Tanda-tanda kiamat dibahas di dalam banyak hadits. Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai tanda-tanda pasti kiamat sebagaimana yang disebutkan Rasul SAW dalam haditsnya. Perbedaan ini terjadi karena banyak sekali periwayatan hadits terkait tanda-tanda kiamat.
Dalam hadits sendiri, banyak sekali redaksi hadits yang menyebutkan berbagai macam tanda-tanda kiamat dengan hal yang berbeda-beda setiap redaksinya.
Ibnul Atsir (606 H) dalam Jāmiʽul Uṣūl fī Aḥādītsir Rasūl menyebutkan sekitar 40-an hadits yang berkaitan dengan tanda-tanda kiamat. Namun tidak semua hadits yang berkaitan dengan kiamat tersebut berstatus sahih. Beberapa di antaranya ada yang berstatus sahih dan daif. (Lihat Majduddin Ibnul Atsīr, Jāmiʽul Uṣūl fī Aḥādītsir Rasūl, [Tanpa keterangan tempat, Maktabah Dārul Bayān: 1972], juz X, halaman 398-415).
Di antara sekian banyak hadits yang berkaitan dengan tanda-tanda kiamat, hanya ada beberapa hadits yang dijadikan oleh ulama sebagai tanda kiamat seluruh alam yang pasti.
Paling banyak hanya membahas tanda-tanda kiamat kecil, yang sebenarnya sudah mulai terjadi sejak diutusnya Rasul SAW, seperti wafatnya Rasul SAW, disia-siakannya amanat, penggembala menjadi kaya, banyak terjadi pembunuhan, dominasi fitnah, minim ilmu, dan berbagai macam yang lain.
Namun tanda-tanda seperti ini tidak bisa dijadikan patokan pasti akan kedatangan kiamat setelahnya mengingat tanda-tanda ini sebenarnya sudah sering terjadi pada masa dahulu. Dan itu bisa jadi terulang masa sekarang dan juga masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu, tanda-tanda tersebut belum bisa dijadikan tanda pasti.
Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-sāʽah) yang pasti adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Artinya, “Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).
Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai tanda-tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan dalam hadits tersebut hanya ada delapan:
Pertama, munculnya kabut (dukhan)
Kedua, munculnya Dajjal
Ketiga, munculnya Dabbah
Keempat, terbitnya matahari dari barat.
Kelima, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
Keenam, munculnya Isa bin Maryam;
Ketujuh, adanya tiga gerhana, di timur;
Kedelapan, gerhana di barat;
Kesembilan, gerhana di jazirah Arab.
Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul.
Terkait urutan terjadinya tanda-tanda kiamat tersebut, para ulama pun berbeda pendapat. Ada ulama yang mengatakan bahwa pertama adalah terbitnya matahari di barat. Hal ini disebutkan dalam riwayat Imam Muslim yang lain dari Abdullah bin Amr, berbeda dengan riwayat Hudzaifah di atas.
عن عبد الله بن عمرو قال حفظت من رسول الله يقول أول الآيات خروجا طلوع الشمس من مغربها
Artinya, “Dari Abdullah bin Amr, saya hafal dari Rasulullah SAW yang bersabda bahwa tanda kiamat yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat,” (Lihat Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 202).
Ada juga yang menyebutkan yang lain. Dalam riwayat Imam Al-Bukhari, yang terjadi pertama kali di antara tanda-tanda tersebut adalah api yang menggiring manusia.
وَقَالَ أَنَسٌ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ نَارٌ تَحْشُرُ النَّاسَ مِنْ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ
Artinya, “Anas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Tanda kiamat yang pertama (muncul) adalah api yang menggiring manusia dari timur menuju barat,’” (Lihat Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Ṣaḥīḥ Al-Bukhari, (Beirut, Dār Tuq An-Najah, 1422 H], juz XVIII, halaman 20). Wallahu a’lam.
(Ustadz Muhammad Alvin Nur Choironi, pegiat kajian tafsir dan hadits, alumnus Pesantren Luhur Darus Sunnah)