Khutbah

Khutbah Jumat: Hilangkan Sombong dan Merasa Hebat Sendiri

Kam, 25 Mei 2023 | 10:00 WIB

Khutbah Jumat: Hilangkan Sombong dan Merasa Hebat Sendiri

Ilustrasi sombong. (Foto: NU Online)

Materi khutbah Jumat ini mengingatkan seluruh jamaah untuk menghindari sikap sombong dan merasa hebat sendiri. Sikap ini merupakan sikap turunan dari iblis seperti tergambar dalam Al-Qur’an saat iblis tidak patuh terhadap perintah Allah dan tidak mau bersujud kepada Nabi Adam. Sikap ini bisa menghantarkan seseorang kepada kehinaan dan masuk ke dalam neraka jahanam.

 

Teks khutbah Jumat ini berjudul “Khutbah Jumat: Hilangkan Sombong dan Merasa Hebat Sendiri”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ

 

أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا 

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada momentum penuh berkah ini mari kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah swt atas anugerah nikmat yang tidak bisa kita hitung satu-persatu. Rasa syukur ini harus kita ungkapkan dari mulut kita biqauli ‘Alhamdulillahirabbil alamin’, diteguhkan dalam hati kita, dan diwujudkan dalam tindakan nyata di kehidupan kita. Dengan tiga cara bersyukur ini mudah-mudahan, Allah swt akan selalu melanggengkan sekaligus menambah nikmat-nikmat kita.

 

Selain mengingatkan untuk senantiasa bersyukur, khatib juga mengingatkan kepada diri khatib pribadi dan umumnya kepada para jamaah untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Jangan sampai kita menjadi golongan sebaliknya, yakni orang yang meninggalkan perintah-Nya, melakukan larangan-Nya serta tidak merasa berdosa bahkan bangga dan merasa hebat dengan dosa-dosa yang dimilikinya. Naudzubillah min dzalik.

 

Kita harus sadar, sesadar-sadarnya bahwa kita hanya hidup sebentar di dunia dan tidak ada yang perlu disombongkan dan merasa hebat dari orang lain. Allah swt telah mengingatkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 37:

 

وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا 

 

Artinya: “Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”

 

Ayat ini mengingatkan kepada kita agar tidak sombong dan dan menjauhi sikap membangga-banggakan diri serta merasa paling hebat dari orang lain. Terlebih merasa hebat dari sang khalik, Allah swt. Kita diingatkan untuk menyadari kelemahan-kelemahan yang ada pada diri kita, bersikap rendah hati, dan tidak bersikap sombong atau takabur. Sebab, sebagai manusia yang memiliki kemampuan terbatas, kita tidak akan sanggup mencapai sesuatu di luar kemampuan diri kita. Sombong adalah satu dari sifat melampaui kemampuan diri dan juga melampaui sifat-sifat yang Allah swt miliki.

 

Allah melarang kita berjalan di muka bumi dengan sombong. Berjalan dengan sombong di muka bumi bukanlah sikap yang wajar, karena bagaimanapun kerasnya derap kaki yang dihentakkan di atas bumi, tidak akan menembus permukaannya dan bagaimanapun juga tingginya ia mengangkat kepalanya, tidaklah dapat melampaui tinggi gunung.

 

Dari segi ilmu jiwa, orang yang biasa berjalan dengan penuh kesombongan, berarti dalam jiwanya terdapat kelemahan. Ia merasa rendah diri, sehingga untuk menutupi kelemahan dirinya, ia berjalan dengan sombong dan berlagak dengan tujuan menarik perhatian orang lain.

 

Bukan hanya satu firman Allah yang menegaskan dan mengingatkan untuk tidak sombong dan merasa paling hebat sendiri. Dalam ayat lain Allah berfirman:

 

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ 

 

Artinya: “Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (QS: Luqman: 18)

 

Dalam Tafsir Kemenag RI disebutkan bahwa ayat ini mengingatkan kita untuk mengedepankan akhlak dan budi pekerti yang baik kepada sesama manusia. Akhlak yang baik ini diwujudkan dengan menjauhi keangkuhan dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Di antara tanda-tanda orang angkuh dan sombong adalah saat berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau tidak memperlihatkan sikap ramah. Ia menunjukkan sikap angkuhnya, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat dan terhebat. Padahal, kita diperintahkan untuk mengedepankan kesederhanaan atau sikap yang wajar, berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga orang lain merasa dihargai dan dihormati.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sombong, takabbur, merasa paling hebat dan berkuasa sendiri merupakan sifat yang dapat menghalangi seseorang masuk surga. Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud R.A. disebutkan:

 

لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ 

 

Artinya: “Tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat rasa takabur atau sombong meskipun hanya sekecil biji sawi.”

 

Hal ini sesuai dengan sejarah yang menunjukkan bahwa sikap sombonglah yang menjadikan iblis mendapatkan murka dari Allah karena ia tidak mematuhi perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Sifat inilah yang mengeluarkan iblis dari surga. Hal ini termaktub dalam QS Al-Baqarah: 34:

 

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ 

 

Artinya:  “(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.”

 

Sombong adalah sikap dan sifat warisan iblis yang harus dihindari oleh manusia.  Orang yang sombong seringkali tidak akan pernah mau kalah dan mengalah. Andaikata ada yang mengunggulinya, maka ia pun akan bersikap sinis dan berlomba-lomba untuk melebihi yang lain lagi. Orang yang sombong juga memiliki sifat gampang berbohong dengan mereka-reka cerita dan peristiwa yang tujuannya mengangkat dirinya. Hati orang yang sombong dan merasa paling hebat telah mati dan sulit untuk menerima kebenaran. Secara pelan-pelan sebenarnya ia sedang menjerumuskan dirinya ke jurang kehinaan.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah Jumat kali ini. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjauhi sikap dan sifat sombong dan merasa paling hebat sendiri agar kita tidak terjerumus pada jurang kehinaan dan kita bisa terhindar dari siksa api neraka. Amin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ

 

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

 

اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

 

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung