Penimbunan dan Penggalian Sumur Zamzam
NU Online ยท Kamis, 12 November 2020 | 00:00 WIB

Setelah berabad-abad tertimbun, sumur Zamzam ditemukan kembali melalui isyarat mimpi. (Foto ilustrasi: The Muslim Vibe)
Muhammad Afiq Zahara
Kolomnis
Berabad-abad lamanya sumur Zamzam tertimbun. Penimbunan itu dilakukan oleh suku Jurhum ketika mereka terusir dari Makkah. Suku Jurhum berasal dari Yaman, kemudian berimigrasi ke Makkah dan tinggal di sana setelah melihat sumber mata air (Zamzam). Mereka menetap di sana atas izin Sayyidah Hajar.
ย
Dalam kitab al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, diceritakan cukup panjang tentang kedatangan orang Jurhum, hubungannya dengan Nabi Ismaโil, kekuasaan mereka di Makkah, dan bagaimana mereka terusir dari Makkah. Berikut riwayat dan kisahnya:
ย
Kisah ini dimulai dari kewafatan Nabi Ismaโil bin Ibrahim โalaihimรขssalam. Imam Ibnu Ishaq mengatakan:
ย
ูู ุง ุชููู ุฅุณู ุงุนูู ุจู ุฅุจุฑุงููู ููู ุงูุจูุช ุจุนุฏู ุงุจูู ูุงุจุช ุจู ุฅุณู ุงุนูู ู ุง ุดุงุก ุงููู ุฃู ููููุ ุซู ููู ุงูุจูุช ุจุนุฏู ู ุถุงุถ ุจู ุนู ุฑู ุงูุฌุฑูู ู
ย
โKetika (Sayyidina) Ismaโil bin Ibrahim wafat, Nabit bin Ismail, anaknya, (menggantikannya sebagai) pengurus Bait (al-Haram) setelahnya (sebagaimana) dikehendaki Allah, kemudian Bait (al-Haram) diurus oleh Mudladl bin โAmr al-Jurhumi setelah (era) Nabit bin Ismail.โ (Imam Ibnu Hisyam, al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, Beirut: Dar al-Kitab al-โArabi, 1990, juz 1, h. 130)
ย
Mudladl bin โAmr merupakan kakek Nabit bin Ismail dari jalur ibunya. Ia adalah ayah dari Sayyidah, isteri Nabi Ismail โalaihissalam. Imam Ibnu Katsir mengatakan:
ย
ูู ุง ูุจุฑ ุชุฒูุฌ ู ู ุฌุฑูู ุงู ุฑุฃุฉ ุซู ูุงุฑููุง ูุชุฒูุฌ ุบูุฑูุงุ ูุชุฒูุฌ ุจุงูุณูุฏุฉ ุจูุช ู ุถุงุถ ุจู ุนู ุฑู ุงูุฌุฑูู ูุ ูุฌุงุกุชู ุจุงูุจููู ุงูุงุซูู ุนุดุฑ
ย
โKetika sudah dewasa, (Nabi) Ismaโil menikah dengan wanita Jurhum, kemudian berpisah dan menikah dengan (wanita Jurhum) lainnya, dan menikah dengan Sayyidah binti Mudladl bin โAmr al-Jurhumi. Sayyidah memberi (Nabi) Ismโail dua belas anakโ (Imam Ibnu Katsir, al-Bidรขyah wa al-Nihรขyah, Riyadh: Dar al-โAlim al-Kutub, 2003, juz 3, h. 180-181).
ย
Nabit dan Qaidar termasuk dari dua belas anak yang dilahirkan Sayyidah. Dalam Tรขrรฎkh al-Thabarรฎ, keturunan mereka berdualah yang tersebar menjadi bangsa Arab. Imam al-Thabari berkata:
ย
ูู ู ูุงุจุช ูููุฏุฑ ูุดุฑ ุงููู ุงูุนุฑุจ
ย
โDari Nabit dan Qaidar, Allah menyebarkan (bangsa) Arab.โ (Imam al-Thabari, Tรขrรฎkh al-Thabarรฎ, Dimasyq: Dar al-Fikr, 2017, juz 1, h. 193)
ย
Anak-anak Ismaโil, kakek mereka, Mudladl bin โAmr, serta paman-paman mereka dari suku Jurhum menetap di Makkah. Saat itu, Makkah juga dihuni oleh suku Qathuraโ. Qathuraโ adalah saudara sepupu Jurhum yang datang bersama mereka dari Yaman. Orang-orang Jurhum dipimpin Mudladl bin โAmr, dan orang-orang Qathuraโ dipimpin as-Samaidaโ. Ketika mereka sampai di Makkah, mereka melihat sebuah negeri yang memiliki air dan pepohonan. Mereka sangat terkagum-kagum akan hal itu, dan memutuskan untuk menetap di Makkah. Orang-orang Jurhum tinggal di Makkah Atas (bi aโlรข makkata), tepatnya di Quโaiqiโan, dan orang-orang Qathuraโ tinggal di Makkah Bawah (asfala makkata), tepatnya di Ajyad.ย (Imam Ibnu Hisyam, al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, 1990, juz 1, h. 131)
ย
Seiring berjalannya waktu, suku Jurhum dan Qathuraโ berkonflik berebut posisi penguasa Makkah. Saat itu, Mudladl bin โAmr mendapat dukungan dari keturunan Ismaโil, sehingga memiliki hak mengurus Baitullah yang tidak dimiliki oleh as-Samaidaโ. Singkat cerita, terjadilah peperangan dan suku Qathuraโ berhasil dikalahkan. As-Samaidaโ terbunuh dalam perang tersebut. Setelah itu, mereka sepakat untuk berdamai, dan menyerahkan seluruh urusan Makkah kepada Mudladl. Kemudian, Mudladl menyembelih hewan dan menyuruh mereka masak, dan makan-makan. Peristiwa itulah yang membuat tempat ini disebut al-Mathabikh. (Imam Ibnu Hisyam, al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, 1990, juz 1, h. 131-132).
ย
ย
Kemudian, keturunan Ismaโil menyebar di Makkah, dan paman-paman mereka dari suku Jurhum menjadi pengelola Baitullah dan penguasa Makkah. Mereka tidak berusaha berselisih dengan paman dan kerabat-kerabat mereka tentang pengelolaan Baitullah, demi mencegah terjadinya kembali peperangan dan pertumpahan darah di Makkah. Ketika Makkah menjadi semakin sempit untuk ditinggali, mereka menyebar ke berbagai negeri. (Imam Ibnu Hisyam, al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, 1990, juz 1, h. 132)
ย
Setelah lama berkuasa, orang-orang Jurhum mulai berlaku zalim di Makkah, dan seringkali tidak menjaga kehormatan tanah haram. Mereka menzalimi orang-orang yang memasuki Makkah dan memakan harta yang diberikan untuk mengelola Kaโbah (Baitullah). Hal itu membuat Bani Bakr (bin Abdu Manaf bin Kinanah) dan Bani Ghubsyan dari Khuzaโah mendeklarasikan perang terhadap orang-orang Jurhum, dan mereka berhasil mengusir mereka keluar dari Makkah. (Imam Ibnu Hisyam, al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, 1990, juz 1, h. 132)
ย
Salah satu dari suku Jurhum, menimbun sumur Zamzam sebelum mereka keluar dari Makkah. Dia adalah Amr bin al-Harits bin Mudladl al-Jurhumi. Imam Ibnu Ishaq mengatakan:
ย
ูุฎุฑุฌ ุนู ุฑู ุจู ุงูุญุงุฑุซ ุจู ู ุถุงุถ ุงูุฌุฑูู ู ุจุบุฒุงูู ุงููุนุจุฉ ูุจุญุฌุฑ ุงูุฑูู, ูุฏูููู ุง ูู ุฒู ุฒู ูุงูุทูู ูู ูู ู ู ุนู ู ู ุฌุฑูู ุฅูู ุงููู ู
ย
โKemudian โAmr bin al-Harits bin Mudladl al-Jurhumu keluar dengan (membawa) dua (patung) kijang Kaโbah dan batu tiang, lalu menimbunnya dalam (sumur) Zamzam. Dia pun pergi bersama orang-orang Jurhum yang bersamanya menuju Yaman.โ (Imam Ibnu Hisyam, al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, 1990, juz 1, h. 133)
ย
Setelah beratus-ratus tahun lamanya tertimbun, sumur Zamzam ditemukan kembali keberadaannya oleh Abdul Muttalib melalui isyarat mimpi. Dia pun menggali sumur tersebut sesuai dengan yang dilihatnya dalam mimpi. Dalam al-Sรฎrah al-Nabawiyyah dikatakan:
ย
ุจููู ุง ุนุจุฏ ุงูู ุทูุจ ุจู ูุงุดู ูุงุฆู ูู ุงูุญุฌุฑุ ุฅุฐ ุฃุชู ูุฃู ุฑ ุจุญูุฑ ุฒู ุฒู ุ ููู ุฏูู ุจูู ุตูู ู ูุฑูุด: ุฅุณุงู ููุงุฆูุฉ ุนูุฏ ู ูุญุฑ ูุฑูุด .ููุงูุช ุฌุฑูู ุฏููุชูุง ุญูู ุธุนููุง ู ู ู ูุฉุ ููู ุจุฆุฑ ุฅุณู ุงุนูู ุจู ุฅุจุฑุงููู ุนูููู ุง ุงูุณูุงู ุ ุงูุชู ุณูุงู ุงููู ุญูู ุธู ุฆ ููู ุตุบูุฑุ ูุงูุชู ุณุช ูู ุฃู ู ู ุงุก ููู ุชุฌุฏูุ ููุงู ุช ุฅูู ุงูุตูุง ุชุฏุนู ุงููู ูุชุณุชุบูุซู ูุฅุณู ุงุนููุ ุซู ุฃุชุช ุงูู ุฑูุฉ ููุนูุช ู ุซู ุฐูู. ูุจุนุซ ุงููู ุชุนุงูู ุฌุจุฑูู ุนููู ุงูุณูุงู ุ ููู ุฒ ูู ุจุนูุจู ูู ุงูุฃุฑุถุ ูุธูุฑ ุงูู ุงุกุ ูุณู ุนุช ุฃู ู ุฃุตูุงุช ุงูุณุจุงุน ูุฎุงูุชูุง ุนูููุ ูุฌุงุกุช ุชุดุชุฏ ูุญููุ ููุฌุฏุชู ููุญุต ุจูุฏู ุนู ุงูู ุงุก ู ู ุชุญุช ุฎุฏู ููุดุฑุจุ ูุฌุนูุชู ุญุณูุง
ย
โDi waktu Abdul Muttalin bin Hasyim (sedang) tidur di Hijir (sisi Kaโbah), tiba-tiba dia didatangi (seseorang) yang menyuruhnya menggali (sumur) Zamzam, yang mana tertimbun di antara dua berhala Quraisy, Isaf dan Nailah di samping tempat penyembelihan (hewan qurban orang) Quraiys. Orang-orang Jurhum menimbunnya ketika pergi (keluar) dari Makkah. (Sumur) Zamzam adalah sumurnya (Nabi) Ismaโil bin Ibrahim โalaihimassalam, yang diberikan Allah ketika (Nabi) Ismaโil kehausan (di saat dia masih) kecil. Kemudian ibunya mencari-cari air untuknya, (tapi) tiddak menemukannya. Ia pun (ibu Ismaโil) berdiri di Shafa berdoa kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya untuk Ismaโil, lalu ia bergegas ke Marwah (untuk) melakukan hal yang sama (sebagaimana di Shafa). Allah mengirimkan (malaikat) Jibril โalaihissalam, lalu Jibril berbisik kepada Ismaโil agar (memukul-mukulkan) tumit (kaki)nya ke bumi, maka keluarlah air. Ibunya mendengar suara binatang buas (yang membuatnya) takut akan (keselamatan) Ismaโil. Ia pun bergegas mendatangi (anak)nya, dan mendapati (bahwa) Ismaโil sedang (berupaya) menggali dengan tangannya untuk (mendapatkan) air dari bawah pipinya dan meminum(nya), kemudian ibunya membuat galian kecil (lubang kecil).โ (Imam Ibnu Hisyam, al-Sรฎrah al-Nabawiyyah, 1990, juz 1, h. 129-130)
ย
Wallahu aโlam bish-shawwab....
ย
ย
Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussaโadah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua