Khutbah

Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama

NU Online  ·  Kamis, 24 Juli 2025 | 09:00 WIB

Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama

Ilustrasi tolong menolong. Sumber: Canva/NU Online.

Salah satu nilai kemuliaan seorang mukmin tidak hanya diukur dari banyaknya ibadah pribadi semata, melainkan juga sejauh mana keberadaannya menghadirkan manfaat bagi orang lain, karena sangat banyak kemuliaan lahir dari ketulusan memberi dan peduli. Dengan cara tersebut, tidak hanya manfaat yang diberi, tetapi juga dapat membangun relasi sosial yang kuat, keberkahan hidup mapan, hingga ketenteraman jiwa.


Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَظْهَرَ لَنَا ثَمَرَ الرَّوْضِ مِنْ كِمَامِهِ، وَأَسْبَغَ عَلَيْنَا بِفَضْلِهِ مَلَابِسَ إِنْعَامِهِ، وَبَصَّرَنَا مِنْ شَرْعِهِ بِحَلَالِهِ وَحَرَامِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ذُوْ الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمُؤَيَّدُ بِمُعْجِزَاتِهِ الْعِظَامِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْغُرِّ الْكِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الْكَرِيْمِ، فَإِنِّي أُوْصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ الْحَكِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Puji syukur alhamdulillahi rabbil alamin, atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita semua, terkhusus nikmat iman yang masih tertanam dalam hati kita semua, nikmat kemampuan untuk membuka mata di pagi hari, berdiri dengan kaki sendiri, mencicipi makanan dari rezeki yang halal dan nikmat-nikmat lainnya.


Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alih wa shahbih, sosok mulia yang diutus untuk membawa cahaya keimanan di tengah gelapnya zaman dan gersangnya peradaban. Semoga kita semua berada dalam barisan umat yang berhak untuk mendapatkan syafaatnya kelak di hari yang tiada pertolongan selain dari-Nya. Amin ya rabbal alamin.


Selanjutnya, sudah menjadi kewajiban bagi kami selaku khatib, untuk mengingatkan diri sendiri dan jamaah sekalian untuk terus meneguhkan iman dan memperkuat takwa kita kepada Allah. Di tengah derasnya arus godaan dunia dan tantangan zaman, keimanan mudah sekali goyah jika tidak kita jaga dan tidak kita rawat. Karenanya, mari kita bersama-sama berusaha dan berupaya untuk menjaga hati agar tetap terpaut kepada Allah SWT.


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu bentuk nyata dari upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang kita jaga adalah dengan menghadirkan manfaat bagi orang lain. Islam tidak hanya mengajarkan kita perihal hubungan yang lurus antara hamba dan Tuhannya, tetapi juga mendorong agar setiap Muslim menjadi pribadi yang memberi kebaikan dan manfaat bagi sekelilingnya.


Bahkan, salah satu ukuran kemuliaan manusia adalah perihal bagaimana ia bisa menjadi hamba yang berguna dan bermanfaat bagi sesama. Hal ini sebagaimana Rasulullah jelaskan dalam salah satu haditsnya, yaitu:


خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ


Artinya, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR Al-Baihaqi).


Hadits ini menegaskan kepada kita semua bahwa ukuran kemuliaan tidak semata diukur dengan banyaknya ibadah, tetapi juga pada sejauh mana kita bisa berguna kepada sesama, seperti dengan meringankan beban orang lain, menyambung silaturahmi, menebar salam, memberi pertolongan, dan menjadi penyejuk di tengah lingkungan yang panas oleh masalah.


Tidak hanya itu, menjadi orang yang berguna kepada orang lain juga bisa dengan menggunakan apa yang Allah titipkan kepada kita, seperti menyedekahkan sebagian dari kekayaan, menggunakan jabatan untuk memudahkan urusan orang lain, hingga menyebarkan ilmu pengetahuan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Imam Abdurrauf al-Munawi, dalam kitab at-Taisir bi Syarhil Jami’is Shagir, jilid I, halaman 171, yaitu:


خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ. أي بِالْاِحْسَانِ إِلَيْهِمْ بِمَالِهِ وَجَاهِهِ وَعِلْمِهِ، لِأَنَّ الْخَلْقَ كُلَّهُمْ عِيَالُ اللهِ، وَأَحَبُّهُمْ إِلَيْهِ أَنْفَعُهُمْ لِعِيَالِهِ


Artinya, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya", yaitu dengan berbuat baik kepada mereka melalui hartanya, jabatannya, dan ilmunya. Karena seluruh makhluk adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintai oleh-Nya adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi tanggungan-Nya.”


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ketika seseorang atau salah satu di antara kita berusaha untuk menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi sesamanya, maka sesungguhnya kita tidak hanya memberi ataupun peduli semata, tetapi juga sedang menanam kebaikan yang akan kembali kepada kita. Hal ini sebagaimana janji Allah kepada kita semua yang disampaikan oleh Rasulullah. Dalam salah satu hadits, Nabi bersabda:


وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ


Artinya, “Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR at-Tirmidzi).


Menurut Syekh Ali al-Qari dalam kitab Mirqatul Mafatih, jilid XIV, halaman 239, hadits ini memberikan kabar gembira dan motivasi besar bagi kita semua, bahwa siapa saja yang memberi bantuan kepada orang lain, baik berupa tenaga, pikiran, doa, atau lainnya, semuanya akan dibalas oleh Allah dengan pertolongan yang sepadan, bahkan lebih. Maka siapa yang sibuk memudahkan urusan orang lain, Allah akan memudahkan urusannya,


وَفِيْهِ تَنْبِيْهٌ نَبِيْهٌ عَلىَ فَضِيْلَةِ عَوْنِ الْأَخِ عَلىَ أُمُوْرِهِ وَإِشَارَةٌ إِلىَ أَنَّ الْمُكَافَأَةَ عَلَيْهَا بِجِنْسِهَا مِنَ الْعِنَايَةِ الْإِلَهِيَّةِ سَوَاءٌ كَانَ بِقَلْبِهِ أَوْ بَدَنِهِ أَوْ بِهِمَا لِدَفْعِ الْمُضَارِّ أَوْ جَذْبِ الْمَنَافِعِ


Artinya, “Di dalam (hadits) ini terdapat peringatan tentang keutamaan membantu sesama dalam urusannya, dan juga terdapat isyarat bahwa balasan atas bantuan itu akan sejenis dengan bentuk bantuannya, berupa pertolongan ilahiah, baik bantuan itu dilakukan dengan hatinya, tubuhnya, atau keduanya, untuk menolak bahaya atau menarik manfaat.”


Dengan demikian, maka benar apa yang pernah disampaikan oleh KH. Hasyim Muzadi, beliau pernah mengatakan: “Orang yang memperjuangkan umat tidak akan kekurangan, dan orang yang memperjuangkan diri sendiri belum tentu berkelebihan.”


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dengan demikian, maka menjadi jelas bagi kita bahwa menjadi pribadi yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain tidak hanya perbuatan mulia di mata manusia, tetapi juga bentuk nyata dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Bahkan, siapa yang menjadikan hidupnya untuk menebar kebaikan dan meringankan beban sesama, maka Allah akan hadir dalam kehidupannya sebagai penolong dan pelindung.


Maka mari jangan ragu untuk berbuat baik. Jangan tunda untuk membantu sesama. Sekecil apa pun manfaat yang kita berikan. Sebab ketika manfaat itu diniatkan karena Allah, maka akan berbuah pahala dan keberkahan. Karena bisa jadi, satu uluran tangan yang peduli akan menjadi sebab Allah menurunkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada kita.


Jadikan diri kita sebagai hamba Allah yang tidak hanya salih secara pribadi, tetapi juga muslih dalam kehidupan sosial. Jangan cukupkan diri hanya dengan menjaga hubungan kepada Allah, tapi kuatkan juga hubungan kita dengan sesama manusia. Sebab sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia yang lain.


Demikian adanya khutbah Jumat perihal menjadi hamba yang berguna bagi sesama. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ


أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً


اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.