Khutbah

Khutbah Jumat: Nisfu Sya'ban, Momentum Titik Tolak Perbaikan Diri

Rab, 21 Februari 2024 | 19:00 WIB

Khutbah Jumat: Nisfu Sya'ban, Momentum Titik Tolak Perbaikan Diri

Nisfu Sya'ban. (Foto: NU Online/Freepik)

Sebentar lagi Nisfu Sya’ban akan tiba, tepatnya hari Sabtu malam Ahad (24 malam 25 Februari 2024). Sebagai salah satu hari spesial umat Islam, sudah seyogyanya membulatkan tekad untuk memanfaatkan momen tersebut seoptimal mungkin. Demi menambah kemantapan hati dalam berlomba-lomba meraih keutamaan Nisfu Sya’ban.


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Nisfu Sya'ban, Momentum Titik Tolak Perbaikan Diri”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!



Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ


Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Alhamdulillah kita sudah berada di Bulan Sya'ban. Bulan ini mempunyai banyak kejadian bersejarah yang tidak akan terlupakan oleh umat Islam. Di antaranya adalah peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke Ka’bah di Makkah. Pada bulan ini, ayat tentang perintah bershalawat pada Nabi juga diturunkan yakni QS al-Ahzab: 56 sehingga bulan Sya’ban juga disebut bulan bershalawat pada Nabi. Pada bulan ini juga ada malam spesial di pertengahan bulan Sya’ban, yang akrab dikenal dengan malam Nisfu Sya’ban.


Bila melihat kalender Masehi tahun ini, maka malam bulan Nisfu Sya’ban jatuh pada hari Sabtu 24 Februari 2024, sedangkan Nisfu Sya’bannya sendiri pada hari Ahad 25 Februari 2024.


Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Bila kita membuka literatur seputar Nisfu Sya’ban, maka keutamaan yang banyak ditemukan terletak pada malam Nisfu Sya’bannya, bukan pada hari Nisfu Sya’bannya. Bahkan bisa saja sudah banyak di antara kita yang telah familiar dengan janji dan ganjaran yang akan didapatkan ketika menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan dzikir, shalawat, doa, dan membaca Al-Quran.


Namun pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan beberapa hadits, pendapat ,dan kebiasaan ulama salaf dalam mengoptimalkan malam Nisfu Sya’ban. Pertama, hadits riwayat Ibnu Hibban mengenai keutamaan menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Hadits tersebut berbunyi:


يَطْلُعُ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ


Artinya: “Allah akan muncul ke mahluk-Nya pada malam pertengahan bulan Sya’ban (Nisfu Sya’ban), kemudian akan mengampuni seluruh (dosa) mahluk-Nya kecuali orang musyrik dan mengadu domba.


Coba perhatikan hadits tersebut, di mana Allah hanya tidak mengampuni dua jenis manusia: yang menyekutukan-Nya dan yang sering mengadu domba antar sesama. Hal ini merupakan konsistensi Allah yang pernah berfirman dalam kitab suci-Nya yang berbunyi:


إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ


Artinya: “Sesunguhnya Allah tidak akan mengampuni (bila) disekutukan (syirik) dengan (tuhan) yang lain dan akan mengampuni apa saja selain perbuatan (syirik) itu bagi siapa pun yang Allah kehendaki.” (QS. al-Nisa’: 48)


Selain perbuatan syirik itu, Allah akan memberikan ampunan-Nya. Tentu dengan syarat bila orang tersebut meminta ampunan dengan memperbanyak membaca istighfar, dzikir, dan ibadah-ibadah sunnah lainnya. Maka bagi pelaku dosa lainnya, bila melihat keumuman hadits ini, tidak perlu khawatir untuk tidak diampuni dosanya. 


Sebanyak apa pun dosanya, bila sungguh-sungguh bertobat dan memohon ampunan-Nya, pasti Dia akan mewujudkan permohonan tersebut. Makanya dalam riwayat Tirmidzi disebutkan:


إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ


Artinya: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Sya’ban (Nisfu Sya’ban), kemudian Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih banyak dibandingkan jumlah bulu kambing suku Kalb.”


Bulu kambing di sini pada dasarnya bersifat majaz, artinya dosa yang tidak terhitung akan mendapatkan peluang ampunan dari Allah. Sehingga seorang Muslim yang berlumur dosa tidak perlu pesimis dan putus asa untuk memperoleh rahmat-Nya berupa dihapuskan dosa-dosanya. Malam Nisfu Sya’ban yang akan terjadi besok malam menjadi momen yang tepat untuk memohon agar dosa-dosanya diampuni.


Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Keistimewaan semacam ini menjadi kekhasan bulan Sya’ban. Makanya seorang ulama salaf bernama Atha’ bin Yasar mengatakan bahwa tidak ada malam yang lebih utama setelah malam Lailatul Qadar ketimbang malam Nisfu Sya’ban. Artinya, derajat malam Nisfu Sya’ban berada tepat di bawah malam Lailatul Qadar. 


Dapat dibayangkan kiranya bagaimana kemuliaan malam Nisfu Sya’ban ketika dinilai posisinya berada setelah malam Lailatul Qadar. Hal ini karena ampunan Allah yang diberikan dengan sangat mudah dan gampang, bahkan tidak ada batasan jumlah dosa sebagaimana dalam riwayat di atas. 


Imam Syafi’i pun turut mengomentari kemuliaan Nisfu Sya'ban. Kata beliau, ada lima malam di mana sebuah doa berpeluang besar akan dikabulkan. Salah satu dari lima malam tersebut adalah malam pertengahan bulan Sya’ban, yang akan terjadi besok malam. 


Dengan kata lain, ulama salaf generasi sebelum Imam Syafi’i sudah mempunyai kebiasaan menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Sebagaimana diceritakan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hanbali bahwa kalangan Tabi’in di negeri Syam memuliakan malam Nisfu Sya’ban dengan bermujahadah dan memperbanyak ibadah, sehingga banyak orang meniru aktivitas tersebut.


Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Dengan demikian, marilah kita ingatkan dan mengajak keluarga dan sanak famili untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan melakukan berbagai amalan-amalan yang bernilai ibadah. Hal ini juga dalam rangka mengamalkan ayat:


وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ


Artinya: “Dan hendaklah kalian saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2)


Sangat disayangkan bila sampai melewati malam yang penuh berkah ini dengan tanpa memperbanyak pundi-pundi pahala. Seyogyanya kita menjadikan Nisfu Sya’ban sebagai titik tolak untuk memulai hidup baru agar lebih baik daripada kehidupan sebelumnya. Pada malam Nisfu Sya’ban kita memohon agar dosa-dosa kita dihapus, sehingga pada pagi harinya kita menjadi layaknya seorang bayi yang baru lahir yang tidak mempunyai dosa sama sekali.


Dalam bermunajat pada malam Nisfu Sya’ban kita bertekad untuk memperbaiki diri dan meminimalisir dosa-dosa. Sebab sudah pasti kita tidak akan bisa terhindar dari dosa. Namun setidaknya setelah Allah mengampuni dosa-dosa kita, kita sudah memantapkan hati untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa, yang lebih serius lagi dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَبِهِ وَ كَفَرَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقَ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلَّمُ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّابَعْدُ ۰ فَيَاعِبَادَ ﷲ. اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ.  إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيْمًا:  ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّٰﻪَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ، ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ.ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰسَيِّدِنَا ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁلهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأْهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، اللهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ،  اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ  اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


M Syarofuddin Firdaus, Dosen Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah