Khutbah

Khutbah Jumat: Keutamaan Menjaga Shalat

Jumat, 24 Januari 2025 | 08:15 WIB

Khutbah Jumat: Keutamaan Menjaga Shalat

Khutbah Jumat tentang keutamaan menjaga shalat (freepik).

Setiap bangunan tentu memiliki fondasi atau tiang untuk menyangganya agar tetap berdiri kokoh. Begitupun dengan agama yang akan kokoh dengan tiangnya yaitu shalat. Umat Muslim haruslah benar-benar menjaga shalat agar agamanya tetap kokoh di dalam hatinya.
 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Khutbah Jumat: Keutamaan Menjaga Shalat.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

 

Khutbah I
 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِينِهِ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ، وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلَّهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ؛ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى:  بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Dari atas mimbar yang mulia ini khatib berwasiat, khususnya untuk khatib pribadi dan umumnya untuk seluruh jamaah sekalian agar selalu menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah swt berfirman:
 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
 

Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian semua dengan sebenar-benarnya takwa, dan sungguh janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan Islam". (QS Al-Baqarah ayat 102).
 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Shalat adalah tiang agama. Sebagaimana bangunan yang kokoh sebab memiliki tiang yang kuat, agama seorang muslim juga akan menjadi kuat sebab keistiqamahan menjalankan shalat. Shalat adalah ibadah utama yang menjadi tolak ukur kesalehan seorang mukmin. 
 

Karena itu, menjaga shalat merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi. Hal ini adalah perintah Allah sebagaimana firman-Nya:
 

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
 

Artinya, "Peliharalah semua shalat fardlu dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyuk." (QS Al-Baqarah ayat 238).
 

Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Tafsir Marah Labid menjelaskan bahwa ayat tersebut bermakna perintah untuk menjaga shalat dengan menyempurnakan rukun dan syaratnya. 
Menurut beliau dalam ayat ini ada dua makna penjagaan.
 

Pertama adalah penjagaan yang berhubungan antara hamba dan Tuhannya, seolah dikatakan kepada orang yang sedang shalat: "Jagalah shalat yang diperintahkan kepadamu niscaya Allah akan menjagamu karena engkau menjaga perintahnya." 
 

Maksudnya, orang yang menjaga shalat tentu akan dimuliakan Allah dengan menjaganya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena shalat merupakan bagian dari ketakwaaan, yang barang siapa menjaga takwanya tentu Allah akan menjaga semua kebaikan dari orang yang mengikuti perintah-Nya.
 

Kedua adalah penjagaan yang berhubungan antara orang yang shalat dan shalat itu sendiri. Seakan-akan dikatakan kepada orang yang shalat: "Jagalah shalatmu niscaya engkau akan dijaga oleh shalat."
 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 
Makna menjaga shalat yang kedua ini merupakan keutamaan yang luar biasa, karena shalat adalah ibadah yang dinyatakan Allah sebagai ibadah yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan tercela. Allah berfirman:
 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
 

Artinya, “Tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar.” (QS Al-'Ankabut ayat 45).
 

Masih dalam kitab Marah Labid, Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa sesungguhnya shalat mencegah dari dua hal. Pertama perbuatan keji, dan hal ini ditafsiri dengan makna ta'thil (atheis) yakni pengingkaran atas adanya tuhan. Kedua shalat juga mencegah dari perbuatan munkar dan ditafsiri kemusyrikan, yakni keyakinan adanya tuhan selain Allah.
 

Dari keterangan tersebut kita bisa pahami bahwa shalat sungguh menjadi tiang agama. Artinya shalat merupakan ibadah yang di dalamnya terkandung makna  tauhid yang menguatkan keimanan.
 

Tidak mengherankan apabila dalam Islam kedudukan shalat diumpamakan sebagai tiang, karena apabila tiang ini roboh, niscaya bangunan yang dibangun pun akan roboh. Sama seperti agama yang apabila tidak diperkuat dengan tiangnya yaitu shalat, tentu lambat laun akan roboh. Na'udzubillah.
 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Keutamaan shalat merupakan sesuatu yang sulit diukur. Cukuplah bagi kita untuk selalu mengingat bahwa shalat adalah ibadah yang menjadi fondasi bagi amal lain untuk diterima oleh Allah. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw:
 

أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
 

Artinya, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi." (HR At-Tirmidzi).
 

Demikianlah khutbah singkat pada siang hari ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga kita dan seluruh keluarga digolongkan sebagai orang-orang yang istiqamah dalam menjaga shalat. Amin ya Rabbal 'alamin.
 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
 


Khutbah II
 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ
فقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَرَ. بَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Abdul Karim Malik, Alumni Al-Falah Ploso Kediri, Pengurus LBM PCNU Kabupaten Bekasi dan Tenaga Pengajar Pondok Pesantren YAPINK Tambun-Bekasi.