Shalawat/Wirid

Shalawat Ilmu Syaikhona Kholil Bangkalan: Cara Baca dan Keutamaannya

Kam, 26 Agustus 2021 | 02:15 WIB

Shalawat Ilmu Syaikhona Kholil Bangkalan: Cara Baca dan Keutamaannya

Shalawat Ilmu karya Syaikhona Kholil Bangkalan berfaedah memudahkan meraih ilmu yang bermanfaat.

Lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) tidak bisa dipisahkan dari salah satu ulama kharismatik kelahiran Madura, yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain merupakan ulama pencetak ulama, Syaikhona Kholil memiliki peran yang sangat bersejarah di balik berdirinya Nahdlatul Ulama, yang di antaranya memberi isyarat tongkat dan tasbih kepada muridnya, Hadlratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari. Isyarat tongkat dan tasbih ini diantarkan ke Tebuireng Jombang oleh santrinya, yaitu As’ad Syamsul Arifin, yang kelak menjadi pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo.


Kiai bernama lengkap KH Muhammad Cholil bin KH Abdul Latif, lahir pada 9 Shafar 1252 H/25 Mei 1835 M, di desa Kramat, Bangkalan, dan wafat pada Kamis 29 Ramadhan, 1343 H/23 April 1925 M. Selain mempunyai santri-santri yang kemudian menjadi ulama besar seperti KH. Abdul Karim Lirboyo, KH Muhammad Hasan Genggong, dan KH Abdul Wahab Chasbullah Tambakberas, beliau juga punya karya-karya ringkas namun mengandung ilmu yang sangat luas. Di antaranya Matnusy Syarîf, kitab kecil 55 halaman yang fokus membahas masalah ibadah dengan mazhab Syafi’iyah. Syaikhona Kholil juga meninggalkan beberapa amalan yang terus diamalkan sampai saat ini, khususnya oleh warga NU. Di antara amalan itu ialah Shalawat Ilmu, sebagaimana berikut:


اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَجْعَلُنَا بِهَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا وَتَحْشُرُنَا بِعِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ فِي دُنْيَانَا وَأُخْرَانَا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ


Allâhumma shalli ‘ala Sayyidinâ Muhammadin shalâtan taj’alunâ bihâ min ahlil ‘ilmi dhâhiran wa bâthinan wa tahsyurunâ bi’ibâdikas shâlihîna fî dunyânâ wa ukhrânâ wa ‘alâ alihî wa shahbihi wa sallim.


Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas tuan kami Nabi Muhammad saw, rahmat yang dengannya Engkau jadikan kami menjadi bagian dari ahli ilmu lahir dan batin, Engkau kumpulkan kami  dengan hamba-hamba-Mu yang saleh di dunia dan akhirat, dan (limpahkanlah juga) untuk keluarga Nabi saw, para sahabat, dan limpahkanlah salam (atas mereka semua).”


Keutamaan Shalawat Ilmu

Dalam kitab Râtib Syaikhona Kholil yang disusun oleh Tim Lajnah Turats ‘Ilmu dijelaskan, Shalawat Ilmu memiliki faedah bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan oleh Allah dimudahkan untuk mendapatkan ilmu. Dalam kitab itu dinyatakan:


وَأَوْصَى بَعْضُ الْمَشَايِخِ قِرَائَتَهَا قَبْلَ الدَّرْسِ مُنْفَرِدًا أَوْ جَمَاعَةً. قَالُوْا: يُرْجَى نَفْعُهَا لِحُصُوْلِ الْعِلْمِ النَّافِعِ وَالْفُتُوْحِ، وَالْحَشْرِ مَعَ عِبَادِ اللهِ الصَّالحِيْنَ فِي الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ


Artinya, “Telah berwasiat sebagian guru untuk membacanya (shalawat ilmu), sebelum pelajaran, baik sendiri maupun secara bersama. Mereka berkata: dengan manfaat (shalawat ilmu), bisa diharapkan mendapat ilmu yang manfaat dan futuh (dibukanya hati), serta akan dikumpulkan bersama dengan hamba-hamba Allah yang saleh, di dunia dan akhirat.” (Lajnah Turats ‘Ilmu, Râtib Syaikhona Kholil, [Dârul Khalil], halaman 15).


Cara Baca Shalawat Ilmu

Sebagaimana penjelasan di atas, Shalawat Ilmu Syaikhona Kholil dianjurkan untuk dibaca dalam majelis-majelis ilmu, tepatnya sebelum memulai pelajaran. Namun shalawat ini juga boleh dibaca bahkan boleh dijadikan wirid secara istiqamah. Hal itu bisa dibaca dengan tiga cara, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab yang sama, yaitu:


وَلِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَتَّخِذَهَا وِرْدًا فَلَهُ ثَلَاثُ كَيْفِيَّاتٍ، (1) اِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ مِنْ غَيْرِ عَدَدٍ مُعَيَّنٍ، (2) وَاِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا سَبْعًا بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ، (3) وَاِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا سَبْعًا لَيْلًا


Artinya, “Bagi orang yang hendak menjadikan shalawat ilmu sebagai wirid, maka bisa dilakukan dengan tiga cara: (1) bisa membacanya setelah shalat maktubah tanpa hitungan tertentu; (2) bisa membacanya tujuh kali setelah shalat maktubah, dan; (3) bisa membacanya tujuh kali di waktu malam.” (Lajnah, Ratib Syaikhona Kholil, halaman 15).


Demikian penjelasan singkat tentang shalawat ilmu Syaikhona Muhammad Kholil, Bangkalan. Semoga bermanfaat. Wallâhu a’lam bishshawâb.

 


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan, Kokop, Bangkalan.