Khutbah

Khutbah Jumat: Teguhkan Keyakinan Bahwa Allah Pencipta Segala Sesuatu

Kam, 27 Januari 2022 | 16:00 WIB

Khutbah Jumat: Teguhkan Keyakinan Bahwa Allah Pencipta Segala Sesuatu

Khutbah Jumat: Teguhkan Keyakinan Bahwa Allah Pencipta Segala Sesuatu.

Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengingat kembali bahwa segala hal di dunia ini adalah ciptaan Allah swt. Dengan ini diharapkan, dalam diri kita dapat memasrahkan diri atas segala hal yang terjadi kepada-Nya sehingga beban musibah terasa ringan, sedangkan kebahagiaan juga dikembalikan kepada-Nya.

 

Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)
 

Khutbah I


الحَمْدُ للهِ مُكَوِّنِ الْأَكْوَانِ، الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَّأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، الْمُنَزَّهِ عَنِ الشَّكْلِ وَالْأَعْضَاءِ وَالْأَرْكَانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِصِدْقٍ وَإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أنْ لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَزَّهُ عَنِ الْأَيْنِ وَالزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ الَّذِي كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ،

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: اَمْ جَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ خَلَقُوْا كَخَلْقِهٖ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْۗ قُلِ اللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (الرعد: 16)


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.


Hadirin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,

Khutbah pada siang hari ini mengambil tema “Teguhkan Keyakinan Bahwa Allah Pencipta Segala Sesuatu”.


Hadirin rahimakumullah,

Dalam ayat yang khatib baca di atas, Allah swt. memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mengingkari kaum musyrikin yang menyembah berhala-berhala dan menjelaskan kepada mereka bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, bahwa Allah Maha Esa, tidak ada sekutu dan serupa bagi-Nya, dan tidak ada yang menciptakan sesuatu apapun kecuali hanya Dia. Oleh karenanya Dialah satu-satunya yang berhak disembah.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Salah satu prinsip akidah Islam adalah meyakini bahwa Allah subhanahu wata’ala adalah pencipta segala sesuatu. Dia-lah yang mewujudkan kita dari tiada menjadi ada. Dia juga-lah yang menciptakan seluruh perbuatan kita dan menampakkannya dari tiada menjadi ada. Diriwayatkan dari penghulu para sufi di masanya, Imam al Junaid al Baghdadi bahwa suatu ketika ia ditanya tentang tauhid, maka ia menjawab:


إِنَّهُ لَا مُكَوِّنَ لِشَيْءٍ مِنَ الْأَشْيَاءِ مِنَ الْأَعْيَانِ وَالْأَعْمَالِ خَالِقٌ لَهَا إِلَّا اللهُ تَعَالَى


“Tauhid adalah meyakini sepenuhnya bahwa tidak ada yang menjadikan apapun, benda dan perbuatan-perbuatannya, tidak ada yang menciptakannya kecuali Allah ta’ala.”


Benda yang dimaksud adalah segala sesuatu yang memiliki ukuran, kecil maupun besar. Jadi, wajib diyakini bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam wujud (yang awalnya tiada lalu ada), baik benda maupun perbuatan-perbuatannya, yang baik maupun yang buruk, semua itu adanya karena diciptakan oleh Allah ta’ala sebagaimana Allah tegaskan dalam al Qur’an: 

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ (الصافات: 96)


Yakni Allah yang menciptakan kalian dan menciptakan perbuatan-perbuatan kalian. Dalam akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, kita tidak dapat menciptakan apapun. Kita bukanlah pencipta jasad kita. Kita juga bukanlah pencipta perbuatan-perbuatan kita. Kita dan perbuatan-perbuatan kita adalah ciptaan Allah swt. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara perbuatan-perbuatan kita yang ikhtiyari (yang dilakukan dengan kehendak dan ikhtiar) seperti makan, minum, shalat ataupun perbuatan-perbuatan yang tidak ikhtiyari (yang terjadi tanpa kehendak dan ikhtiar) seperti menggigil karena kedinginan. Itu semuanya diciptakan oleh Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman:


قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ، لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ (الأنعام: 162-163)


Dalam ayat ini, Allah swt. memberitahukan bahwa shalat seorang hamba, sembelihannya yang ia sembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah seperti kurban, hidup dan matinya adalah milik Allah dan ciptaan-Nya. Tidak ada selain-Nya yang menyekutui-Nya dalam hal itu. Melalui ayat tersebut, Allah ta’ala menegaskan kepada kita bahwa dalam hal status diciptakan oleh Allah, tidak ada bedanya antara perbuatan-perbuatan hamba yang ikhtiyari (yang dilakukan dengan kehendak dan ikhtiarnya) seperti shalat dan menyembelih hewan maupun sesuatu yang menjadi sifat hamba yang terjadi bukan dengan kehendaknya seperti hidup dan mati. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa perbuatan-perbuatan yang ikhtiyari akan dipertanggungjawabkan dan akan ada konsekuensinya.


Perbuatan ikhtiyari yang baik, manusia akan memperoleh pahala darinya. Sementara perbuatan ikhtiyari yang buruk, manusia berhak mendapatkan siksa karenanya. Hal itu sebagaimana Allah tegaskan dalam al Qur’an:
 

لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ (سورة البقرة: ٢٨٦)


Maknanya: “Bagi setiap jiwa balasan baik dari kebaikan yang ia lakukan dengan kasb-nya (usahanya), dan atas setiap jiwa balasan buruk atas keburukan yang ia lakukan dengan kasb-nya.” (QS al Baqarah: 286)


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kasb adalah ketika hamba mengarahkan kehendaknya untuk melakukan suatu perbuatan, maka Allah menciptakan perbuatan tersebut. Jadi para hamba melakukan perbuatan-perbuatan mereka dengan kasb mereka dan Allah adalah Pencipta hamba, Pencipta perbuatan-perbuatan hamba. Dia juga-lah Pencipta niat-niat dan kehendak-kehendak hamba. Tidak ada yang menciptakan itu semuanya kecuali Allah subhanahu wata’ala. Tiada sekutu bagi-Nya. 


Hadirin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,

Seseorang yang telah membulatkan keyakinan di hatinya bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, tidak ada yang mengenakan bahaya dan memberikan manfaat secara hakiki kecuali hanya Allah dan terus menerus menghadirkan keyakinan itu di hatinya, maka akan terasa ringan baginya berbagai musibah yang menimpanya di dunia. Terasa mudah kesulitan-kesulitan yang dia alami. Sirnalah dari dirinya rasa takut kepada sesama hamba pada saat menjalankan ajaran agama. Ia akan digolongkan oleh Allah ke dalam golongan Ahlul yaqin, yaitu orang-orang yang diberikan keyakinan yang kuat kepada Allah swt. 


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Begitu pentingnya akidah ini, pada siang hari yang penuh keberkahan ini, tema inilah yang khatib pilih untuk disampaikan kepada jama’ah sekalian. Keyakinan bahwa Allah Pencipta segala sesuatu adalah salah satu ciri khas akidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Akidah yang benar ini harus terus menerus didengungkan agar senantiasa terpatri di hati umat Islam.

 

Namun hadirin rahimakumullah, tidaklah cukup kita mendengarkan sekilas tema penting semacam ini melalui khutbah yang singkat ini. Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci, marilah kita datangi majelis-majelis ilmu yang diasuh oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah yang terpercaya dan memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Baginda Nabi Muhammad saw


Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.


Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Aswaja NU Center PCNU Kab. Mojokerto