Ilmu Al-Qur'an

Ini 9 Ayat Prinsip Beragama secara Moderat

Sen, 25 Desember 2023 | 11:00 WIB

Ini 9 Ayat Prinsip Beragama secara Moderat

Ilustrasi: Al-Qur'an

Perbedaan merupakan keniscayaan yang melekat dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Keberagaman dalam segala aspek, baik itu budaya, agama, suku bangsa, maupun pandangan hidup, adalah bagian integral dari dinamika sosial. Perbedaan ini tidak hanya bersifat alami, tetapi juga membawa dampak positif sebagai sumber kekayaan dan inovasi. 

 

Dalam konteks ini, perbedaan menciptakan suasana yang memungkinkan adanya pemikiran kreatif, dialog, dan pertukaran ide yang berkontribusi pada kemajuan masyarakat. Dengan perbedaan yang sudah menjadi sunnatullah, manusia diperintahkan untuk berkomunikasi untuk saling kenal mengenal. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 13:

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

 

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

 

Namun, seringkali, perbedaan juga dapat menjadi sumber konflik dan ketidakpahaman jika tidak dikelola dengan bijaksana. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengadopsi sikap toleransi dan saling menghormati guna menciptakan harmoni dalam keberagaman. 

 

Pengakuan bahwa perbedaan adalah keniscayaan juga menuntut kesediaan untuk belajar dan memahami perspektif orang lain, sehingga tercipta pemahaman yang lebih mendalam mengenai nilai-nilai yang diyakini dan dijunjung tinggi oleh setiap individu.

 

Dalam konteks agama, pemahaman bahwa perbedaan adalah keniscayaan mencerminkan nilai-nilai inklusivitas dan penghargaan terhadap keberagaman keyakinan. Meskipun berbeda dalam ritual dan kepercayaan, pemahaman bahwa hakikatnya manusia adalah satu kesatuan, dapat membantu mengurangi ketegangan antarkelompok agama. Karena itu, perbedaan seharusnya tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi peluang untuk memperkaya pengalaman hidup bersama dan memperkokoh fondasi kerukunan antarumat beragama.

 

Dalam Islam, prinsip-prinsip dalam beragama dan meyakini imannya menjadi landasan bagi kehidupan seorang Muslim. Prinsip-prinsip ini bersumber dari Al-Quran sebagai kitab suci dan hadits-hadits Nabi Muhammad yang membentuk fondasi kuat bagi perilaku, moralitas, dan pandangan hidup umat Islam. Prinsip-prinsip ini tidak hanya berlaku dalam ritual keagamaan yang berdimensi hablun minallah (hubungan kepada Allah) namun juga hablun minannas (hubungan dengan sesama manusia) dalam aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari etika hingga hubungan sosial.

 

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dalam berislam, umat Muslim diharapkan dapat menciptakan harmoni dalam kehidupan, tidak hanya dalam hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga dalam hubungan horizontal dengan sesama manusia dan alam sekitar. Prinsip-prinsip ini menjadi pilar utama yang mendukung perjalanan spiritual dan transformasi sosial umat Islam dalam mencapai kesejahteraan dan kedamaian di dunia ini.

 

Terkait dengan prinsip-prinsip dalam beragama, berikut 9 ayat Al-Qur’an yang menjadi panduan dalam menjalankan prinsip beragama sekaligus mengajarkan kepada kita untuk meningkatkan keimanan sekaligus toleransi kepada pemeluk agama lain:

 

1. Surat Yunus ayat 99. Perbedaan keimanan adalah desain dari Allah.

 

وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ 

 

Artinya: “Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau (Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?”

 

2. Surat Al-Kafirun ayat 6. Meyakini keimanan masing-masing

 

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ 

 

Artinya: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

 

3. Surat Al-Baqarah ayat 139. Meyakini ibadah masing-masing

 

وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ

 

Artinya: “Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu”

 

4. Surat Al-An’ām ayat 108. Larangan menghina kepercayaan orang lain

 

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ 

 

Artinya: “Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”

 

5. Surat Al-Baqarah Ayat 256. Tidak ada pemaksaan dalam beragama

 

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ 

 

Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

 

6. Surat Ali 'Imran Ayat 85 Arab. Yakin bahwa Islam adalah pilihan terbaik

 

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ 

 

Artinya: "Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi."

 

7.  Surat Al-Baqarah Ayat 208. Berislam secara menyeluruh

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ 

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.”

 

8.  Surat Ali Imran ayat 19. Islam agama yang diridhoi Allah

 

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ 

 

Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah ialah Islam. Orang-orang yang telah diberi kitab tidak berselisih, kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian di antara mereka. Siapa yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan(-Nya).”

 

9. Surat Al Maidah Ayat 3. Islam adalah agama yang sempurna

 

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ 

 

Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."

 

Ustadz H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung