Fatihunnada
Kolomnis
Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan Al-Qur’an. Masyarakat Muslim Indonesia memiliki tradisi Tadarus Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Tadarus Al-Qur’an adalah kegiatan membaca Al-Qur’an secara bersama-sama yang dilakukan setelah melaksanakan salat Tarawih dan Witir di masjid atau musholla. Hal ini dilakukan untuk mensyiarkan Al-Qur’an selama bulan Ramadhan, akan tetapi permasalahannya adalah seberapa besar pengaruh Al-Qur’an yang dibaca dan didengar terhadap kehidupan sehari-hari.
Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Pengaruh Al-Qur’an dalam Kehidupan Manusia.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: وَإِذا ما أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زادَتْهُ هذِهِ إِيماناً فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزادَتْهُمْ إِيماناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ. وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزادَتْهُمْ رِجْساً إِلَى رِجْسِهِمْ وَماتُوا وَهُمْ كافِرُونَ. (التوية: ١٢٤-١٢٥). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan sumber hukum dan pedoman kehidupan di dunia. Al-Qur’an tidak sebatas bahan bacaan biasa yang melahirkan kebaikan atau pahala dari setiap huruf yang dibaca, akan tetapi Al-Qur’an juga merupakan kitab yang harus dibaca dengan penuh keimanan dan kesucian hati agar melahirkan karakter mulia.
Imam Ibnu Katsir dalam kitab As-Sirah an-Nabawiyah, juz 2, halaman 33 mengutip kisah Islamnya Umar bin Khatthab yang disampaikan Ibnu Ishaq, bahwa ketika Umar bin Khatthab mendengar Khabbab bin al-Arat membacakan surat Thaha kepada Fatimah bin Khatthab, Umar meminta Fatimah menyerahkan lembaran surat Thaha kepadanya untuk dibaca. Setelah Umar membacanya, ia berkata, “Betapa indah dan mulia bacaan ini”. Setelah itu, Umar meminta Khabbab menemaninya menghadap Nabi untuk masuk Islam.
Kisah ini menggambarkan bahwa dengan keimanan dan kesucian hati, membaca dan mendengarkan Al-Qur’an akan mempengaruhi perilaku seseorang. Hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Taubah, ayat 124-125:
وَإِذا ما أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زادَتْهُ هذِهِ إِيماناً فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزادَتْهُمْ إِيماناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ. وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزادَتْهُمْ رِجْساً إِلَى رِجْسِهِمْ وَماتُوا وَهُمْ كافِرُونَ
Artinya, “Apabila diturunkan suatu surah, di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?’ Adapun (bagi) orang-orang yang beriman, (surah yang turun) ini pasti menambah imannya dan mereka merasa gembira. Adapun (bagi) orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, (surah yang turun ini) akan menambah kekufuran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.”
Ketika orang beriman membaca dan mendengar Al-Qur’an, maka ada perubahan positif di dalam hatinya dengan peningkatan kualitas iman dan implementasi iman dalam bentuk perilaku baik yang mencerminkan Al-Qur’an. Al-Qur’an juga bisa melahirkan kebahagiaan di dalam hati mereka karena dapat membimbing mereka ke jalan yang benar. Hal ini ditegaskan Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam at-Tafsirul Munir, juz 11, halaman 85:
فَأَمَّا المُؤْمِنُوْنَ فَيَزِيْدُهُمْ نُزُوْلُ القُرْآنِ يَقِيْنًا وِتَصْدِيْقًا وَقُوَّةً دَافِعَةً إِلَى العَمَلِ بِهِ، وَهُمْ أَيْ وَحَالُهُمْ أَنَّهُمْ يَفْرَحُوْنَ بِنُزُوْلِ السُّوْرَةِ لِأَنَّهًا تُزَكِّيْ أَنْفُسَهُمْ، وَتُرْشِدُهُمْ إِلَى سَعَادَتِهِمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Artinya, “Adapun orang-orang beriman, maka turunya Al-Qur’an akan menambahkan keyakinan terhadap Al-Qur’an, pengakuan kebenaran Al-Qur’an, dan kekuatan untuk mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an. Mereka merasa senang dengan turunnya surat Al-Qur’an karena dapat membersihkan jiwa mereka dan menunjukkan kepada mereka jalan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Di sisi lain, orang yang tidak memiliki keimanan dan kesucian hati akan menolak kebenaran Al-Qur’an. Mereka menganggap bahwa Al-Qur’an hanya sebatas bacaan biasa, bahkan mencemooh Al-Qur’an sebagai buatan manusia, sebagai karya syair manusia, dan sebagai sihir. Allah menyinggung hal ini dalam surat Al-Nisa’, ayat 140:
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الكتاب أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ الله يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُواْ مَعَهُمْ حتى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ
Artinya, “Sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu dalam Kitab (Al-Qur’an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), janganlah kamu duduk bersama mereka hingga mereka memasuki pembicaraan yang lain.”
Suasana hati membuat seseorang dapat menentukan sikap dalam merespons sesuatu. Ketika hati dalam keadaan baik, maka apapun yang datang akan disikapi dengan baik. Al-Qur’an adalah mukjizat Allah, akan tetapi untuk menghidupkannya dalam karakter manusia, ia harus bisa membersihkan hatinya dari sifat-sifat buruk. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Syekh al-Sya’rawi dalam Tafsir asy-Sya’rawi atau Khawathirusy Sya’rawi, juz 17, halaman 10517:
فَالقُرْآنُ وَاحِدٌ، لَكِنَّ المُسْتَقْبِلَ لَهُ مُخْتَلِفٌ: هَذَا اسْتَقْبَلَهُ بِنَفْسٍ صَافِيَةٍ رَاضِيَةٍ، وَهَذَا اسْتَقْبَلَهُ بِلَدَدٍ وَقَلْبٍ مُغْلَقٍ، فَكَأَنَّهُ لَمْ يَسْمَعْ، فَالمَسْأَلَةُ مَسْأَلَةُ فِعْلٍ وَقَابِلٍ لِلفِعْلِ، وَسَبَقَ أَنْ مَثَّلْنَا لِذَلِكَ بِمَنْ يَنْفُخُ فِي يَدِهِ أَيَّامَ البَرْدِ وَالشِّتَاءِ بِقَصْدِ التَّدْفِئَةِ، وَيَنْفُخُ فِي كُوْبِ الشَّايِ مَثَلاً بِقَصْدِ التَّبْرِيْدِ، فَالفِعْلُ وَاحِدٌ، لَكِنَّ المُسْتَقْبِلَ مُخْتَلِفٌ
Artinya, “Al-Qur’an satu, tetapi yang menerimanya berbeda-beda. Satu orang menerima Al-Qur’an dengan hati yang bersih dan penuh keridloan, sedangkan orang lain menerimanya dengan menentang dan hati yang tertutup, seakan-akan ia tidak mendengar Al-Qu’'an. Oleh karena itu, permasalahannya terletak pada perilaku dan menyikapinya. Sebagai contoh hal tersebut adalah orang yang meniupkan angin dari mulutnya ke arah tangannya di musim dingin atau penghujan untuk menghangatkan tangan, akan tetapi berbeda pada saat ia meniupkan angin dari mulutnya ke cangkir teh untuk mendinginkan air teh. Jadi perilakunya sama, tetapi yang menerimanya berbeda.”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Semoga Allah selalu memberikan keimanan dan ketenangan hati dalam diri kita agar dapat membaca, mendengar, dan menerima Al-Qur’an dengan baik, sehingga kita dapat mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dari ini, semoga kita tergolong orang-orang yang bertakwa di hadapan Allah. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسْلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ اللهُ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرِ العَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْاهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Dr. Fatihunnada, Lc., M.A., Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah wal 'Arabiyyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terpopuler
1
Kultum Ramadhan: Meningkatkan Kualitas Ibadah di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan
2
Beasiswa BIB Dibuka 1 April 2025, Berikut Link Pendaftaran dan Persyaratannya
3
Kemenag Prediksi 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025
4
Kiriman Kepala Babi dan Bangkai Tikus ke Tempo, Pers Hadapi Ancaman Represi dan Pembungkaman
5
NU dalam ‘Rumah Kaca’ Kolonial: Tokohnya Diawasi, Acaranya Dibubarkan Polisi
6
KH M. Zen Syukri, Murid Kinasih KH Hasyim Asy'ari Asal Palembang
Terkini
Lihat Semua