Syariah

Kemuliaan Masjidil Aqsa dalam Al-Quran

Sab, 4 November 2023 | 07:00 WIB

Kemuliaan Masjidil Aqsa dalam Al-Quran

Kawasan Masjidil Aqsa di Palestina. (Foto: Via BBC)

Al-Aqsa merupakan salah satu tempat yang disucikan oleh umat Islam. Masjid tersebut memiliki nilai-nilai sejarah bagi umat Islam, khususnya berkaitan dengan praktik peribadatan, di mana Al-Aqsa dahulu pernah menjadi kiblat pertama dan lokasi peristiwa Isra` Nabi Muhammad saw. 


Kemuliaan Masjid Al-Aqsa tercermin dari sabda Nabi saw yang menyatakan:


لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ، إِلَّا إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى وَمَسْجِدِي  


Artinya: “Jangan mengencangkan pelana (melakukan perjalanan jauh) kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidilharam, Masjidil Aqsa, dan Masjidku (Masjid Nabawi)," (HR Bukhari).


Selain itu, Masjid Al-Aqsa menjadi mulia sebab posisinya sebagai masjid kedua yang dibangun di muka bumi, sebagaimana penuturan Nabi saw ketika ditanya oleh Abu Dzar ra:


عَنْ أبي ذر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً وَأَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ فَصَلَّ فَهُوَ مَسْجِدُ


Artinya: “Dari Abu Dzar, ia berkata, ‘Aku pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, masjid mana yang pertama kali dibangun di bumi?' Rasulullah menjawab, ‘Masjidilharam.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian yang mana lagi?’ Beliau menjawab, ‘Masjid Al Aqsa.’ Aku bertanya lagi, 'Selang berapa lama keduanya dibangun?' Beliau menjawab, '40 tahun, namun di mana pun kamu mendapati waktu shalat, maka shalatlah, tempat itu dapat menjadi masjid bagimu.” (HR. Muslim).


Dalam Al-Quran, Masjid Al-Aqsa diposisikan dengan mulia sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa ayat. Berikut detailnya:


1. Negeri yang diberkati

Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya Ayat 81:


وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ عَاصِفَةً تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖٓ اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عٰلِمِيْنَ


Artinya: "(Kami menundukkan) pula untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Kami Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al-Anbiya [21]:81).


Negeri yang diberkati dalam ayat tersebut adalah negeri Syam, negerinya para nabi diutus dan juga disemayamkan. Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam al-Tafsir al-Munir menyebutkan:


بلاد الشام الأرض المقدسة، والتي بارك اللّه فيها بكثرة ما بعث فيها من الأنبياء، وانتشرت شرائعهم بين العالمين، كما بارك فيها بخصوبة أراضيها وكثرة أشجارها وأنهارها ، فاجتمع فيها خير الدنيا والآخرة. 


Artinya, “Syam (Palestina) adalah Tanah Suci yang telah diberkahi Allah dengan banyaknya nabi-nabi yang diutus ke sana, syariat yang mereka bawa telah menyebar ke seluruh dunia. Tanah ini dikaruniai kesuburan, pepohonan dan sungai-sungai yang melimpah, sehingga kebaikan dunia dan akhirat seolah-olah ada di dalamnya.” (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, [Beirut: Dar al-Fikr, 1418], jilid XVII, hal. 88).


Begitu juga Allah berfirman dalam surat Al-Isra' Ayat 1:


... الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ...


Artinya: "...Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya..." (QS Al-Isra [17]:1).


2. Tanah suci yang dihormati

Allah berfirman dalam surat Al-Ma'idah Ayat 21:


يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ...


Artinya: "Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis)..." (QS Al-Maidah [5]:21).


Ayat di atas memuat kisah ketika Nabi Musa as memerintahkan kaumnya untuk memasuki tanah suci Palestina. Penyebutan wilayah tersebut terkadang dipadankan dengan Baitulmaqdis atau rumah suci, bisa juga al-ardh al-muqaddasah atau Tanah Suci. 


Kala itu Nabi Musa menasihati kaumnya, beliau berkata:


يا قوم الأرض المقدسة (الطاهرة): أرض بيت المقدس، أو فلسطين، للسكنى لا للملك لأن بيت المقدس مقر الأنبياء ومسكن المؤمنين الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ أي قسمها لكم وسماها


Artinya, “Wahai penduduk Tanah Suci (Suci): Tanah Yerusalem, atau Palestina, wilayah ini (dimaksudkan) untuk menjadi tempat tinggal, bukan untuk dimiliki, karena Yerusalem adalah tempat tinggal para nabi dan orang-orang mukmin yang telah Allah takdirkan untuk kalian, tanah ini diberikan untuk kalian dan diberi nama.” (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, jilid VI, hal. 146).


Syekh Wahbah dalam penafsirannya terhadap ayat ini menjelaskan pula bahwa memang dahulu Allah menjanjikan Ibrahim negeri yang diberkati ini. Akan tetapi, pada masa setelahnya orang-orang Yahudi tersebut dilarang memasukinya. Beliau berkata:


فقد وعد اللّه إبراهيم بحق السكنى في تلك البلاد المقدسة، لا أنها ملك لهم لأن هذا مخالف للواقع، فاستنباط اليهود من ذلك الوعد أنه لا بد أن يعود لهم ذلك الملك ليس بصحيح لأن اللّه قال بعدئذ: فَإِنَّها مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ قال ابن عباس : كانت هبة ، ثم حرمها عليهم بشؤمهم وعصيانهم.


Artinya, “Allah menjanjikan kepada Ibrahim hak untuk tinggal di tanah suci itu, bukan karena wilayah ini milik mereka, karena itu bertentangan dengan realita. Kemudian orang-orang Yahudi menyimpulkan dari janji tersebut bahwa kepemilikan wilayah tersebut harus kembali kepada mereka, namun hal ini tidak benar, karena setelah itu Allah berfirman [Al-Maidah [5] :26]: ‘negeri itu diharamkan atas mereka’. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa ‘Pada awalnya negeri itu (diberikan sebagai) hibah, namun  kemudian Allah melarang mereka karena perilaku jahat dan ketidaktaatan mereka.” (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, jilid VI, hal. 146).


3. Lokasi Isra Nabi saw

Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 1:


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Artinya, “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Isra [17]:1).


Ayat di atas menceritakan kisah Isra Mi’raj yang dialami Nabi saw dalam waktu semalam, di mana beliau diperjalankan dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa. Syekh Wahbah dalam tafsirnya mengungkapkan sebab penamaan Masjidil Aqsa dan juga alasan mengapa wilayah itu diberkahi, beliau berkata:


الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى بيت المقدس، ووصف بالأقصى، لبعده بالنظر لمن هو في الحجاز الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ ببركات الدين والدنيا لأنه مهبط الوحي، ومتعبد الأنبياء من لدن موسى عليه السلام ومحفوف بالأنهار والأشجار والثمار


Artinya: “Masjidil Aqsa adalah Rumah Suci, disebut ‘al-Aqsa’ karena jaraknya yang jauh dari Hijaz. Lingkungan sekitar Al-Aqsa telah diberkahi dengan (nilai-nilai) agama dan dunia, sebab inilah tempat di mana wahyu turun dan tempat ibadah para nabi sejak zaman Musa as. (Selain itu), wilayah ini juga dikelilingi oleh sungai, pepohonan, dan buah-buahan.” (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, jilid XV, hal. 10).


4. Kiblat Pertama Umat Islam

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 143:


وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ  وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ


Artinya: “Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah....” (QS Al Baqarah [2]:143).


Ayat di atas berkaitan dengan peristiwa pemindahan kiblat dari Masjidil Aqsa ke MasjidilnHaram, di mana umat Islam telah melaksanakan shalat menghadap Baitul Maqdis selama 16 atau 17 bulan. Di sisi lain, meskipun Nabi saw shalat menghadap Baitul Maqdis, beliau senang apabila kiblat umat islam dipindah menghadap Ka’bah dan Nabi saw pun berdoa kepada Allah, sehingga Allah kabulkan permintaan tersebut. (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, jilid II, hal. 10).


Demikianlah ayat-ayat dalam Al-Quran mengenai kemuliaan Masjidil Aqsa dan juga wilayah sekitarnya. Kita berdoa supaya saudara-saudara Muslim kita yang berada di wilayah Al-Aqsa dan sekitarnya diselamatkan dan dilindungi oleh Allah swt. Amiin...


Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Ilmu Hadits Darus-Sunnah