Ramadhan

Kultum Ramadhan: 5 Tips Berpuasa dari Rasulullah

Sel, 19 Maret 2024 | 03:00 WIB

Kultum Ramadhan: 5 Tips Berpuasa dari Rasulullah

Ilustrasi persiapan buka puasa. (Foto: NU Online?Suwitno)

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya dipenuhi keberkahan. Pada bulan ini umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba memperbanyak amal ibadah sebagai bentuk tunduk kepada perintah Allah swt. Pada bulan ini pula umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan. 

 

Dalam melaksanakan ibadah puasa selayaknya kita menjadikan Rasulullah saw sebagai teladan. Sebab Rasulullah merupakan teladan dalam semua ibadah termasuk dalam ibadah puasa di bulan Ramadhan. Berikut ini beberapa tips berpuasa Ramadhan dari Rasulullah.

 

1. Meningkatkan ibadah

Ketika memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah saw akan lebih meningkatkan ibadah kepada Allah swt. Mulai dari memperbanyak membaca Al-Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf dan juga sedekah. Bahkan disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw lebih dermawan pada bulan Ramadhan.

 

كَانَ مِنْ هَدْيِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الْإِكْثَارُ مِنْ أَنْوَاعِ الْعِبَادَاتِ، فَكَانَ جِبْرِيلُ يُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فِي رَمَضَانَ، وَكَانَ إِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ ( «وَكَانَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَأَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ» ) يُكْثِرُ فِيهِ مِنَ الصَّدَقَةِ وَالْإِحْسَانِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ وَالصَّلَاةِ وَالذِّكْرِ وَالِاعْتِكَافِ

Artinya: "Di antara tips Rasulullah saw pada bulan Ramadhan ialah memperbanyak berbagai macam ibadah. Nabi Muhammad saw membaca Al-Qur’an bersama Jibril pada bulan Ramadhan. Ketika Nabi Muhammad bertemu Jibril, ia menjadi orang yang paling dermawan dengan kebaikan daripada angin yang berhembus.

 

Nabi Muhammad adalah orang paling dermawan dan ia lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadhan. Ia memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al-Qur’an, shalat, berdzikir dan beri’tikaf." (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Zâdul Ma‘âd fi Hadyi Khairil ‘Ibâd, [Beirut, Muassasah Ar-Risalah: 1994], juz II, hal 30)

 

2. Menjaga lisan

Dalam melaksanakan ibadah puasa, kita tidak hanya diperintah untuk meninggalkan makan, minum, berhubungan badan dan hal lain yang dapat membatalkan puasa. Namun, kita juga seharusnya menjaga lisan dengan tidak berbicara kotor, dusta dan sejenisnya. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda dalam haditsnya:

 

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya: “Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan (tetap) melakukannya, maka Allah tidak akan memandang meski ia meninggalkan makanan dan minumannya”. (HR. Bukhari).

 

3. Mengakhirkan sahur

Saat hendak berpuasa, di antara kebiasaan Nabi Muhammad saw ialah mengakhirkan sahur. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih menguatkan umat Islam dalam berpuasa. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan jarak antara waktu sahur Rasulullah dengan adzan Subuh (terbit fajar) hanyalah kadar membaca 50 ayat Al-Qur’an.

 

عَنْ أَنَسٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ " قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

Artinya: "Dari Anas, dari Zaid bin Tsabit ra berkata: kami sahur bersama Nabi Muhammad saw kemudian setelahnya melaksanakan shalat subuh. Aku bertanya: “berapa jarak antara adzan dan sahur?”. Zaid berkata: “kadar 50 ayat”. (HR. Bukhari).

 

4. Mempercepat buka puasa

Kebiasaan Rasulullah saw pada saat berpuasa selanjutnya ialah mempercepat buka puasa ketika waktunya telah tiba. Sebab menyegerakan berbuka dapat lebih cepat membuat tubuh kembali mendapatkan energi yang terkuras setelah seharian berpuasa. Rasulullah saw bersabda:

 

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ

Artinya: “Umat manusia akan selalu berada dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa”. (HR. Bukhari).

 

5. Buka dengan kurma atau air

Di antara kebiasaan Rasulullah juga ialah buka puasa dengan menggunakan kurma atau air. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa alasan disunnahkannya berbuka dengan kurma yang manis sebab memasukkan sesuatu yang manis saat perut dalam keadaan kosong dapat bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan, bahkan dapat meningkatkan kekuatan pandangan hati (bashirah).

 

وَكَانَ يَحُضُّ عَلَى الْفِطْرِ بِالتَّمْرِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَعَلَى الْمَاءِ، هَذَا مِنْ كَمَالِ شَفَقَتِهِ عَلَى أُمَّتِهِ وَنُصْحِهِمْ، فَإِنَّ إِعْطَاءَ الطَّبِيعَةِ الشَّيْءَ الْحُلْوَ مَعَ خُلُوِّ الْمَعِدَةِ أَدْعَى إِلَى قَبُولِهِ وَانْتِفَاعِ الْقُوَى بِهِ، وَلَا سِيَّمَا الْقُوَّةُ الْبَاصِرَةُ، فَإِنَّهَا تَقْوَى بِهِ

Artinya: "Nabi Muhammad saw menganjurkan berbuka dengan menggunakan kurma. Jika tidak menemukannya maka berbuka dengan air. Ini adalah bentuk kasih sayang dan nasihat Nabi Muhammad saw kepada umatnya. Sebab memasukkan sesuatu yang manis pada saat perut kosong dapat lebih diterima dan bermanfaat memberikan kekuatan pada tubuh. Terlebih kekuatan pandangan hati yang dapat menjadi kuat dengannya." (Al-Jauziyah, hal 48).

 

Demikian, 5 tips berpuasa ala Rasulullah saw. Semoga kita dapat menjalankan ibadah puasa kita dengan baik dan mendapatkan kemenangan hingga akhir Ramadhan. Wallahu a’lam

 

Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon, Mahasantri Mahad Aly Saiidussiddiqiyah Jakarta