Khutbah

Khutbah Jumat: Betapa Mulianya Profesi Petani!

Kam, 7 Desember 2023 | 08:00 WIB

Khutbah Jumat: Betapa Mulianya Profesi Petani!

Petani. (Foto: NU Online/Freepik)

Kian tahun jumlah petani makin berkurang. Padahal profesi di sektor pertanian sangat penting bagi kelanggengan pakan di negara kita. Generasi muda kian tidak tertarik dengan profesi bertani. Islam sendiri melalui lisan Rasulnya menegaskan bahwa profesi menanam dan bertani akan menuai pahala yang tiada henti, atau biasa disebut dengan pahala jariyah.


Khutbah Jumat ini bertujuan untuk menegaskan bahwa profesi sebagai petani adalah pekerjaan yang mulia. Judul Khutbah Jumat ini adalah: "Khutbah Jumat: Betapa Mulianya Profesi Petani!". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).



Khutbah I


 اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْاۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt

Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk memuji Allah swt dan bershalawat kepada Rasulullah saw, serta senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. 


Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi, kita juga dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surah At-Talaq Ayat 2 dan 3:


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ


Artinya: "Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS At-Talaq: 2-3)


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah 

Profesi tani atau bekerja di lahan pertanian kini kurang diminati oleh generasi muda di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beragam faktor seperti meningkatnya alih fungsi lahan pertanian dari sawah menjadi perumahan, rendahnya daya beli dan jual serta tingkat kesejahteraan para petani.


Islam sendiri adalah agama yang begitu memuliakan profesi tani, atau pekerjaan yang berkaitan dengan sektor penanaman pohon. Menanam pohon dipandang sebagai amal jariyah dalam Islam, atau perbuatan yang pahalanya akan mengalir terus menerus selama pohon tersebut bermanfaat bagi orang-orang.


Saat ini manfaat pohon dinilai penting bukan hanya karena sebagai sumber kebutuhan pangan bagi manusia dan hewan saja, akan tetapi untuk pembersih udara dan penyerap polusi sehingga kita semua dapat menghirup udara yang segar dan bersih.


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah 

Berkaitan dengan keutamaan menanam pohon, Nabi saw pernah bersabda:


فَلَا يَغْرِسُ المُسْلِمُ غَرْسًا، فَيَأْكُلَ منه إنْسَانٌ، وَلَا دَابَّةٌ، وَلَا طَيْرٌ، إلَّا كَانَ له صَدَقَةً إلى يَومِ القِيَامَةِ


Artinya, “Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman, kemudian manusia, hewan melata begitu pun burung memakan [hasil]nya, melainkan baginya sedekah hingga hari kiamat nanti.” (HR Muslim).


Berdasarkan hadits yang tadi khatib bacakan, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqallani dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa petani atau orang yang menanam tumbuh-tumbuhan akan mendapatkan pahala jariyah, bahkan ketika pohon tersebut berpindah kepemilikan, beliau menyebutkan:


أَنَّ أَجْرَ ذَلِكَ يَسْتَمِرُّ مَا دَامَ الْغَرْسُ أَوِ الزَّرْعُ مَأْكُوْلًا مِنْهُ وَلَوْ مَاتَ زَارِعُهُ أَوْ غَارِسُهُ وَلَوْ اِنْتَقَلَ مِلْكُهُ إِلَى غَيْرِهِ


Artinya, “Pahalanya tetap ada selama tanaman atau hasil panen tersebut dimakan, meskipun penanam atau petaninya telah meninggal dunia, walaupun kepemilikannya berpindah kepada orang lain.”


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Kemuliaan dan pahala jariyah yang diberikan Allah swt ternyata tidak hanya bagi si penanam pohon saja. Akan tetapi orang yang merawatnya, mendistribusikannya, atau sekalipun menanam namun untuk tujuan jual beli pun mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.


Keterangan ini dijelaskan oleh Al-Wallawi dalam Bahrul Muhith berdasarkan hadits yang tadi telah dibacakan oleh khatib, beliau berkata:


حُصُوْلُ الأَجْرِ لِلْغَارِسِ وَالزَّارِعِ، وَإِنْ لَمْ يَقْصُدَا ذَلِكَ، حَتَّى لَوْ غَرَسَ، وَبَاعَهُ، أَوْ زَرَعَ وَبَاعَهُ، كَانَ لَهُ بِذَلِكَ صَدَقَةٌ؛ لِتَوْسِعَتِهِ عَلَى النَّاسِ فِي أَقْوَاتِهِمْ، كَمَا وَرَدَ الأجْرُ لِلْجَالِبِ، وَإِنْ كَانَ يَفْعَلُهُ لِلتِّجَارَةِ وَالاِكْتِسَابِ


Artinya, “Pahala diperoleh bagi yang menanam dan yang menggarap pertanian, meskipun tanpa sengaja. Sekalipun dia menanam atau bertani kemudian menjualnya, maka itu menjadi sedekah baginya sebab apa yang ia tanam menjadi penghidupan masyarakat. Begitupun bagi si pembawa hasil panen ada pahala, meskipun aktivitasnya ditujukan untuk berdagang dan mendapatkan penghasilan.”


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Profesi petani juga merupakan pekerjaan yang mulia menurut para fuqaha atau ahli fikih. Hal ini disebabkan bertani menyebabkan seseorang lebih bertawakal kepada Allah swt. Selain itu, bertani juga memiliki manfaat yang sangat luas bagi manusia. Keterangan ini sebagaimana ditegaskan oleh Syekh Zakariya al-Anshari dalam Asnal Mathalib fi Syarh Rawdhith Thalib, jilid I halaman 569:


أَفْضَلُ ما أَكَلَتْ منه كَسْبُكَ من زِرَاعَةٍ لِأَنَّهَا أَقْرَبُ إلَى التَّوَكُّلِ وَلِأَنَّهَا أَعَمُّ نَفْعًا وَلِأَنَّ الْحَاجَةَ إلَيْهَا أَعَمُّ 


Artinya, “Makanan terbaik yang ia konsumsi yaitu yang bersumber dari [profesi dalam sektor] pertanian, karena lebih mendekati sifat tawakal, juga manfaatnya lebih luas, begitupun kebutuhan [pada hasil pertanian] lebih banyak.”


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah 

Semoga dengan penjelasan ini dapat menjadikan kita pribadi yang mengapresiasi para petani dan orang-orang yang bekerja di sektor pertanian, sehingga ketahanan pangan di negara kita semakin meningkat, tingkat produksi dan daya beli pun menjadi tinggi. Amiin.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 


Khutbah II


 الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. 
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
 اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Ilmu Hadits Darus-Sunnah