Bahtsul Masail

Hukum Menyalurkan Zakat ke Tanah Air

Rab, 28 April 2021 | 11:00 WIB

Hukum Menyalurkan Zakat ke Tanah Air

Ilustrasi: Imam Malik menyatakan larangan pemindahan zakat dengan catatan kebutuhan di negeri sasaran.

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Redaksi NU Online, untuk zakat fitrah itu sebaiknya disalurkan ke tempat tinggal terdekat, atau negara asal? Mengingat banyak lembaga zakat di Inggris, tempat kami bermukim sering menyalurkan zakat justru ke negara-negara Syiria, Palestina, atau Afghanistan. Bagaimana sebaiknya? Mohon keterangannya. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb (Fairuz/Inggris)


Jawaban

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya dan pembaca yang budiman. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Ulama berbeda pendapat perihal penyaluran zakat ke luar negeri, yaitu tempat orang yang berzakat mukim.


Secara umum ulama menyatakan, pemindahan zakat ke negeri lain tidak diperbolehkan. Hanya saja sebagian ulama melarang tanpa kecuali. Sedangkan sebagian ulama lagi membolehkan dengan catatan.


Ulama mazhab Syafi’i menyatakan kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah di negeri mereka tinggal sebagaimana keterangan Imam An-Nawawi dari Mazhab Syafi’i berikut ini:


وان وجبت عليه زكاة الفطر وهو في بلد وماله فيه وجب اخراجها إلى الاصناف في البلد لان مصرفها مصرف سائر الزكوات


Artinya, "Jika datang waktu wajib pembayaran zakat fitrah pada seseorang, sementara ia dan hartanya ada di suatu negeri, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya kepada golongan penerima zakat yang ada di negeri tersebut karena tempat tasaruf zakat fitrah sama saja dengan tempat tasaruf zakat jenis lainnya," (An-Nawawi, Al-Majmu Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz VI, halaman 179)


Pandangan yang sama juga dinyatakan oleh Imam Malik dan Imam Ahmad. Imam Malik menyatakan larangan pemindahan zakat dengan catatan kebutuhan di negeri sasaran. Sedangkan Imam Ahmad mensyaratkan keharaman memindahkan zakat ke sebuah negeri dengan jarak boleh qashar shalat. Sementara tidak ada mustahik pada negeri sasaran pemindahan zakat. ,” (As-Sya’rani, Al-Mizanul Kubra, [Beirut, Darul Fikr: tanpa tahun], juz II, halaman 15).


ومن ذلك قول مالك والشافعي في أظهر قوليه وأحمد في أظهر روايتيه إنه لا يجوز نقل الزكاة إلى بلد آخر، واستثنى مالك ما إذا وقع بأهل بلد حاجة فينقلها الإمام إليهم على سبيل النظر والاجتهاد


Artinya, “Di antaranya adalah pendapat Imam Malik dan As-Syafi’i pada dua pendapatnya yang lebih zahir dan pendapat Imam Ahmad pada riwayatnya yang paling zahir bahwa pemindahan zakat ke negeri lain tidak boleh. Imam Malik mengecualikan pandangannya ketika suatu penduduk negeri membutuhkan, pemerintah boleh memindahkan zakat kepada mereka dengan jalan pertimbangan dan ijtihad (As-Sya’rani, tanpa tahun: II/15).


Imam Abu Hanifah membolehkan penyaluran zakat ke luar negeri domisili sejauh ada kerabat dan kelompok masyarakat yang lebih membutuhkan dari negeri domisilinya.


وقال أبو حنيفة يكره نقل الزكاة إلا أن ينقلها إلى قرابة محتاجين أو قوم هم أمس حاجة من أهل بلده فلا يكره


Artinya, “Imam Abu Hanifah berpendapat, pemindahan zakat ke negeri lain dimakruh kecuali pemindahan zakat pada kerabat yang membutuhkan atau suatu kelompok masyarakat yang lebih membutuhkan daripada penduduk negerinya. Pada ketika ini, pemindahan zakat tidak dimakruh,” (As-Sya’rani, tanpa tahun: II/15).


Kami menyarankan penanya untuk menimbang tingkat kebutuhan atas zakat fitrah tersebut di negeri domisili dan Tanah Air. Kalau pun zakat di negeri domisili juga akan disalurkan ke negeri lain, kami menyarankan penanya untuk menyalurkan zakat fitrahnya di tanah air. 


Demikian jawaban singkat kami, semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.


Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)