Ramadhan

Kultum Ramadhan: 3 Tanda Disalami Malaikat Jibril saat Lailatul Qadar

Rab, 3 April 2024 | 16:00 WIB

Kultum Ramadhan: 3 Tanda Disalami Malaikat Jibril saat Lailatul Qadar

Kultum Ramadhan tentang 3 tanda orang disalami malaikat Jibril saat lailatul qadar. (NU Online).

Lailatul qadar merupakan malam yang sangat agung dalam sejarah Islam. Rasulullah sebagai sosok seorang utusan yang paling mulia, tidak henti-hentinya menunggu kedatangan malam mulia tersebut. Tentu kita sebagai umatnya juga mengikuti teladan yang telah dicontohkan oleh Nabi saw. Sebab, sangat beruntung orang yang bisa mendapatkan kemuliaan dan keagungan pada malam lailatul qadar. Apalagi malam lailatul qadar menjadi kesempatan untuk bersalaman dengan malaikat Jibril.
 

Berkaitan dengan hal ini, Syekh Sulaiman Al-Jamal dalam kitab Futuhatul Wahhab mengatakan, lailatul qadar merupakan malam khusus yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad saw. Malam mulia ini akan terus ada sampai hari kiamat datang. (Sulaiman Al-Jamal, Futuhatul Wahhab bi Taudhihi Syarhil Minhaj, juz II, halaman 355)
 

Hikmah Besar Lailatul Qadar

Tentu ada hikmah besar lailatul qadar yang hanya dikhususkan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad. 
 

Hikmah keberadaan lailatul qadar sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat, suatu saat Rasulullah saw diberikan kesempatan oleh Allah untuk melihat umur para umat nabi sebelumnya. Kemudian ketika Rasulullah melihat umur mereka, ia terkejut karena umat nabi sebelumnya memiliki umur yang sangat panjang, sehingga beliau menyimpulkan bahwa umur yang panjang meniscayakan ibadah dan pahala yang lebih banyak dari umat yang hanya memiliki umur kisaran 60 hingga 70.
 

Kemudian Rasulullah saw memohon kepada Allah untuk menganugerahinya suatu waktu, yang mana pada waktu tersebut ibadah dan kebajikan yang dilakukan oleh umat Muhammad sebanding dengan umur panjang yang dimiliki oleh umat-umat sebelumnya. Akhirnya Allah memberikan malam lailatul qadar, yang mana amal ibadah dan kebajikan yang dilakukan pada malam tersebut senilai dengan ibadah yang dilakukan selama 1000 bulan, bahkan lebih.
 

Riwayat ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwattha’:
 

عَنْ مَالِك أَنَّهُ سَمِعَ مَنْ يَثِقُ بِهِ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوا مِنْ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ غَيْرُهُمْ فِي طُولِ الْعُمْرِ فَأَعْطَاهُ اللَّهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
 

Artinya, “Dari Malik, bahwa sesungguhnya ia mendengar dari ulama yang dapat dipercaya dari ahli ilmu yang berkata, bahwa telah diperlihatkan kepada Rasulullah umur-umur manusia sebelumnya (yang sangat panjang) sesuai dengan kehendak Allah dari semua itu, sampai (akhirnya) usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat yang lainnya karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan.” (HR Malik bin Anas).
 

3 Tanda Orang Disalami Malaikat Jibril saat Lailatul Qadar 

Penjelasan yang sama juga disampaikan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsirul Qur'anil Azhim, pada malam tersebut, para malaikat tak henti-hentinya mendoakan kebaikan untuk semua orang Islam. Bahkan malaikat Jibril datang menyalami mereka. Ibnu Katsir mengatakan:
 

فَلاَ يَزَالُوْنَ لَيْلَتَهُمْ تِلْكَ يَدْعُوْنَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَجِبْرِيْلُ لَا يَدعُ أَحَدًا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ إِلاَّ صَافَحَهُ وَعَلاَمَةُ ذَلِكَ مَنْ اِقْشَعَرَّ جِلْدُهُ وَرَقَّ قَلْبُهُ ودَمَعَتْ عَيْنَاهُ، فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ مُصَافَحَةِ جِبْرِيْلَ
 

Artinya, “Maka tak henti-hentinya para malaikat mendoakan orang mukmin laki-laki dan perempuan pada malam tersebut. Malaikat Jibril tidak meninggalkan salah satu orang mukmin kecuali menyalaminya. Sedangkan tanda-tandanya yaitu: bulu (badan) merinding, lunak hatinya, dan menangis kedua matanya, semua itu karena disalami oleh malaikat Jibril.” (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, [Daru Thaybah: 1999], juz 8, halaman 452).
 

4 Keutamaan Lailatul Qadar

Selain itu, lailatul qadar juga memiliki keutamaan melebihi malam-malam yang lainnya menurut hadits Nabi Muhammad saw Hal  ini sangat penting untuk diketahui agar semangat menjumpai malam yang agung tersebut terus tertanam, sehingga kita bisa semangat dalam melakukan ibadah di malam-malam terakhir bulan Ramadhan. Berikut 4 keutamaan lailatul qadar:
 

1. Lailatul qadar lebih utama dari 1000 bulan

Keutamaan pertama yang bisa kita dapatkan jika menjumpai lailatul qadar adalah malam harinya lebih baik dan lebih utama daripada 1000 bulan. Hal ini merujuk kepada firman Allah swt dalam Al-Quran surat Al-Qadr, yaitu:
 

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
 

Artinya, “Malam kemuliaan itu (lailatul qadar) lebih baik daripada seribu bulan.” (QS Al-Qadr: 3).
 

2. Diampuni dosa-dosa yang telah berlalu

Keutamaan kedua pada malam lailatul qadar adalah Allah akan mengampuni semua dosa-dosa kecil yang pernah kita lakukan sebelum datangnya malam yang agung tersebut. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya, yaitu:
 

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
 

Artinya, “Barangsiapa beribadah pada lailatul qadar, karena iman dan mengharapkan pahala, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
 

3. Malam yang tenang dan tidak ada setan berkeliaran

Keutamaan yang ketiga dari malam lailatul qadar adalah pada malam tersebut merupakan malam yang sangat tenang dan sejuk. Tidak terlalu dingin dan tidak pula terlalu panas. Pada malam mulia itu, setan-setan tidak ada yang berkeliaran. Keutamaan ini sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits riwayat Imam Al-Bukhari, Rasulullah saw bersabda:
 

إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ، كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ، لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ، وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ، وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
 

Artinya, “Sungguh tanda lailatul qadar adalah jernih lagi terang, seakan-akan ada rembulan yang terang-benderang, tenang lagi sejuk, tidak ada dingin padanya dan tidak pula panas, tidak ada pelemparan bintang (meteor) pada malam itu hingga pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah bahwa pada pagi hari, matahari keluar dengan sempurna tanpa ada kesilauan padanya, seperti bulan pada malam lailatul qadar, setan tidak diperbolehkan keluar bersamanya (lailatul qadar) pada malam tersebut.” (HR Ahmad). (Abul Fadhl Al-Ghummari, Ghayatul Ihsan fi Fadli Syahri Ramadhan, [Kairo, Maktabah Al-Qahirah: tt], halaman 40).
 

4. Mendapatkan salam langsung dari malaikat

Keutamaan keempat dari lailatul qadar adalah akan mendapatkan salam secara langsung dari malaikat. Hal ini sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:
 

سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
 

Artinya, “Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadr: 5).

Merujuk penjelasan Syekh Abdullah Sirajuddin, maksud dari ayat di atas adalah bahwa pada malam lailatul qadar para malaikat akan menyampaikan salam kepada semua umat Islam. Mulai dari yang sedang duduk, beribadah, berjalan, dan lainnya, kecuali orang yang sedang mabuk dan orang-orang yang terus-menerus dalam kemaksiatan. Maka orang terakhir ini tidak akan mendapatkan salam dari para malaikat. (Sirajuddin, As-Shiyam; Adabuhu Mathalibuhu Fawaiduhu Fadhailuhu, [Maktabah Darul Falah: 2004], halaman 49).
 

Alhasil, hikmah dan keutamaan adanya lailatul qadar sebagaimana yang telah disebutkan di atas semoga menjadikan kita benar-benar berusaha meraih malam yang mulia tersebut. Semoga kita semua bisa menjumpainya amin. Wallahu a’lam.

 

Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.