Shalawat/Wirid

Siapa Bilang Asmaul Husna Hanya 99? Begini Penjelasannya

Ahad, 21 Agustus 2022 | 19:00 WIB

Siapa Bilang Asmaul Husna Hanya 99? Begini Penjelasannya

Asmaul Husna tidak hanya 99.

Semakin banyak nama yang dimiliki oleh sesuatu maka semakin menunjukkan kemuliaannya. Seperti Allah swt karena merupakan Dzat paling mulia, maka memiliki banyak nama, yang kita kenal dengan Asmaul Husna. Kebanyakan orang selama ini menganggap Asmaul Husna hanya 99, tapi ternyata lebih dari itu. Nama-nama Allah ada banyak, bahkan ada yang mengatakan sampai seribu. 

 

Penyebutan bahwa Asmaul Husna ada 99 di antaranya disampaikan oleh Rasulullah saw dalam hadits berikut: 

 

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا، مِائَةً إِلا وَاحِدَةً، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ 

 

Artinya, “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya).

 

Hadits di atas secara tegas menyebutkan bilangan 99 untuk jumlah Asmaul Husna, tidak lebih dan tidak kurang. Akan tetapi, dalam hadits lain Nabi juga menyampaikan dengan redaksi yang lebih umum dan bisa diartikan bahwa Asmaul Husna lebih dari 99. Beliau bersabda: 

 

أَصَابَ أَحَدًا قَطُّ هَمٌ ولا حَزَنٌ، فَقَالَ: اللهُمَّ إِني عَبْدُك، ابْنُ عَبْدِك، ابْنُ أَمَتِك، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِك، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ العَظِيمَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي، إِلَّا أَذْهَبَ اللهُ هَمَّهُ وَحَزَنَهُ وأَبْدَلَ مَكَانَه فَرَحًا. فَقِيلَ: يَا رَسُولَ الله، أَفَلَا نَتَعَلَّمُها؟ فَقَالَ: بَلَى يَنْبَغِي لِكُلِّ مَنْ سَمِعَها أَنْ يَتَعَلَّمَها 

 

Artinya, “Tidak sekali-kali seseorang tertimpa kesusahan, tidak pula kesedihan, lalu ia mengucapkan doa berikut, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba, dan amat (hamba perempuan)-Mu, ubun-ubun (roh)ku berada di dalam genggaman kekuasaan-Mu, aku berada di dalam keputusan-Mu, keadilan belakalah yang Engkau tetapkan atas diriku. 

 

Aku memohonkan kepada Engkau dengan menyebut semua nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan dengannya diri-Mu, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau Engkau menyimpannya di dalam ilmu gaib di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung sebagai penghibur hatiku, cahaya dadaku, pelenyap dukaku, dan penghapus kesusahanku,’ 

 

Melainkan Allah menghilangkan kesedihan dan kesusahannya dalam dirinya, dan menggantikannya dengan kegembiraan. Ketika ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami boleh mempelajarinya?’ Rasulullah ﷺ menjawab, ‘Benar, dianjurkan bagi setiap orang yang mendengarnya (asmaul husna) mempelajarinya.’” (HR Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).

 

Sekilas kedua hadits di atas memang kontradiktif. Hadits pertama membatasi jumlah Asmaul Husna sebanyak 99, tapi hadits kedua tidak membatasinya. Akan tetapi jika ditelaah lebih jauh, kedua hadits ini tidak bertentangan. 

 

Dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa Asmaul Husna tidak hanya 99. Imam An-Nawawi dalam mengomentari hadits pertama mengatakan, ulama sepakat bahwa hadits tersebut tidak membatasi jumlah asmaul husna hanya 99 nama, tetapi maksudnya adalah Allah menjanjikan balasan surga bagi orang yang menghafal 99 nama tersebut. Jadi, hadits ini sifatnya informatif, bukan membatasi bilangan. 

 

Hal ini diperkuat dengan pendapat Al-Hafidz Abu Bakar bin al-‘Arabi al-Maliki yang mengatakan bahwa Allah swt memiliki 1000 nama. (Imam An-Nawawi, Syarah Muslim, juz V, halaman 17). 

 

Sementara Ibnu Hajar al-‘Asqalani juga berpendapat terkait hadits pertama, soal jumlah Asmaul Husna hanya 99 atau lebih memang ada perbedaan pendapat dari sejumlah ulama. Hanya, mayoritas ulama mengatakan jumlah Asmaul Husna lebih dari 99. Kemudian, mengutip al-Khattabi, Ibnu Hajar melanjutkan, alasan 99 nama ini dikhususkan pahala surga bagi yang menghafalnya karena nama-nama tersebut yang paling populer dan memiliki arti paling jelas dibanding yang lainnya. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, juz XIV, halaman 475) 

 

Berdoa dengan Selain 99 Asmaul Husna 

Salah satu anjuran bagi setiap Muslim adalah menyertakan Asmaul Husna ketika sedang berdoa. Seperti saat memohon kelancaran rezeki maka dengan menyertakan lafal 'Yâ Razzâq' (wahai Dzat pemberi rezeki), ingin diberi kemudahan dalam belajar maka menyertakan lafal 'Yâ Fattâḫ' (wahai Dzat yang membuka hati), dan sebagainya. Allah swt berfirman: 

 

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ 

 

Artinya, “Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” QS. Al-A’raf: 180).

 

Berkaitan dengan jumlah Asmaul Husna tidak sebatas 99, apakah boleh kita berdoa dengan selain nama-nama tersebut? 

 

Dalam praktiknya, berdoa dengan selain asmaul husna yang ada 99 memang banyak ditemui, seperti menyebutkan 'Yâ Hannân' (wahai Dzat yang memberi kelembutan), Yâ Mannân (wahai Dzat pemberi anugerah), dan sebagainya. 

 

Untuk menjawab hal ini, kita bisa menyimak penjelasan Imam Al-Alusi dalam tafsirnya. Menurut Al-Alusi, para ulama sepakat boleh menyebutkan nama-nama dan sifat bagi Allah selama tidak dilarang oleh syari’at dan memiliki arti jelas memuji kepada Allah swt, serta tidak ada kemungkinan merendahkan-Nya. Sementara nama atau sifat yang belum diizinkan oleh syariat dan juga tidak dilarang, ulama berbeda pendapat soal kebolehannya. (Imam Al-Alusi, Tafsir Ruhul Ma’ani, juz IX, halaman 191).

 

Simpulannya, Asmaul Husna tidak sebatas 99 nama, dengan merujuk pada Al-Qur’an, hadits, dan kesepakatan para ulama (ijma’). Wallahu a’lam. 

 

Ustadz Muhamad Abror, Penulis Keislaman NU Online, Alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta