Khutbah

Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa

NU Online  ·  Kamis, 7 Agustus 2025 | 21:00 WIB

Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa

Ilustrasi kerukunan dan kerja sama. (Foto: NU Online)

Kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari penjajahan, melainkan amanah besar untuk merawat persatuan, memperkuat persaudaraan, dan membangun bangsa bersama-sama. Dalam Islam, kerukunan dan kerjasama adalah ajaran pokok yang menjadi kunci kemajuan umat. Ketika perbedaan disikapi dengan hikmah, dan perbedaan pendapat tidak memecah ukhuwah, maka bangsa ini akan melangkah maju dalam keberkahan.

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

 

Khutbah I

 

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْإِسْلَامِ وَالْإِيمَانِ، وَجَعَلَنَا أُمَّةً وَسَطًا، نَحْمِلُ رِسَالَةَ السَّلَامِ وَالْخَيْرِ وَالْإِعْمَارِ. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ

 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي الْخَاطِئَةَ الْمُذْنِبَةَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَاتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ: أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Segala puji kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah menganugerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Pada bulan Agustus ini, kita akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Usia yang cukup panjang, namun sarat tantangan.

 

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sang pembawa risalah rahmatan lil ‘alamin yang telah membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah menuju cahaya petunjuk dan peradaban.

 

Pada kesempatan khutbah ini, khatib berwasiat kepada dirinya sendiri dan kepada seluruh jamaah untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Takwa inilah bekal utama menuju keselamatan dan kemuliaan di dunia maupun akhirat.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kemerdekaan adalah nikmat besar dari Allah Swt. Nikmat ini patut kita syukuri dengan memperkuat kerukunan dan kerja sama antarwarga bangsa. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ḥujurat ayat 10:

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

 

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." 

 

Imam al-Qurṭubi dalam Tafsir al-Jami’ li Aḥkamil Qur’an menjelaskan bahwa ukhuwah (persaudaraan) bukan hanya hubungan darah atau mazhab, tetapi ukhuwah karena iman, yang menuntut kita untuk saling menguatkan, bukan menjatuhkan.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ukhuwah ini adalah pilar utama dalam membangun peradaban yang damai dan sejahtera. Perbedaan suku, agama, budaya, atau pilihan politik tidak boleh merusak nilai ukhuwah yang dijunjung tinggi oleh Islam. Rasulullah Saw bersabda:

 

اَلمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

 

Artinya: "Seorang mukmin bagi mukmin yang lain seperti bangunan yang saling menguatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Imam Nawawi dalam Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim menjelaskan bahwa hadits ini menggambarkan keharusan adanya saling tolong-menolong dan kerja kolektif dalam kehidupan umat. Seperti bangunan, jika satu bagian lemah, maka seluruh struktur bisa roboh. Maka saling menguatkan adalah bagian dari iman. Di sinilah pentingnya kita menjaga kerukunan antarumat beragama, antarormas, antartokoh, bahkan antarlembaga. Jangan biarkan perbedaan pendapat berubah menjadi perpecahan.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Syekh Abdurrahman Ba'alawi dalam Bughyah al-Mustarsyidin menyatakan:

 

وَيَجِبُ اجْتِنَابُ كُلِّ مَا يُفْضِي إِلَى التَّنَازُعِ وَالْخِلَافِ

 

Artinya: "Wajib menjauhi segala hal yang membawa pada pertengkaran dan perpecahan."

 

Karena pertengkaran itu membuka pintu fitnah, merusak amal, dan mengundang kehancuran bangsa.
KH Hasyim Asy’ari dalam Risalah Ahlus Sunnah wa al-Jama‘ah juga menekankan pentingnya ukhuwah diniyah dan wathaniyah, persaudaraan keagamaan dan kebangsaan, yang harus dijaga demi kekuatan umat.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kita patut meneladani hubungan antara para ulama seperti KH Wahid Hasyim, KH Mas Mansur, KH Agus Salim, dan para tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Hatta. Mereka berbeda latar belakang, namun bersatu demi satu tujuan, yaitu kemerdekaan bangsa dan kemajuan rakyat Indonesia.

 

Inilah makna kerjasama sejati, yaitu bukan menyamakan semua hal, tapi mempersatukan kekuatan untuk kebaikan bersama. Imam al-Ghazali dalam Iḥya ‘Ulumuddin Juz II halaman 224, berkata:

 

لَا يَسْتَقِيمُ أَمْرُ الدُّنْيَا إِلَّا بِالتَّعَاوُنِ وَالتَّوَافُقِ وَتَرْكِ التَّنَازُعِ

 

Artinya: "Urusan dunia tidak akan tegak kecuali dengan kerjasama, saling mendukung, dan meninggalkan pertengkaran.”

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kemerdekaan tidak akan bermakna jika kita terus berselisih. Tidak akan ada kemajuan jika bangsa ini retak karena ego pribadi dan kepentingan kelompok. Mari kita bersatu dalam bingkai "Bhinneka Tunggal Ika", rukun dalam perbedaan, dan bekerja sama demi masa depan anak cucu kita.

 

Pesan akhir khutbah ini, mari kita tanamkan dalam hati firman Allah dalam Surat Al-Ma’idah ayat 2 berikut ini:

 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

 

Artinya: "Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan." 

 

Semoga Allah Swt selalu mempersatukan hati kita dalam kebaikan dan memberikan kekuatan untuk terus membangun bangsa ini dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Amin ya robbal ‘alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khutbah II

 

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ، وَجَعَلَ التَّعَاوُنَ وَالاِتِّحَادَ سَبَبًا فِي نَيْلِ النَّصْرِ وَالتَّمْكِينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ ،وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ

 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ وَإِيَّايَ الْمُقَصِّرَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، اِعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّۚ يَٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

 

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَوَفِّقْهُمْ لِرِضَاكَ، وَاجْعَلْ بِلَادَنَا هَذِهِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا سَخَاءً رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ،  اللّٰهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْـبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا، وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ، اللّٰهُمَّ وَحِّدْ كَلِمَتَنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَوَفِّقْ قَادَتَنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَىٰ، وَانْصُرِ الْمُجَاهِدِينَ وَالْمُصْلِحِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

 

عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ، وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ .فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

 

Ustadz H. Moh. Zainal Abidin, Khodimul Ma’had Al-Muayyad Surakarta, Wakil Rois Syuriyah PCNU Surakarta