Berciuman ketika Berpuasa
- Sabtu, 5 Juli 2014 | 00:00 WIB
Syahwat selalu ada dalam diri manusia. Syahwat termasuk masalah sulit untuk dibereskan. Kecenderungannya yang bersifat liar sangat susah untuk ditaklukkan. Inilah salah satu hikmah diwajibkannya puasa Ramadhan, yaitu melatih diri dalam mengendalikan nafsu termasuk di dalamnya adalah syahwat.
Meskipun demikian, tidak serta merta syahwat itu tunduk kepada mereka yang berpuasa, karena semakin dikekang ia akan semakin kuat melakukan perlawanan. Ketika manusia puasa tidak kuat menahannya maka muncullah retakan-retakan dalam berbagai bentuknya mulai dari keisengan kecil hingga kejahilan besar. Tentunya puasa sebagai sebuah program pelatihan memiliki treatment tersendiri mengenai hal ini. Tidak lantas diputus sebagai sebuah kegagalan, tetapi keberhasilan yang belum sempurna.
Contoh yang dapat diterapkan dalam kasus ini adalah ciuman pasangan suami-istri di siang bulan Ramadhan bagi mereka yang sedang menunaikan puasa. Sesungguhnya ciuman bagi mereka yang sedang puasa tidak membatalkan puasa selama tidak disertai syahwat, tetapi secara etika hendaknya dihindari, selain akan mengajak ke langkah lebih lanjut, juga demi menghormati puasa itu sendiri.
Hadits-hadits yang menjelaskan diperbolehkannya seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa mencium istri atau budaknya, dengan syarat tidak membangkitkan syahwat;
اِنْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُقَبِّلُ بَعْضَ اَزْوَاجِهِ وَهُوَ صَائِمٌ ثُمَّ ضَحِكَتْ
Kadang-kadang Rasulullah s.a.w, mencium sebagian istri-istrinya, padahal Beliau sedang berpuasa, kemudian Aisyah r.a, tertawa”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1793 dan Muslim: 1851. Teks hadits riwayat al-Bukhari).
كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَكَانَ اَمْلَكَكُمْ لِاِرْبِهِ
“Rasulullah s.a.w. mencium dan mencumbu (dengan istrinya), padahal Beliau sedang berpuasa. Namun Beliau adalah orang yang paling kuat menahan syahwatnya di antara kamu sekalian”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1792 dan Muslim: 1854, teks hadits riwayat al-Bukhari).
Karena umumnya manusia tidak mampu menahan syahwatnya seperti Rasulullah s.a.w, maka berciuman dan bercumbu di siang hari puasa hendaknya dihindari. (Sumber; Risalah Puasa/Red. Ulil Hadrawi)
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Ramadhan Lainnya
Rekomendasi
topik
Berita Lainnya
-
LP Ma’arif NU Siap Gelar Unjuk Prestasi Pengajaran, Sarana Pertukaran Praktik Edukasi Terbaik
- Nasional | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kesehatan Mental Dasar Wujudkan Keluarga Maslahah
- Daerah | Ahad, 28 Mei 2023
-
Bersepeda di Kota yang Beku
- Cerpen | Ahad, 28 Mei 2023
-
5 Tips Akhir Pekan Berkualitas di Penghujung Bulan
- Nasional | Ahad, 28 Mei 2023
-
Ini Wilayah di Indonesia yang Bisa dan Tidak Bisa Amati Rashdul Qiblat
- Nasional | Ahad, 28 Mei 2023
-
Hari Ke-5 Operasional Haji 2023: 1 Jamaah Wafat, 21 Dirawat
- Nasional | Ahad, 28 Mei 2023
-
Tak Perlu Daftar, Masuk Raudhah Kini Dikoordinir oleh Petugas Haji
- Nasional | Ahad, 28 Mei 2023
-
Hukum Memakai Celana Dalam Ihram
- Syariah | Ahad, 28 Mei 2023
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023