Khutbah

Khutbah Jumat: Saring Sebelum Sharing

NU Online  ·  Jumat, 5 September 2025 | 09:40 WIB

Khutbah Jumat: Saring Sebelum Sharing

Ilustrasi media sosial. Sumber: Canva/NU Online.

Akhir-akhir ini kondisi bangsa kita sedang diuji. Di sejumlah daerah muncul aksi protes yang kadang berujung pada kericuhan dan ketegangan. Dalam situasi seperti ini, mari kita lebih bijak menyikapi informasi. Pastikan kebenarannya sebelum menyebarkan, dan jangan mudah terprovokasi oleh berita yang belum jelas. Dengan tetap tenang dan kritis, kita bisa ikut menjaga persatuan bangsa.


Naskah Khutbah Jumat ini berjudul, “Khutbah Jumat: Saring Sebelum Sharing.” Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلْعِبَادِ، وَجَعَلَ فِيْهِ الْبَيَانَ مِنَ الرَّشَادِ، وَحَذَّرَنَا فِيْهِ مِنَ الْكَذِبِ وَالْإِفْتِرَاءِ وَالْفَسَادِ. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا كَثِيْرًا يَلِيْقُ بِجَلَالِهِ، وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا دَائِمًا عَلَى نِعَمِهِ وَإِفْضَالِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، الْمُتَفَرِّدُ بِالْخَلْقِ وَالْأَمْرِ، وَالْمُنَزَّهُ عَنِ الشَّرِيْكِ وَالْأَنْظَارِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمُرْسَلُ بِالْحَقِّ وَالْهُدَى وَالنُّوْرِ، الْمُبَلِّغُ لِرِسَالَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمُحَذِّرُ مِنَ الْكَذِبِ وَالْفُجُوْرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا نُوْرَهُ وَاهْتَدَوْا بِسُنَّتِهِ إِلَى يَوْمِ النُّشُوْرِ، اَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَدْ قَالَ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan yang telah melimpahkan kepada kita nikmat iman, nikmat Islam, serta nikmat kesehatan. Dengan izin dan pertolongan-Nya, pada hari ini kita dapat berkumpul di masjid ini untuk menunaikan ibadah shalat Jumat. Hanya karena rahmat dan hidayah Allah-lah kita bisa menjalani kehidupan dengan baik, dengan kelancaran, serta dengan penuh keberkahan.


Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sosok yang telah menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia. Beliau-lah yang mengajarkan kepada kita arti kejujuran, menegakkan keadilan, serta menjauhkan diri dari segala bentuk kebohongan dan fitnah. Semoga shalawat dan salam juga tercurah kepada keluarga beliau, para sahabat, serta umat Islam yang setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.


Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Yaitu, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 102:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Kita semua tentu menyadari bahwa kondisi bangsa kita akhir-akhir ini masih menghadapi berbagai ujian. Di sejumlah daerah terjadi dinamika sosial yang memunculkan keresahan di tengah masyarakat. Dalam situasi seperti ini, arus informasi yang begitu cepat, terutama melalui media sosial, sangat memengaruhi cara pandang kita. Sebagian berita mungkin benar, namun tidak sedikit pula yang belum jelas sumber dan kebenarannya. Karena itu, penting bagi kita semua untuk tetap berhati-hati, tidak tergesa-gesa mempercayai, apalagi menyebarkan kabar yang belum pasti.


Kehati-hatian ini bukan hanya menjadi tanggung jawab masyarakat, tetapi juga pihak-pihak yang berwenang. Pemerintah, para pemimpin, dan semua unsur terkait memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi yang jelas, menenangkan, dan sesuai dengan data yang benar. Komunikasi publik yang baik akan membantu menumbuhkan rasa percaya serta mengurangi potensi salah paham di tengah masyarakat.


Dalam menghadapi derasnya arus berita, kita dapat mengambil pedoman dari Al-Qur’an. Allah SWT menegaskan dalam Surat Al-Hujurat ayat 6:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.”


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab At-Tafsirul Munir fisy Syari’ah wal ‘Akidah wal Manhaj, jilid 26, halaman 227, menjelaskan ayat yang khatib baca tadi:


يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ صَدَّقُوا بِاللّٰهِ تَعَالَى وَرَسُوْلِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنْ أَتَاكُمْ فَاجِرٌ لَا يُبَالِي بِالْكَذِبِ بِخَبَرٍ فِيْهِ إِضْرَارٌ بِأَحَدٍ، فَتَبَيَّنُوا الْحَقِيْقَةَ، وَتَثَبَّتُوْا مِنَ الْأَمْرِ، وَلَا تَتَعَجَّلُوْا بِالْحُكْمِ حَتَّى تَتَبَصَّرُوْا فِي الْأَمْرِ وَالْخَبَرِ لِتَتَّضِحَ الْحَقِيْقَةُ وَتَظْهَرَ، خَشْيَةَ أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِالْأَذَى، وَتُلْحِقُوْا بِهِمْ ضَرَرًا لَا يَسْتَحِقُّوْنَهُ، وَأَنْتُمْ جَاهِلُوْنَ حَالَهُمْ، فَتَصِيْرُوْا عَلَى مَا حَكَمْتُمْ عَلَيْهِمْ بِالْخَطَإِ نَادِمِيْنَ عَلَى ذٰلِكَ، مُغْتَمِّيْنَ لَهُ، مُتَمَنِّيْنَ عَدَمَ وُقُوْعِهِ


Artinya: “Wahai orang-orang yang membenarkan Allah Swt dan Rasul-Nya, apabila datang kepada kalian seorang fasik yang tidak peduli dengan dusta, membawa sebuah berita yang bisa merugikan seseorang, maka periksalah kebenarannya dan pastikanlah perkara itu dengan hati-hati. Janganlah kalian tergesa-gesa dalam menetapkan hukum sebelum benar-benar meneliti urusan dan berita tersebut, agar jelas kebenaran itu dan nyata hakikatnya. Hal ini dikhawatirkan agar kalian tidak sampai menyakiti suatu kaum, lalu menimpakan kepada mereka kerugian yang tidak pantas mereka terima, sementara kalian tidak mengetahui keadaan mereka. Sehingga akhirnya kalian menyesal atas keputusan yang salah, merasa sedih karenanya, dan berharap hal itu tidak pernah terjadi.”


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,

Sekali lagi, dalam kondisi bangsa yang belum sepenuhnya kondusif ini, kewaspadaan terhadap berita dan informasi menjadi sangat penting. Memeriksa kebenaran dan sumber berita adalah kunci untuk menjaga persatuan, kedamaian, serta menghindari perpecahan.

 

Jangan mudah percaya pada kabar yang belum jelas asal-usulnya, terlebih jika hanya berupa potongan gambar, pesan berantai, atau cuplikan video yang tidak utuh. Ingatlah, tidak semua yang viral itu benar, dan tidak semua yang banyak tersebar dapat dipertanggungjawabkan.


Di sisi lain, pihak yang berwenang pun memiliki tanggung jawab besar untuk menyampaikan informasi yang benar, jernih, dan menenangkan. Komunikasi publik yang jelas, terbuka, dan sesuai dengan fakta akan sangat membantu masyarakat agar tidak terjebak dalam kabar bohong atau rumor yang menyesatkan. Dengan begitu, kepercayaan rakyat tetap terjaga, dan persatuan bangsa pun dapat dipelihara.


Mari kita gunakan akal sehat dan hati yang jernih dalam menyikapi setiap isu. Jika sebuah berita berpotensi memecah belah, menimbulkan kebencian, atau mengadu domba sesama, maka sebaiknya kita jauhi. Allah SWT telah mengingatkan kita dalam firman-Nya:


اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ ۚ


Artinya: “(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut; kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun; dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu masalah besar.” (QS. An-Nur[24]: 15)


Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah, 

Janganlah kita mudah percaya, apalagi tergesa-gesa menyebarkan sebuah berita sebelum jelas kebenarannya. Setiap kabar yang kita terima hendaknya diperiksa terlebih dahulu, agar tidak menimbulkan fitnah, kesalahpahaman, atau bahkan perpecahan di tengah umat.


Marilah kita membiasakan diri untuk menyampaikan hal-hal yang bermanfaat, yang dapat mempererat persaudaraan dan menjaga persatuan. Dengan sikap ini, insyaAllah kita turut berperan dalam menjaga kedamaian bersama. Semoga Allah SWT memberikan jalan keluar terbaik bagi bangsa kita, sehingga keadaan dapat pulih dan kembali membaik seperti sedia kala.

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى


وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ


Ustadz Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman.