Quote Islami

Kualitas Iman Berbanding Lurus dengan Kepedulian Lingkungan

Sen, 14 Mei 2018 | 23:09 WIB

"Kualitas iman seseorang bisa diukur salah satunya dari sejauh mana sensitivitas dan kepedulian orang tersebut terhadap kelangsungan lingkungan hidup." (KH ali Yafie, Rais 'Aam PBNU 1991-1992)

Dalam buku Merintis Fiqh Lingkungan karyanya, Kiai Ali Yafie juga menyatakan bahwa pelestarian dan pengamanan lingkungan hidup dari kerusakannya adalah bagian dari iman. Tampak sekali ia sedang berusaha mengintegrasikan antara hal yang sangat krusial dalam Islam, yakni keimanan kepada Allah, dan perhatian terhadap isu lingkungan yang kerap dianggap sebagai aktivitas duniawi belaka.

Ini relevan dengan pikirannya yang mengulas tentang dua hal. Pertama, Allah adalah rabbul ‘âlamîn atau Allah adalah tuhan seluruh alam. Artinya, hamba Allah bukan hanya manusia, melainkan seluruh makhluk lain: binatang, tumbuhan, gunung, tanah, udara, laut, dan lain sebagainya. Dalam konteks hubungan antara khaliq dan makhluq, manusia sama dengan ciptaan-ciptaan lain.

Ajaran yang kedua adalah rahmatan lil ‘alamin atau menebar kasih sayang kepada seluruh alam, sebagai misi utama ajaran Islam. Manusia tak hanya dituntut berbuat baik dengan manusia lainnya tapi juga makhluk lainnya. Itulah mengapa saat perang Badar yang peristiwanya tepat pada bulan Ramadhan, Rasulullah melarang pasukan Muslim merusak pohon dan membunuh binatang sembarangan. Hal ini menjadi bukti bahwa Islam sangat menyayangi alam.

Keyakinannya yang kuat bahwa Islam sangat memperhatikan isu pelestarian lingkungan hidup membuat Kiai Ali Yafie memasukkan hifdhul bi'ah (menjaga lingkungan hidup) sebagai bagian dari al-kulliyyat, nilai-nilai universal yang dijunjung tinggi syariat Islam. dengan demikian, prinsip maqashidus syari'ah yang dikenal dalam ushul fiqh berjumlah lima (al-kulliyyat al-khams), menurut Kiai Ali Yafie seharusnya ditambah satu, yakni hifdhul bi'ah.