Khutbah

Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia

NU Online  ·  Jumat, 13 Juni 2025 | 05:00 WIB

Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia

Khutbah Jumat tentang kebahagiaan keluarga (freepik).

Dalam keluarga perbedaan pandangan atau pertengkaran antara saudara adalah sebuah kewajaran. Hal ini tentu dapat memicu keretakan, perceraian atau bahkan permusuhan di antara keluarga dan kerabat. Maka penting bagi kita untuk mengetahui dan mengamalkan kiat-kiat untuk menumbuhkan kerukunan di antara saudara. Maka mari kita perhatikan sedikit penjelasan tentang membangun kerukunan dalam keluarga.
 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup BahagiaUntuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

 

Khutbah I
 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَى وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى. أَمَّا بَعْدُ
 

فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ، اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah 

Di awal khutbah, tak lupa Khatib berpesan kepada diri sendiri dan seluruh jamaah untuk bertakwa, mempunyai rasa takut kepada Allah swt.

Dalam keluarga, kita menemukan cinta, dukungan, dan kehangatan. Namun, kerukunan tidak selalu datang dengan sendirinya. Kita perlu berusaha untuk memahami, menghormati, dan memaafkan satu sama lain. Dengan demikian, kita dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia, tempat setiap anggota merasa dicintai dan dihargai.
 

Menjaga kerukunan di dalam keluarga, lebih luas lagi menjaga kerukunan dalam lingkungan kerja dan masyarakat adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dalam agama Islam perpecahan merupakan larangan langsung dari Allah Ta'ala: 
 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
 

Artinya, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.“  (QS Ali Imran. Ayat 103).
 

Imam Al-Qusyairi menjelaskan tentang perpecahan dalam kitabnya Lathaif Al-Isyarat, jilid 1 halaman 267:
 

التَّفْرِقَةُ أَشَدُّ الْعُقُوبَاتِ وَهِيَ قَرِينَةُ الشِّرْكِ
 

Artinya: "Perpecahan adalah siksaan yang paling berat dan itu adalah sesuatu yang menunjukkan syirik." 
 

Pernyataan Imam Al-Qusyairi menegaskan bahwa kerukunan menjadi aspek yang sangat vital dalam mewujudkan kebahagiaan. Karena perpecahan dianggap menjadi siksa, sebab tanpa adanya kerukunan maka akan banyak hal yang mendatangkan kesengsaraan.
 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah 

Penting bagi kita sebagai umat muslim untuk memperhatikan kerukunan antarsesama, terlebih antara keluarga dan kerabat. Karena kerukunan yang terjalin antara keluarga, saudara dan kerabat merupakan kunci kebahagiaan. Sebagaimana Baginda Nabi Muhammad saw bersabda:
 

عَلَيْكُمْ بِإِخْوَانِ الصَّفَاءِ فَإِنَّهُمْ زِينَةٌ فِي الرَّخَاءِ وَعِصْمَةٌ فِي الْبَلَاءِ
 

Artinya: "Hendaklah engkau menjaga saudara yang baik (tulus), karena mereka adalah perhiasan di saat senang dan pelindung di kala susah."
 

Demikian dijelaskan dalam kitab Adabud Dunya wad Din karya Imam Al-Mawardi, halaman 161.
 

Kerukunan keluarga adalah kunci kebahagiaan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan saling menghormati, membantu, memahami dan mudah memaafkan, kita dapat menciptakan lingkungan keluarga yang damai dan sejahtera.
 

Menjaga persaudaraan yang tulus tentu harus memenuhi hak-hak bersaudara yang baik, tidak sekedar hanya pengakuan sebagai saudara lalu dengan seenaknya merepotkan dan semaunya sendiri terhadap saudaranya. 
 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Ada tiga hal prinsip yang kami rangkum untuk menjaga dan menguatkan hubungan persaudaraan:
 

Pertama, tulus ikhlas menjalin persaudaraan. Dengan tulus ikhlas hubungan persaudaraan akan terasa indah. Tulus dalam persaudaraan adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan harmonis. Dengan keterbukaan, kejujuran, dan kesetiaan, kita dapat menciptakan ikatan yang mendalam di antara saudara. Baginda Nabi saw bersabda:
 

مَا تَحَابَّ اثْنَانِ فِي اللّٰهِ إِلَّا كَانَ أَحَبُّهُمَا إِلَى اللّٰهِ أَشَدَّهُمَا حُبًّا لِصَاحِبِهِ
 

Artinya: "Tidaklah dua orang yang saling mengasihi karena Allah, kecuali yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling tulus rasa kasih sayangnya kepada temannya (saudaranya)". (HR Al-Hakim).
 

Kedua, saling memahami dan menghormati dalam perbedaan. Dalam keluarga, perbedaan adalah hal yang wajar. Namun, bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut dapat membuat perbedaan besar dalam hubungan kita. Dengan menghormati dan memahami perbedaan antara saudara, kita dapat menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
 

Baginda Nabi Muhammad saw bersabda:
 

إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَى اللَّهِ الَّذِينَ يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَى اللَّهِ الْمُشَاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ
 

Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang memiliki sifat mudah bergaul dan disenangi orang lain. Dan sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah mereka yang suka mengadu domba dan memecah belah persaudaraan'." (HR At-Thabarani).
 

Ketiga, mudah memaafkan terhadap kesalahan. Dalam persaudaraan, mudah memaafkan dapat menjadi kunci untuk membangun hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang. Mari kita berusaha untuk melepaskan dendam dan memaafkan kesalahan satu sama lain, sehingga kita dapat menciptakan ikatan persaudaraan yang lebih kuat.
 

وَقِيلَ لِخَالِدِ بْنِ صَفْوَانَ: أَيُّ إخْوَانِك أَحَبُّ إلَيْك؟ قَالَ: مَنْ غَفَرَ زَلَلِي، وَقَطَعَ عِلَلِي، وَبَلَّغَنِي أَمَلِي
 

Artinya: "Suatu ketika ditanyakan kepada syekh Khalid bin Shafwan, 'Siapa di antara saudaramu yang paling kamu cintai?' lalu beliau menjawab: 'Yakni orang yang memaafkan kesalahanku, menguatkan kelemahanku, dan membantuku menggapai cita-cita'."

 

Demikian dijelaskan dalam kitab Adabud Dunya wad Din, halaman 178.
 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Demikian tiga hal prinsip yang kami rangkum. Semoga dapat membantu kita membangun persaudaraan yang rukun, saling mengasihi, dan saling memaafkan. Semoga hubungan persaudaraan kita dipenuhi dengan kasih sayang, kepercayaan, dan pengertian. Mari kita berusaha untuk menjadi saudara yang baik, sehingga kita dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia. Amin ya Rabbal 'alamin.
 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II
 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ
 

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 

عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ

​​​​​​​

Ustadz Abdul Karim Malik, Alumni Al falah ploso kediri, Pengurus LBM PCNU Kabupaten Bekasi dan Tenaga Pengajar Pondok Pesantren YAPINK Tambun-Bekasi.