Keuntungan Bergaul dengan Orang Saleh Menurut Ibnu Athaillah
Jum, 20 Oktober 2017 | 23:02 WIB
Artinya, “(Mahasuci Allah) yang tidak ‘mempertemukan’ kepada para wali selain orang yang dikehendaki sampai kepada-Nya.”
Syekh Syarqawi coba menjelaskan bahwa Allah juga memiliki kecemburuan di mana ia tidak memperkenankan orang lain bergaul dengan orang-orang saleh yang menjadi kekasih-Nya. Bahkan, sebagian kekasih-Nya (para wali) tidak dikenal oleh makhluk-Nya termasuk para malaikat sehingga Allah sendiri yang mencabut nyawa mereka.
Artinya, “(Mahasuci Allah yang tidak ‘mempertemukan’) memperkenalkan dan menyatukan (kepada para wali selain orang yang dikehendaki sampai kepada-Nya) karena para wali itu adalah kekasih-Nya sehingga dapat menimbulkan ‘cemburu’ jika Allah mempertemukan selain kekasih-Nya dengan para wali itu. Ini berlaku untuk sebagian wali. Mereka adalah orang yang digerakkan untuk suluk. Sedangkan orang yang dikehendaki sampai pada-Nya akan dipertemukan dengan para wali dalam bentuk persahabatan khusus. Para wali itu terbagi dua kategori. Satu kelompok wali diperkenalkan oleh Allah kepada kalangan awam dan kalangan tertentu. Satu kelompok wali lainnya diperkenalkan oleh-Nya hanya kepada kalangan tertentu. Tetapi ada juga sekelompok wali yang tidak diperkenalkan kepada satupun makhluk-Nya termasuk malaikat hafazhah. Allah sendiri yang mencabut nyawa mereka dan tidak memperkenankan tanah mengurai jasad mereka,” (Lihat Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, Semarang, Maktabah Al-Munawwir, juz II, halaman 2-3).
Pergaulan dengan orang saleh membawa berkah tersendiri bagi kesehatan batin manusia. Pergaulan itu membawa pengaruh tersendiri kepada batin manusia dengan catatan tetap menjaga adab terhadap orang-orang saleh itu. Kalau hujan saja bermakna berkah, apalagi para kekasih Allah sebagaimana disebutkan oleh Syekh Zarruq dalam kutipan berikut ini.
Artinya, “Menurut saya, yang dimaksud ‘wushul’ atau ‘sampai’ di sini adalah mengenal wali Allah dalam bentuk pergaulan yang menuntut pelaksanaan kewajiban berupa penghormatan terhadap perintah dan larangannya… Sejumlah ulama mengatakan, ‘Hujan adalah saat-saat dekat dengan Allah karenanya kita dianjurkan untuk keluar dan tabarukan saat hujan turun. Ini disebutkan oleh Rasulullah SAW. Itu baru keberkahan hujan, apalagi orang beriman ahli makrifat (arifin)?’... Salah satu dalil bahwa memandang wajah arifin dapat menambah makrifat dan lain sebagainya adalah ucapan Anas RA, ‘Tidaklah kami menghalau debu makam Rasulullah SAW yang melekat di tangan kami melainkan kami merasakan ada sesuatu yang kurang di hati ini,’ (lanjutkan terusannya). Secara umum, para wali Allah adalah pintu-Nya. Perkenalan dengan mereka adalah kunci pintu tersebut. Sementara gigi kunci itu adalah upaya menjaga diri agar tetap hormat, khidmat, sopan, dan keluasan rahmat kepada mereka. Siapa yang berinteraksi dengan mereka melalui cara demikian, maka ia akan dibukakan pintu. Tetapi kalau tidak dengan cara itu, maka ia berada dalam bahaya,” (Lihat Syekh Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyah, 2010 M/1431 H, halaman 133-134).
Orang-orang saleh adalah pintu kita masuk kepada Allah. Mereka adalah orang-orang pilihan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang selayaknya kita kenal lebih dekat dengan penuh adab dan kesantunan. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Timnas Indonesia VS Uzbekistan Malam Ini, Tentukan Tiket ke Olimpiade Paris 2024
2
Piala Asia U-23, PBNU Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan Terbuka untuk Umum
3
Dua WNI Ini Gowes Sepeda 8 Bulan Demi Nonton Timnas Indonesia di Piala Asia U-23
4
Indonesia vs Uzbekistan U23: Keseruan Nobar di PBNU
5
Apakah Kremian dapat Membatalkan Wudhu dan Wajib Istinja?
6
GP Ansor dan PSTI Gelar Nobar Indonesia Vs Uzbekistan, Dihadiri 2 Legenda Timnas
Terkini
Lihat Semua