Ramadhan

Kultum Ramadhan: Membentuk Generasi Maju dengan Ilmu Pengetahuan

Rab, 29 Maret 2023 | 09:00 WIB

Kultum Ramadhan: Membentuk Generasi Maju dengan Ilmu Pengetahuan

Kultum Ramadhan: Membentuk Generasi Maju dengan Ilmu Pengetahuan. (Foto: NU ONline/Freepik)

Ibadah dalam bulan Ramadhan tidak melulu berupa wirid, shalat sunah, baca Al-Qur'an dan semisalnya. Termasuk ibadah utama di bulan Ramadhan adalah memperbaharui atau meng-update ilmu pengetahuan.


Ilmu pengetahuan menjadi sarana paling penting bagi kemajuan suatu bangsa. Dalam Islam pun ilmu pengetahuan mendapatkan perhatian yang luar biasa.


Dalam hal ini, Allah berfirman:


يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Artinya, "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Mujadilah : 11).


Dalam ayat ini Allah menyejajarkan orang-orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan. Keduanya akan sama-sama diangkat beberapa derajat di sisi Allah.


Nabi Muhammad saw juga sering mengingatkan umatnya untuk maju dalam ilmu pengetahuan. Bahkan Nabi saw menyatakan bahwa mencari ilmu hukumnya adalah wajib.


Berkaitan ini diriwayatkan:


عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم. (رواه ابن ماجه)


Artinya, "Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Menuntut ilmu hukumnya sangat wajib bagi setiap muslim." (HR Ibnu Majah)


Kepayahan dalam proses mencari ilmu, jauhnya tempat dalam mengejar ilmu pengetahuan, dan lamanya waktu yang diperlukan tidak menjadi alasan untuk tidak mencari ilmu.


Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:


 اطلبوا العلم ولو بالصين ... (رواه البيهقي والخطيب وابن عبد البر والديلمي وغيرهم عن أنس)


Artinya, "Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri Cina …" (HR Al-Baihaqi, Al-Khatib, Ibnu Abdil Barr, Ad-Dailami, dan selainnya, dari sahabat Anas bin Malik ra).


Meskipun validitas hadits ini dipermasalahkan, namun menurut Al-Hafiz Al-Mizi hadits ini naik status menjadi hasan karena memiliki banyak jalur periwayatan. Demikian dijelaskan oleh Al-'Ajluni dalam kitabnya Kasyful Khafa' juz I halaman 138.


Ayat dan hadits nabawi ini sangat jelas menunjukkan pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia. Akal sehat pun membenarkannya.


Orang yang berilmu pasti beda dengan orang yang tidak berilmu. Ini berlaku dalam bidang apapun. Dalam bidang teknologi, orang yang punya ilmu pengetahuan teknologi tentu berbeda kualitas dengan orang yang tidak memahaminya. Dalam bidang agama juga demikian.


Karenanya, bila kita punya impian memiliki generasi yang tangguh di masa depan, maka tidak ada pilihan lain kecuali membentuk generasi maju dengan ilmu pengetahuan.


Perkembangan dunia yang tidak menentu, berbagai tantangan hidup yang akan dihadapi generasi manusia ke depan tentu lebih kompleks dan butuh banyak pendekatan ilmu pengetahuan.


Demikian pula kita sebagai insan yang beriman, tentu sangat mendambakan mempunyai generasi penerus yang punya ilmu pengetahuan agama sebagai bekal hidup mereka di masa depan. Sebab, masa depan bagi insan beriman tidak sebatas masa depan 100 atau 200 tahun lagi masa hidup di dunia, tapi masa depan keabadian di akhirat kelak.


Karena ilmu pengetahuan untuk hidup di dunia sangat penting, demikian pula ilmu pengetahuan untuk bekal keabadian di akhirat nanti.


Bayangkan saja, bila generasi bangsa tidak dekat dengan tradisi ilmu pengetahuan, maka tanpa menunggu terlalu lama, sebuah bangsa kita akan menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa-bangsa lainnya. Ekonomi terpuruk, teknologi tidak berkembang, akhlak anak bangsa pun akan rusak.


Berdasarkan petunjuk Al-Qur'an, hadits, dan akal sehat, sudah semestinya ilmu pengetahuan menjadi prioritas utama dalam upaya membentuk generasi bangsa yang maju, seiring dengan kalam hikmah:


لا خير في امة اذا كان ابناؤها جهلاء ولا تصلح الأمة إلا بالعلم


Artinya, "Tidak ada kemajuan bagi sebuah bangsa bila generasi penerusnya adalah generasi yang bodoh-bodoh, dan suatu bangsa tidak akan pernah maju kecuali dengan ilmu pengetahuan."


Semoga Ramadhan penuh berkah ini menjadi momentum bagi seluruh umat untuk membentuk generasi maju dengan ilmu pengetahuan, sebagai tanggung jawab peradaban manusia dewasa ini. Amin.


Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online dan Founder Aswaja Muda