ูŠูˆุงููŠูƒ ู†ูŠู„ ุงู„ูˆุตู„ ูู‰ ุชุงุณุน ุงู„ุนุดุฑู‰
ูˆูŠูˆู… ุงู„ุซู„ุงุซุงุฅู† ุจุฏุง ุงู„ุดู‡ุฑูุงุนุชู…ุฏ # ุนู„ู‰ ุฎุงู…ุณ ุงู„ุนุดุฑูŠู† ุชุญุธ ุจู‡ุง ุงู„ู‚ุฏุฑ
ูˆูู‰ ุงู„ุฃุฑุจุนุงุก ุฅู† ู‡ู„ู‘ ูŠุงู…ู† ูŠุฑูˆู…ู‡ุง # ูุฏูˆู†ูƒ ูุงุทู„ุจ ูˆุตู„ู‡ุง ุณุงุจุน ุงู„ุนุดูŠ
ูˆูŠูˆู… ุงู„ุฎู…ูŠุณ ุฅู† ุจุฏุง ุงู„ุดู‡ุฑ ูุงุฌุชู‡ุฏ # ุชูˆุงููŠูƒ ุจุนุฏ ุงู„ุนุดุฑ ูู‰ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ูˆุชุฑ

(Jika awal puasanya Jumat, maka pada malam 29, jika Sabtu maka pada malam 21, jika Ahad maka pada malam 27, jika pada Senin, maka pada malam 29, jika Selasa maka pada malam 25, jika Rabu maka pada malam 27, jika Kamis maka pada sepuluh akhir malam-malam ganjil).

Menyetujui kaidah ini, berarti malam Lailatul Qadar jatuh pada malam Ahad, 11 Agustus 2012 atau malam 23 Ramadan 1433 H, karena awal Ramadan adalah malam Sabtu, 20 Juli 2012.ย 

Kaidah ini tercantum dalam kitab-kitab para ulama termasuk dalam kitab-kitab fiqih bermadzhab Syafiโ€™i (fiqh Syafiโ€™iyyah). Rumus ini teruji dari kebiasaan para ulamaโ€™ yang telah menemui Lailatul Qadar. Demikianlah ijtihad Imam Al-Ghazali dan disetujui oleh banyak ulama sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab fiqih. Tentang hakikat kepastian kebenarannya, jawaban terbaiknya adalah wallahu โ€˜aโ€™lamย (hanya Allah yang paling tahu). Karena itu, walaupun titik pusat konsentrasiย qiyam ramadhanย dan ibadah kita boleh diarahkan sesuai dengan kaidah tersebut, hendaknya kita terus mencari malam yang penuh kemuliaan itu di malam atau tanggal apa dan mana pun, dan terutama pada malam ganjil, dan terutama pada malam-malam sepuluh akhir, dan terutama lagi pada malam ganjil di sepuluh akhir.

Yusuf Suharto,ย Alumnus Pondok Pesantren Mambaโ€™ul Maโ€™arif Denanyar, Kontributor NU Online Jombang