Ramadhan

Bacaan Niat Shalat Tarawih Beserta Rinciannya

Sen, 11 Maret 2024 | 18:15 WIB

Bacaan Niat Shalat Tarawih Beserta Rinciannya

Ilustrasi niat shalat. (Foto: NU Online/Suwitno)

Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih. Dalam pelaksanaannya, ibadah ini diawali dengan bacaan niat shalat tarawih. Bacaan niat shalat tarawih memiliki redaksi yang berbeda sesuai dengan kedudukan seseorang (imam atau makmum) dalam shalat berjamaah atau shalat sendirian (munfarid).


Sebelum membahas niat shalat tarawih, kita perlu memahami hal-hal yang berkaitan dengan shalat sunnah yang dikerjakan sepanjang bulan Ramadhan ini.


Waktu dan Rakaat Shalat Tarawih
Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat isya dan sebelum shalat sunnah witir. Dasar anjuran shalat tarawih adalah hadits Nabi saw berikut:

 

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ  (متفق عليه

Artinya, “Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih).

 

Imam Nawawi dalam Riyadussolihin mengatakan bahwa qiyamullail yang dimaksud dalam hadits ini adalah shalat tarawih. Mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali menegaskan shalat tarawih berjumlah 20 rakaat dengan 10 kali salam, yaitu salam di setiap dua rakaat. 

 

Argumentasi tentang shalat tarawih 20 rakaat ini sebagaimana telah diulas dalam artikel NU Online yang berjudul “Ragam Pendapat Ulama soal Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

 

Niat Shalat Tarawih
Salah satu rukun shalat tarawih adalah niat. Dengan demikian, shalat tarawih tanpa disertai dengan niat maka shalatnya dianggap tidak sah karena meninggalkan salah satu rukunnya.
Berikut adalah bacaan niat shalat tarawih, baik untuk imam, makmum, atau pun ketika shalat sendiri.

 

1. Lafal niat shalat tarawih sebagai imam.

 

  اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarâwîhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adâ’an imâman lillâhi ta‘âlâ. 

 

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah swt.”

 

2. Lafal niat shalat tarawih sebagai makmum.

 

  اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى 
 

Ushalli sunnatat tarâwîhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adâ’an ma’mûman lillâhi ta‘âlâ.  

 

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah swt.” 

 

3. Lafal niat shalat tarawih secara infirad atau sendiri.

 

  اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarâwîhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta‘âlâ. 

 

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah swt.”

 

Perlu diketahui, posisi niat ini di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Adapun melafalkannya dengan lisan dihukumi sunnah, tujuannya adalah untuk membantu menghadirkan niat tersebut di dalam hati. 

 

Niat tarawih minimal mencakup qashad dan ta’yin. Qashad artinya menyengaja shalat yaitu kata ushalli, sedangkan ta’yin adalah menentukan shalatnya yaitu tarawih. Adapun menyebut jumlah rakaat dan menghadap kiblat hukumnya sunnah.

 

Dengan demikian, bagi seorang makmum misalnya, niat tarawih bisa diringkas dengan kalimat sebagaimana berikut:


 أٌصَلِّى التَّرَاوِيْحَ مأْمُوْمًا

 

“Ushalli tarâwîhi ma’mûman”

 

Artinya:  “Aku shalat tarawih menjadi makmum

 

Demikian niat shalat tarawih yang dilaksanakan pada malam bulan suci Ramadhan. Diharapkan dengan melaksanakan shalat tarawih bisa membawa kebaikan dan keberkahan. Wallahu a’lam

 

Abdul Kadir Jailani, Pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Bermi, Gerung Lombok Barat.