Begini penjelasan saya:
Lelaki di masa Arab jahiliyah itu punya istri banyak – tak terbilang jumlahnya. Islam datang dan mengatur maksimal empat dalam satu waktu. “Rasanya jadi rugi dong kalau memeluk Islam?” Begitu tanya para pria.
Maka sebagai iming-iming diceritakanlah dalam Al-Qur’an: kalau kalian patuh pada aturan Islam di dunia, kalian akan mendapatkan apa yang kalian sukses menahan diri di dunia. Di surga kelak kalian akan dapat puluhan bidadari cantik (lengkap dengan penggambaran kemolekan dan kesucian mereka).
Baca juga:
Jadi, dengan kata lain, lelaki itu makhluk 'rendahan' yang takluk dengan syahwat dan karenanya perlu dimingi-imingi kenikmatan bidadari di surga kelak.
Bagaimana dengan perempuan?
Para perempuan mahkluk terhormat. Kualitas keimanan mereka tidak berdasarkan iming-iming syahwat. Tanpa ada bidadara pun perempuan rela memeluk Islam dan mematuhi ajaranNya.
Wahai para perempuan, tidakkah anda merasa Allah sedang memperlakukan anda dengan terhormat? Tentu aneh kalau anda merasa Allah tidak adil dan karenanya anda meminta ada bidadara di surga. Sudah diperlakukan dengan terhormat —keimanan yang tidak bisa ditukar dengan iming-iming syahwat di akhirat, lha kok mau-maunya anda turun kelas seperti kami para lelaki?
Berbahagialah para perempuan. Anda makhluk terhormat.
Tabik,
Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand, Dosen Senior Monash Law School Australia
Terpopuler
1
Pramoedya Ananta Toer, Ayahnya, dan NU Blora
2
Khutbah Jumat: Cara Meraih Ketenangan Hidup
3
Munas NU 2025 Putuskan 3 Hal tentang Penyembelihan dan Distribusi Dam Haji Tamattu
4
Gus Baha: Jangan Berkecil Hati Jadi Umat Islam Indonesia
5
Khutbah Jumat: Etika Saat Melihat Orang yang Terkena Musibah
6
Munas NU 2025: Hukum Kekerasan di Lembaga Pendidikan adalah Haram
Terkini
Lihat Semua