Khutbah

Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya

NU Online  ยท  Rabu, 11 Juni 2025 | 13:00 WIB

Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya

Ilustrasi pemeliharaan alam. Sumber: Canva/NU Online.

Salah satu pelajaran yang sering dilupakan adalah kesadaran bahwa alam ini merupakan titipan dan amanah dari Allah yang harus dijaga dan dilestarikan. Tentu saja ketika manusia merusak alam, mencemarinya, dan memperlakukannya dengan tamak, menjadi bagian dari tindakan yang tidak mengindahkan amanah dari Allah.


Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, โ€œKhutbah Jumat: ย Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya.โ€ย Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู‡ูŽุฏูŽุงู†ูŽุง ู„ูุทูŽุฑููŠู’ู‚ูู‡ู ุงู„ู’ู‚ูŽูˆููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽููŽู‚ู‘ูŽู‡ูŽู†ูŽุง ูููŠ ุฏููŠู’ู†ูู‡ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ููŠู’ู…ู. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ุดูŽู‡ูŽุงุฏูŽุฉู‹ ุชููˆูŽุตูู‘ู„ูู†ูŽุง ุฅูู„ู‰ูŽ ุฌูŽู†ู‘ูŽุงุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุนููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุชูŽูƒููˆู’ู†ู ุณูŽุจูŽุจู‹ุง ู„ูู„ู†ู‘ูŽุธู’ุฑู ุฅูู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ูˆูŽู†ูŽุจููŠู‘ูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽูŠูู‘ุฏู ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฏู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุฃููˆู’ู„ูู‰ ุงู„ู’ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู’ุฌูŽุณููŠู’ู…ู. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู: ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ููŠ ุฃููˆู’ุตููŠูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ูุŒ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฆูู„ู ูููŠ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู: ูˆูŽู„ุงูŽ ุชููู’ุณูุฏููˆุงู’ ูููŠ ุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฅูุตู’ู„ุงูŽุญูู‡ูŽุง ูˆูŽุงุฏู’ุนููˆู‡ู ุฎูŽูˆู’ูู‹ุง ูˆูŽุทูŽู…ูŽุนู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุชูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู‚ูŽุฑููŠุจูŒ ู…ู‘ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ููŠู†ูŽ


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Puji syukur alhamdulillahi rabbil alamin, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan segala keindahannya sebagai amanah yang harus dijaga dan dilestarikan oleh kita semua. Kepada-Nya kita bersyukur atas udara yang kita hirup, air yang mengalir, dan tanah yang menumbuhkan rezeki. Dan hanya dengan petunjuk-Nya, kita dapat memahami bahwa menjaga kelestarian ciptaan-Nya adalah bagian dari ibadah.


Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, allahumma shalli wa sallim โ€˜ala Sayyidina Muhammad wa โ€˜ala alih wa shahbih, pembawa cahaya kebenaran dan penuntun umat menuju ketaatan. Melalui keteladanannya, kita bisa belajar mencintai makhluk, mencintai alam semesta, merawatnya dengan baik dan melestarikannya. Semoga Allah mempertemukan kita semua dengannya di dalam surga yang abadi. Amin ya rabbal alamin.


Selanjutnya, sudah menjadi kewajiban bagi kami selaku khatib, untuk senantiasa mengingatkan diri sendiri dan jamaah sekalian untuk terus berusaha memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Salah satu caranya adalah dengan memelihara hati dari godaan duniawi yang dapat menjerumuskan pada kesesatan dan ketamakan, serta membenahi niat dalam setiap langkah ibadah yang kita lakukan.


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Di antara larangan dalam Islam yang harus kita hindari bersama adalah segala bentuk upaya dan tindakan yang dapat merusak alam dan mengeksploitasi sumber daya secara berlebihan. Sebab pada hakikatnya, bumi diciptakan tidak hanya sebagai tempat, tapi juga keseimbangan. Gunung-gunung sebagai pasaknya, sungai sebagai jalurnya, dan tumbuh-tumbuhan sebagai penyeimbangnya. Semua ini tidak untuk dirusak, melainkan untuk dijaga dengan penuh rasa tanggung jawab.


Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman dalam Al-Qurโ€™an:


ูˆูŽู„ุงูŽ ุชููู’ุณูุฏููˆุงู’ ูููŠ ุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฅูุตู’ู„ุงูŽุญูู‡ูŽุง ูˆูŽุงุฏู’ุนููˆู‡ู ุฎูŽูˆู’ูู‹ุง ูˆูŽุทูŽู…ูŽุนู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุชูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู‚ูŽุฑููŠุจูŒ ู…ู‘ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ููŠู†ูŽ


Artinya, โ€œJanganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.โ€ (QS Al-Aโ€™raf, [7]: 56).


Ayat ini merupakan seruan yang jelas dan tegas kepada kita semua, bahwa bumi telah diciptakan dalam keadaan seimbang, teratur, dan indah. Dan kita semua dilarang untuk merusak keindahannya, mengeksploitasi isinya dengan berlebihan dan semacamnya. Sejak awal, Allah telah memperindah dan menyempurnakannya untuk dimanfaatkan dengan bijak, bukan untuk dihabiskan secara rakus dan sembrono.


Merujuk penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qurโ€™anil Azhim, jilid III, halaman 429, ayat ini merupakan larangan yang sangat tegas dari Allah kepada kita semua dari berbuat kerusakan di muka bumi. Ketika alam telah ditata dengan rapi, keseimbangan telah diciptakan dengan sempurna, lalu datang tangan-tangan manusia yang serakah merusaknya, maka kerusakan itu tidak hanya menghancurkan lingkungan, tetapi juga mendatangkan malapetaka bagi seluruh umat manusia dan ini lebih berbahaya. Sebab, kerusakan yang terjadi setelah perbaikan adalah jenis kerusakan yang paling berbahaya,


ูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฅููู’ุณูŽุงุฏู ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽุถูŽุฑู‘ูŽู‡ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุฅูุตู’ู„ุงูŽุญู! ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู ุงู„ู’ุฃูู…ููˆู’ุฑู ู…ูŽุงุดููŠูŽุฉู‹ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽุฏูŽุงุฏูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูˆูŽู‚ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุฅููู’ุณูŽุงุฏู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽุŒ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุถูŽุฑู‘ูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽูƒููˆู’ู†ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู’ุนูุจูŽุงุฏู


Artinya, โ€œAllah Taโ€™ala melarang dari perbuatan merusak di bumi, dan betapa lebih berbahayanya (kerusakan) itu setelah adanya perbaikan! Karena sesungguhnya apabila segala urusan telah berjalan di atas jalan yang lurus, lalu terjadi kerusakan setelah itu, maka itu menjadi kerusakan yang paling berbahaya bagi para hamba.โ€


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Maka dari itu, marilah kita semua bersama-sama menjaga kelestarian alam ini sebagai bagian dari bentuk penghambaan kita kepada Allah ta'ala. Jangan sampai tangan kita yang diberi kekuatan justru menjadi alat penghancur bagi ciptaan-Nya. Jangan sampai akal yang Allah anugerahkan justru dipakai untuk mengatur strategi eksploitasi yang merusak tatanan bumi.


Sebaliknya, gunakanlah seluruh potensi yang kita miliki untuk merawat, melestarikan, dan menumbuhkan kehidupan. Karena sekecil apa pun usaha menjaga kelestarian bumi, jika tujuan dan niatnya adalah karena Allah, maka ia menjadi amal saleh yang berbuah pahala. Namun jika kita merasa belum mampu memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian alam, maka setidaknya jangan menjadi bagian dari perusaknya.


Oleh sebab itu, Syekh Muhammad Mutawalli asy-Syarawi dalam kitab Tafsir wa Khawathirul Umam, jilid I, halaman 691 menjelaskan bahwa spirit dari ayat di atas adalah memerintahkan kita semua untuk menjadi manusia yang santun terhadap alam semesta di sekitar. Jika tidak mampu memperindah atau memperbaikinya, maka paling tidak, biarkanlah ia tetap dalam kondisi aslinya tanpa kita rusak.


ููŽู„ู’ุชูŽูƒูู†ู’ ู…ูุคูŽุฏุจุงู‹ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ูƒูŽูˆู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุญูŽูˆู’ู„ููƒูŽุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุณู’ุชูŽุทูุนู’ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฒููŠู’ุฏูŽู‡ู ุญูุณู’ู†ู‹ุง ููŽู„ุงูŽ ุฃูŽู‚ูŽู„ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฏูŽุนูŽู‡ู ูƒูŽู…ูŽุง ู‡ููˆูŽ ุฏููˆู’ู†ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชููู’ุณูุฏูŽู‡ู


Artinya, โ€œMaka bersikap santunlah terhadap alam semesta di sekitarmu. Jika engkau tidak mampu menambah keindahannya, maka paling tidak biarkanlah ia sebagaimana adanya, tanpa engkau rusak.โ€


Namun maโ€™asyiral muslimin, Kita juga tidak boleh menutup mata bahwa perusakan alam sering kali tidak semata-mata akibat perilaku individu, tetapi juga dilakukan secara sistematis oleh pihak-pihak yang memiliki kuasa besar, baik itu perusahaan maupun negara. Maka kewajiban menjaga lingkungan tidak hanya dibebankan pada warga biasa, tetapi terutama pada mereka yang punya wewenang, akses, dan skala dampak yang jauh lebih besar dari warga biasa.


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menjaga alam adalah bagian dari penghambaan kita kepada Allah. Namun yang lebih penting juga untuk diingat adalah peringatan tegas dari Allah agar kita tidak menjadi perusak setelah alam ini ditata dengan penuh keseimbangan. Sebab, merusak alam berarti menentang sistem yang Allah ciptakan dengan benar dan lurus. Dan kerusakan sekalipun awalnya tampak kecil, bisa berujung pada bencana yang lebih besar, seperti banjir, kekeringan, wabah, hingga krisis pangan dan iklim.


Maka, jika kita belum mampu menanam, setidaknya jangan menebang. Jika tidak bisa memperbaiki, jangan menambah rusak. Karena diam yang menjaga lebih baik daripada gerak yang merusak, dan membiarkan alam tetap utuh lebih mulia daripada mengubahnya menjadi kehancuran.


Demikian adanya khutbah Jumat, perihal larangan merusak alam dan anjuran untuk merawat kelestariannya. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.


ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุงููŠูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ู…ูู†ูู‘ูŠู’ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนูŽ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู’ู…ู. ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽูˆู’ู„ููŠู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ููŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ู ุงูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู


Khutbah II

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุญูŽู…ู’ุฏู‹ุง ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุงุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ุงูู„ูŽู‡ูŒ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฒูŽู„ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกู ูˆูŽูƒููŠู’ู„ู‹ุง. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจูู‡ู ูˆูŽุฎูŽู„ููŠู’ู„ูู‡ูุŒ ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ู ุงู„ู’ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฎูุฑููŠู’ู†ูŽุŒ ุงูŽู„ู’ู…ูŽุจู’ุนููˆู’ุซู ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ู„ูู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุงู„ู„ู‡ู… ุตูŽู„ูู‘ ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ู‰ูŽ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽุŒ ุตูŽู„ูŽุงุฉู‹ ุฏูŽุงุฆูู…ูŽุฉู‹ ุจูุฏูŽูˆูŽุงู…ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถููŠู’ู†ูŽ


ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู: ููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููˆู’ู†ูŽ ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽุฐูŽุฑููˆู’ุง ุงู„ู’ููŽูˆูŽุงุญูุดูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ. ูˆูŽุญูŽุงููุธููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุญูุถููˆู’ุฑู ุงู„ู’ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ูˆูŽุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ุฑูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุงุฌูุจูŽุงุชู. ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุจูŽุฏูŽุฃูŽ ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู. ูˆูŽุซูŽู†ู‘ูŽู‰ ุจูู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูุณูŽุจูู‘ุญูŽุฉู ุจูู‚ูุฏู’ุณูู‡ู. ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹


ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูููŠู’ ุงู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงูŽู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุบูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูŽ ูˆูŽุงู„ุณู‘ููŠููˆู’ููŽ ุงู„ู’ู…ูุฎู’ุชูŽู„ูููŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุฏูŽุงุฆูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ูŽุŒ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽุŒ ู…ูู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุฎูŽุงุตูŽุฉู‹ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ูŽุฉู‹ุŒ ุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑูŒ


ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุงูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุงููŠู’ุชูŽุงุกู ุฐููŠู’ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูุŒ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur, dan Awardee Beasiswa non-Degree Kemenag-LPDP Program Karya Turots Ilmiah di Maroko.