Khutbah

Khutbah Jumat: Syarat Mencari Ilmu

Jum, 29 Oktober 2021 | 02:45 WIB

Khutbah Jumat: Syarat Mencari Ilmu

Khutbah Jumat: Syarat Mencari Ilmu. (Foto: Ilustrasi)

Naskah khutbah Jumat ini berpesan tentang kewajiban menimba ilmu sebagai bagian dari upaya peningkatan derajat kemanusiaan seseorang. Hanya saja, kemudahan teknologi dan banjirnya informasi di jagat internet, tak boleh membuat kita terlena, lalu mengabaikan prinsip dan syarat bagaimana menggali ilmu secara benar.

 


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Syarat Mencari Ilmu". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب. وَقَالَ: يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ

 

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillah menjadi kata yang harus terus kita ucapkan sebagai wujud syukur atas karunia nikmat yang tak terkira, yang telah dianugerahkan Allah swt kepada kita semua. Nikmat yang telah kita terima ini harus kita syukuri dan manfaatkan dengan cara yang baik, untuk hal-hal yang baik sehingga kita akan terus mendapatkan kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan kita.

 

Di antara cara yang baik dalam memanfaatkan nikmat dari Allah ini adalah dengan menggunakannya untuk hal-hal yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan berupa menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah swt. Allah swt pun telah menegaskan akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam hidup bersama. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

 

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

 

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Selain keutamaan orang-orang beriman, dalam akhir ayat ini, Allah swt juga mengingatkan kepada kita untuk senantiasa menjadi pribadi-pribadi yang berilmu yang juga akan diangkat derajatnya oleh Allah dan memiliki posisi sama dengan orang beriman. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu. Terlebih ilmu agama yang menjadi kunci segala kebaikan, wajib kita pelajari untuk menyempurnakan agama dan amal ibadah kita.

 

Dalam sebuah hadits masyhur yang diriwayatkan Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu, Rasulullah saw bersabda:

 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

 

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.

 

Dari hadits ini kita menyadari bahwa hukum mencari ilmu adalah fardhu ‘ain dan merupakan sebuah perintah dari Allah yang disampaikan oleh Rasulullah. Sehingga menuntut ilmu menjadi sebuah ibadah bagi kita semua dan ketika melaksanakannya, kita mendapatkan dua keutamaan langsung yakni mendapatkan pahala karena sudah beribadah dan mendapatkan manfaat dari ilmu yang kita pelajari.

 

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Belajar atau menuntut ilmu khususnya ilmu agama adalah ibadah yang tak kenal waktu. Mulai kita lahir ke dunia sampai kita meninggal dunia, kita diwajibkan untuk terus melakukannya. Kita tidak diperbolehkan berpuas diri terhadap kemampuan dan pemahaman kita terhadap ilmu-ilmu agama. Kita tidak boleh berpuas hanya dengan modal hapalan saja, kemudian sudah merasa yang paling baik dalam menjalankan ibadah dan paling tahu ilmu agama yang sangat luas ini.

 

Kita tentu prihatin fenomena di era digital saat ini, banyak ditemukan di media sosial dan kehidupan kita sehari-hari, orang yang puas dan merasa paling memahami ilmu-ilmu agama walau hanya belajar dalam waktu singkat melalui internet. Mereka belajar agama bukan dari sosok otoritatif atau bukan dari ahlinya.

 

Padahal dalam menuntut ilmu, dibutuhkan syarat yang tidak sedikit. Dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji disebutkan bahwa ada 6 (enam) hal yang menjadi syarat dalam mencari ilmu. Hal ini terangkum dalam dua bait syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah yakni:
 

اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ - سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

ذُكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ - وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

 

Dalam bait syair ini disebutkan syarat pertama seseorang dalam menuntut ilmu adalah kecerdasan. Kecerdasan ini mencakup akal, akhlak, emosi, di mana kecerdasan akhlak lebih diutamakan agar ilmu dapat diserap atau dipahami dengan baik. Yang kedua adalah bersungguh-sungguh yakni dengan memiliki tekad kuat tak gampang putus asa dalam menimba ilmu. Yang ketiga adalah bersabar dalam menjalani proses menuntut ilmu dengan tegar menghadapi cobaan dan gangguan yang ada. 

 

Kemudian syarat keempat adalah harus siap mengeluarkan modal atau biaya. Kita perlu menyadari bahwa setiap perjuangan pasti ada pengorbanan termasuk mencari ilmu. Jangan berharap ilmu yang berkualitas dan bermanfaat, jika kita tidak mau berkorban dengan mengeluarkan biaya untuk kebutuhan ilmu yang sedang kita cari.

 

Syarat yang kelima adalah mengikuti petunjuk guru. Hal ini artinya kita tidak boleh belajar tanpa guru, khususnya belajar agama. Dalam mempelajari sesuatu kita harus mencari seseorang yang memang sesuai dengan bidang keahliannya. Silsilah atau asal usul ilmu dari guru juga penting untuk diperhatikan karena jika kita belajar pada orang yang tak memiliki silsilah atau sanad, kita akan mendapatkan ilmu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya. Dengan ilmu yang benar, guru akan memberikan bimbingan serta koreksi jika kita melakukan suatu kesalahan. 

 

Selanjutnya, syarat seseorang dalam menuntut ilmu adalah harus menempuh waktu yang lama. Tidak instan, tidak ‘simsalabim’, tidak tiba-tiba alim dengan belajar hanya dalam waktu singkat. Sesuai kata bijak bahwa menuntut ilmu itu adalah kewajiban yang harus dilakukan seseorang dari lahir kedunia sampai meninggal dunia:

 

أُطْلُب الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

 

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

 

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Dari hal-hal yang sudah khatib sampaikan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar atau menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban sekaligus ibadah yang harus dilakukan seseorang dengan memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tidak gampang usaha dalam mencari ilmu, namun tidak boleh pula patah semangat untuk mendapatkannya. Imam Syafi'i berpesan untuk kita semua: ”Jika Kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”.

 

 بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا 

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . اللَّهُمَّ إِنِّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَ مِن سَيِّئِ الأَسْقَامِ. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ​​​​​​​

عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Pringsewu, Lampung​​​​​​​​​​​​​​


Baca naskah khutbah Jumat lainnya: