Ilmu Al-Qur'an

Nilai-Nilai Kepahlawanan dalam Al-Qur’an

Jum, 10 November 2023 | 18:30 WIB

Nilai-Nilai Kepahlawanan dalam Al-Qur’an

Ilustrasi. (Foto: NU Online/Freepik)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan didefinisikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pahlawan diartikan juga sebagai pejuang yang gagah berani yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai Hero. 

 

Berdasarkan definisi ini, maka pahlawan memiliki makna yang luas. Seorang pahlawan bukan hanya sosok yang memperjuangkan kemerdekaan sebuah bangsa saja, namun siapapun yang memperjuangkan kebenaran dengan keberanian dan pengorbanan maka layak disebut pahlawan.

 

Nilai-nilai keberanian, pengorbanan, dan kebenaran inilah yang menjadi barometer dalam menyematkan predikat pahlawan. Seorang guru yang berani mengorbankan hidupnya secara totalitas untuk menyampaikan kebenaran berupa ilmu dan pengetahuan kepada siswa dan siswinya juga bisa disebut sebagai pahlawan di bidang pendidikan. Sehingga sering guru disebut sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

 

Orang tua yang berkorban dan berjuang dengan ikhlas untuk membesarkan anak-anaknya agar menjadi individu yang berkualitas dan memberi manfaat pada orang lain, juga layak dianugerahi predikat pahlawan bagi keluarganya.

 

Nilai-nilai keberanian, pengorbanan, dan kebenaran yang menjadi barometer kepahlawanan juga sudah diajarkan oleh agama Islam kepada umatnya. Perintah untuk tetap teguh dalam pendirian dan berani membela kebenaran serta memperjuangkan banyak tertuang dalam ayat-ayat Al-Qur'an.

 

Nabi Muhammad, sebagai sosok sentral hadirnya Islam di muka bumi ini merupakan sosok pahlawan yang dengan gigih dengan pengorbanan mendakwahkan kebenaran kepada umat manusia di dunia. Dan tak diragukan lagi, beliau adalah pahlawan yang diutus oleh Allah sebagai rahmat untuk seluruh Alam.

 

Perjuangan Nabi Muhammad dalam menyampaikan risalah kerasulannya, telah banyak termaktub dalam Al-Qur’an dan juga sirah nabawiyah melalui hadits-haditsnya. Firman Allah dalam AL-Qur’an mengingatkan umat Islam untuk mencontoh perjuangan Nabi yang telah berhasil membawa alam dunia ini dari zaman kegelapan menuju dunia yang terang benderang. 

 

Berikut ini beberapa ayat Al-Qur'an yang menyebutkan nilai-nilai kepahlawanan yang bisa menjadi motivasi bagi umat Islam untuk senantiasa memiliki jiwa tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan. Ayat-ayat ini menginspirasi setiap individu untuk tetap berjuang dalam bidang kehidupan masing-masing untuk kebaikan diri dan orang lain sehingga terpatri jiwa-jiwa kepahlawanan dalam dirinya.

 

1. Berani Berdakwah

Setiap individu diperintahkan untuk menjadi individu yang melakukan dakwah. Dakwah ini juga harus dimodali dengan keberanian sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an:

 

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ 

 

Artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran: 104)

 

Dalam Tafsir Kemenag RI disebutkan bahwa 'Makruf' didefinisikan sebagai adalah segala kebaikan yang diperintahkan oleh agama serta bermanfaat untuk kebaikan individu dan masyarakat. Sementara 'Mungkar' adalah setiap keburukan yang dilarang oleh agama serta merusak kehidupan individu dan masyarakat.

 

Dalam dakwah penuh keberanian ini harus dilakukan yang secara terus-menerus dengan mengedepankan akhlak, perilaku dan nilai-nilai luhur dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama.

 

Ayat lain tentang keberanian juga terdapat dalam Surat Al-Anfal ayat 15-16:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوْهُمُ الْاَدْبَارَۚ وَمَنْ يُّوَلِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ دُبُرَهٗٓ اِلَّا مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ اَوْ مُتَحَيِّزًا اِلٰى فِئَةٍ فَقَدْ بَاۤءَ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَمَأْوٰىهُ جَهَنَّمُ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ 

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertemu orang-orang kafir yang akan menyerangmu, janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur). Siapa yang mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, dia pasti akan kembali dengan membawa kemurkaan Allah. Tempatnya adalah (neraka) Jahanam dan (itulah) seburuk-buruk tempat kembali."

 

2. Berkorban dengan totalitas

Ada kalimat bijak mengatakan “Perjuangan butuh pengorbanan”. Kalimat ini memuat nilai-nilai kepahlawanan yang di dalamnya siap untuk mengorbankan berbagai hal agar perjuangannya tercapai. Dalam Al-Qur’an sosok yang memiliki nilai-nilai pengorbanan yang dilakukan secara totalitas adalah pengorbanan Nabi Ibrahim saat diperintahkan untuk menyembelih anak semata wayangnya Ismail. Hal ini termaktub dalam firman-Nya:

 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ 

 

Artinya: “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” (QS As Saffat: 102).

 

Pengorbanan yang dilakukan ini terasa berat dilakukan oleh Nabi Ibrahim sehingga ia harus bermusyawarah dengan menanyakannya kepada Ismail. Namun karena ini adalah perintah dari Allah demi sebuah kebenaran, maka pengorbanan pun siap dilakukan oleh keduanya. Dan akhirnya semua berubah manis dengan dikirimnya domba sebagai pengganti Ismail.

 

3. Kebenaran sejati

Seseorang yang memiliki mental pahlawan akan mampu melihat mana yang merupakan kebenaran dan mana yang merupakan kebatilan. Kebenaran dan kebatilan merupakan hal yang berlawanan seperti kutub utara dan selatan yang tak bisa bercampur menjadi satu. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

 

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

 

Artinya: “Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya).” (QS Al-Baqarah: 42).

 

Yang dimaksud dengan kebatilan dalam ayat ini adalah lawan dari kebenaran yakni kesalahan, kejahatan, kemungkaran, dan sebagainya. Sehingga nilai-nilai kepahlawanan yang bisa diambil dari ayat ini adalah kemampuan seseorang memilah dan memilih mana yang hak (kebenaran sejati) dan mana yang batil serta paham mana kebenaran yang akan diperjuangkan dan kezaliman yang harus dimusnahkan.

 

Semua ayat ini bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk menguatkan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan posisi kita masing-masing. Tentunya masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an lainnya yang memuat nilai-nilai ini dan menjadi modal serta panduan bagi manusia dalam menjalankan misi utama berada di dunia yakni menjadi khalifah atau pemimpin. Allah berfriman dalam QS Al-Baqarah ayat 30:

 

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ 

 

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

 

Semoga kita bisa menjadi pahlawan, minimal bagi diri kita sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Amin Wallahu a’lam.

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung.