Hikmah

Wirid Kiai Arwani Amin agar Mendapatkan Anak Shalih

Sel, 20 Maret 2018 | 02:30 WIB

Wirid Kiai Arwani Amin agar Mendapatkan Anak Shalih

KH Arwani Amin (serban putih) bersama KH Baidhowi, pengasuh ke-2 Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin

Kiai Arwani merupakan ulama masyhur di Indonesia, terlebih di Pulau Jawa. Murid dari Kiai Muhammad Munawir, Krapyak, Yogyakarta ini juga dikenal sebagai kiai ngabéhi yang berasal dari bahasa Jawa kabeh. Kabeh artinya semua. Jadi ngabéhi mempunyai arti menyeluruh/menguasai. Maksudnya keilmuan Kiai Arwani adalah menyeluruh, menguasai berbagai macam bidang keilmuan. 

Tidak hanya alim di bidang qira'ah sab'ah, yang terkenal atas terbitan karyanya kitab Faidlul Barakât fî Sab'il Qirâ'at yang aplikatif dan mudah dicerna untuk orang yang belajar mendalami Al-Qur'an melalui tujuh imam qira'at, Kiai Arwani juga cakap di bidang keilmuan-keilmuan lain seperti nahwu, sharaf, balaghah, fiqih, ilmu falak, dan lain sebagainya. 

Baca: “Faidhul-Barakat” Karya KH Arwani Kudus tentang Qira’at Sab’ah
Baca: Dua Telada Akhlak Mbah Arwani Amin
Selain berbalut kepribadian akhlak luhur serta keluasan ilmu yang dia miliki, pendiri Pesantren Yanbu'ul Qur'an ini juga diberi anugrah oleh Allah subhanahu wa ta'ala berupa keluarga bahagia, semuanya ahli Qur'an.

Tercatat, Kiai Arwani bésanan kepada dua ulama alim, ahli Qur'an, KH. Abdullah Salam, Kajen, Pati dan KH Sya'roni Ahmadi, Kudus yang masing-masing putri yang dipersunting hafal Al-Qur'an serta berkepribadian baik. 

Kedua putra Kiai Arwani sendiri, yakni KH Ulin Nuha dan KH Ulil Albab selain alim juga ahli Qur'an. Mereka hafal Al-Qur'an hingga masing-masing tuntas mengaji secara tatap muka (musyafahah) dengan tujuh macam bacaan imam (qira'at sab'ah) kepada ayahandanya sendiri.
  
Baca: Kala "Septic Tank" Berkahi Dua Ulama Besar
Baca: Kisah Keluasan Hati KH Arwani Kudus ketika Dihina
Merasa penasaran atas apa amalan yang dilakukan oleh Kiai Arwani Amin sehingga mempunyai putra-putra yang taat sejak kecil, tidak bertindak macam-macam, dan alim di bidang agama tersebut, suatu ketika KH Ma'ruf Irsyad asal Kudus mencoba bertanya kepada Kiai Arwani.

"Mohon maaf, Mbah. Ada amalan apa yang panjengan lakukan sehingga anda diberikan Allah putra-putra yang nurut, ahli Qur'an, baik akhlaknya," begitu kira-kira kata Kiai Ma'ruf saat bertanya.

Kemudian Kiai Arwani menjawab bahwa membaca:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا 

Rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyâtinâ qurrata a'yunin waj'alnâ lilmuttaqîna imâmâ.

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami, dan keturunan-keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS  al-Furqan: 74) 

Kata Kiai Arwani Amin, ayat tersebut dibaca tiga kali setiap usai shalat. (Ahmad Mundzir)  


Kisah di atas disarikan dari keterangan KH M. Shofi Al Mubarok Baedlowie, Pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Grobogan, Jawa Tengah.