Khutbah

Khutbah Jumat: Kejayaan di Dunia

Kam, 3 Agustus 2023 | 06:00 WIB

Khutbah Jumat: Kejayaan di Dunia

Ilustrasi: Khutbah (NU Online, Mahbib).

Jika kita mencari cara terbaik untuk kejayaan hidup, maka caranya dengan selalu menyeimbangkan dua sayap syukur dan sabar.


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul, “Khutbah Jumat: Kejayaan di Dunia Hanya Bersifat Sementara”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
 

 

Khutbah I
 


أَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ. اَللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا.
 

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 
 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: إِن يَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٞ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٞ مِّثۡلُهُۥۚ وَتِلۡكَ ‌ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
 

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Di antaranya ialah nikmat masihnya kita diberi kesempatan untuk bisa menghirup udara sehingga bisa dipertemukan di siang Jumat hari ini.
 

Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Amin ya Rabbal ‘alamin
 

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
​S​​​​​ٍebagaimana kita ketahui bersama, kita diciptakan oleh Allah swt tak lain tujuannya ialah untuk beribadah kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56:
 

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا ‌لِيَعۡبُدُونِ 

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”. (QS Adz-Dzariyat: 56).
 

Firman Allah di atas menjelaskan secara tegas bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia ialah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah yang dimaksud di sini ialah bentuk penghambaan diri dengan selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.
 

Namun, dalam kenyataannya banyak umat manusia yang lalai akan tugasnya sebagai hamba Allah. Mereka lalai dan tidak bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Mereka lalai dengan tidak memenuhi tugasnya sebagai hamba untuk beribadah kepada majikan. 
 

Bahkan sebagian dari mereka sampai terang-terangan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. Mereka lupa bahwa kejayaan di dunia hanya bersifat sementara. Gelimang harta yang dimiliki suatu saat akan sirna. Kejayaan di dunia bagaikan roda yang berputar, seseorang bisa mendapatkan kejayaan di hari ini, dan runtuh di esok hari.
 

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Allah swt secara jelas memberi gambaran bagaimana dinamika kehidupan di dunia yang seperti roda. Allah swt berfirman: 
 

وَتِلۡكَ ‌ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
 

Artinya: “Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapatkan pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS Al-Imran: 140).
 

Ayat di atas sejatinya turun untuk menghibur umat Islam pasca kekalahan besar pada perang Uhud. Pada ayat tersebut juga Allah sejatinya memberi penjelasan bahwa kejayaan dan kehancuran dapat menimpa siapapun sebab pada hakikatnya tidak ada yang kekal di dunia ini.
Sebagaimana Imam Fakrudin Arrazi dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib juz IX halaman 372 terkait ayat di atas berkata:
 

وَالْمَعْنَى أَنَّ أَيَّامَ الدُّنْيَا هِيَ دُوَلٌ بَيْنَ النَّاسِ لَا يَدُومُ مَسَارُّهَا وَلَا مَضَارُّهَا، فَيَوْمٌ يَحْصُلُ فِيهِ السُّرُورُ لَهُ وَالْغَمُّ لِعَدُوِّهِ، وَيَوْمٌ آخَرُ بِالْعَكْسِ مِنْ ذَلِكَ، وَلَا يَبْقَى شَيْءٌ مِنْ أَحْوَالِهَا وَلَا يَسْتَقِرُّ أَثَرٌ مِنْ آثَارِهَا
 

Artinya: “Maknanya ialah hari-hari di dunia mengalami pergiliran di antara umat manusia, kebahagiaan maupun kecelakaan tidak akan kekal di dalamnya, terkadang seseorang mendapatkan kebahagiaan sedang musuhnya mendapatkan sebaliknya. Begitupun sebaliknya. Tidak akan ada sesuatu yang menetap dalam satu kondisi bahkan bekasnya juga begitu”.
Di sisi lain, kejadian kekalahan pada perang Uhud juga memberikan pelajaran berharga kepada umat Islam pada waktu itu bahwa tidak menuruti perintah pimpinan dapat berakibat fatal bahkan sampai mengakibatkan kekalahan pada perang tersebut.
 

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Jika kita mencari cara terbaik untuk mengarungi kehidupan di dunia, maka caranya ialah dengan selalu menyeimbangkan dua sayap yaitu syukur dan sabar.
 

Bersyukur ketika mendapatkan kejayaan karena hal tersebut pada hakikatnya merupakan kenikmatan dari Allah swt dan bersabar ketika mendapatkan kemerosotan dan cobaan karena hal itu tak lain merupakan ujian dari Allah swt.
 

Semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang selalu dijaga oleh Allah dari sifat lalai di dunia dan selalu menerapkan syukur dan sabar di setiap langkah yang kita tapakkan di dunia.
 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
 

 

Khutbah II 
 

 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah Jakarta. 


Ustadz Rif'an Haqiqi, Pengajar di Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyyah Berjan Purworejo