Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
NU Online · Selasa, 22 Juli 2025 | 20:00 WIB
Muhaimin Yasin
Kolomnis
Setiap hari layar ponsel menyuguhkan beragam tontonan di media sosial, mulai dari yang bermanfaat hingga merusak cara berpikir dan melemahkan sikap hidup. Banyak konten yang tampaknya sepele, tapi secara perlahan menggerus nilai iman, membimbangkan, dan membuat kita semakin jauh dari hal-hal yang seharusnya dijaga. Dalam situasi ini, keluarga menjadi fondasi penting untuk menyaring dampak negatif dari berbagai unggahan yang cenderung negatif di dunia digital.
Naskah khutbah ini berjudul, “Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial”, Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَمَرَ بِتَقْوَاهُ، وَوَعَدَ الْمُتَّقِينَ جَنَّتَهُ وَرِضْوَانَهُ، وَحَذَّرَنَا مِنْ مُخَالَفَةِ أَمْرِهِ وَرُكُوبِ مَا يَسْخَطُهُ. وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَدْ قَالَ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang telah menciptakan kita dalam keadaan fitrah. Tuhan yang telah membekali kita akal pikiran yang berguna untuk membedakan yang hak dan batil, serta menurunkan agama sebagai petunjuk hidup. Dengan karunia-Nya pula, kita masih diberi kekuatan iman, kesempatan berkarya, dan kesehatan, hingga kita dapat bersama-sama berkumpul di masjid ini untuk menunaikan ibadah shalat Jumat.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang lahir sebagai rahmat bagi seluruh alam. Beliaulah yang mengajarkan pentingnya menjaga amanah, membina rumah tangga dengan cara yang baik, dan melindungi keluarga dari keburukan dunia. Semoga shalawat dan salam juga tercurah kepada keluarga beliau, para sahabat, serta umatnya yang selalu setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Khatib mengajak diri sendiri dan seluruh jamaah untuk terus menumbuhkan sikap takwa kepada Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan. Karena dengan ketakwaanlah seseorang akan meraih keberuntungan sejati. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 200:
وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
Jama’ah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Salah satu amanah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia adalah keluarga. Dalam keluarga, nilai-nilai agama ditanamkan, karakter dibentuk, dan arah hidup ditentukan. Selanjutnya, di zaman modern ini, apa yang dulu sulit ditemukan, kini sangat mudah diakses melalui layar handphone. Sehingga bertebaranlah beraneka ragam muatan konten, termasuk banyak konten buruk seperti gambar tidak pantas, ucapan kasar, dan gaya hidup yang jauh dari ajaran Islam.
Karena itu, menjaga keluarga bukan sekadar tanggung jawab biasa di masa kini, namun tugas utama untuk menjalankan perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari segala keburukan yang menjerumuskan ke dalam api neraka, seperti yang dijelaskan dalam Surat At-Tahrim ayat 6, sebagaimana berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Jagalah dirimu dan keluargamu dalam ayat tersebut, maksudnya adalah bukan sekadar menjauhkan keluarga dari perbuatan maksiat yang menjerumuskan ke dalam api neraka secara lahiriah, tetapi dapat memastikan mereka dibimbing menuju keselamatan agama dan akhirat. Sebagaimana diterangkan oleh Ats-Tsa’labi dalam kitab Al-Kasyf wal Bayan ‘an Tafsiril Qur’an (jilid 9, halaman 349):
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا۟ قُوا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا، يَعْنِي: مُرُوهُمْ بِالْخَيْرِ، وَ انْهَوْهُمْ عَنِ ٱلشَّرِّ، وَعَلِّمُوهُمْ، وَأَدْنُوهُمْ، تَقُوهُمْ بِذَٰلِكَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Maksudnya: perintahkan mereka untuk berbuat baik, larang mereka dari keburukan, ajari mereka, dan dekatkan diri kalian kepada mereka. Dengan itulah kalian menjaga mereka dari (siksa) neraka.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Perintah dalam ayat tersebut juga menuntut tanggung jawab aktif dari setiap orang beriman untuk membina rumah tangga yang tumbuh dalam nilai-nilai Islam dengan ilmu, teladan, dan kedekatan hati. Lebih rinci lagi, Al-Wahidi dalam kitab At-Tafsirul Basith (jilid 22, halaman 22) menjelaskan bahwa perintah dalam QS. At-Tahrim ayat 6 tidak berhenti pada aspek perlindungan moral semata, melainkan mencakup proses pembentukan karakter yang terus-menerus berkesinambungan.
Hal ini dimulai dari pengawasan diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat. Sebagaimana Al-Wahidi menguraikan kajiannya, dengan mengutip pendapat dari Muqatil:
قَالَ مُقَاتِلُ بْنُ حَيَّانَ: يَعْنِي أَنْ يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ الْمُسْلِمُ نَفْسَهُ وَأَهْلَهُ، فَيُعَلِّمَهُمُ الْخَيْرَ، وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الشَّرِّ، فَذَلِكَ حَقٌّ عَلَى الْمُسْلِمِ أَنْ يَفْعَلَ بِنَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَعَبِيدِهِ وَإِمَائِهِ فِي تَأْدِيبِهِمْ وَتَعْلِيمِهِمْ
Artinya: “Muqatil bin Hayyan berkata: Maksud (menjaga diri dan keluarga dari api: QS. At-Tahrim ayat 6) adalah bahwa seorang muslim hendak mendidik dirinya dan keluarganya. Ia harus mengajarkan mereka kebaikan dan melarang mereka dari keburukan. Maka hal itu adalah kewajiban atas seorang muslim untuk melakukannya terhadap dirinya, keluarganya, hamba sahayanya yang laki-laki maupun perempuan, dalam bentuk pendidikan dan pengajaran.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Di tengah derasnya arus informasi dan konten negatif yang tak terbendung, peran orang dewasa, orang tua dan kepala keluarga menjadi sangat krusial. Tanggung jawab menjaga keluarga dari dampak konten negatif bukan hanya soal pengawasan lahiriah, tapi lebih dalam lagi, yakni berusaha untuk membina, mengarahkan, mengajarkan kebaikan, dan menanamkan nilai-nilai Islam.
Sebagaimana dijelaskan oleh ulama tafsir, termasuk Muqatil bin Hayyan, menjaga diri dan keluarga dari api neraka berarti mendidik mereka, membiasakan mereka dengan kebaikan, dan menjauhkan mereka dari keburukan, termasuk paparan konten negatif dari internet.
Karena keluarga adalah benteng terakhir dalam menjaga agama dan moral umat. Jika keluarga lemah, generasi pun akan menjadi rusak. Namun jika keluarga kuat dengan ilmu, adab, dan kedekatan dengan Allah, maka umat akan tetap tegak, meskipun zaman terus berubah.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua