Hampir tidak ada perbedaan terkait cara pelaksanaan sembahyang jenazah hadir dan jenazah ghaib. Semua rukunnya dikerjakan persis sama mulai dari niat, empat takbir, hingga bacaan-bacaannya. Hanya saja untuk sembahyang ghaib, ada sejumlah ketentuan yang mesti dipenuhi kendati ringan.
Kalau jenazah hadir, posisi orang yang menyembahyangkan tidak boleh mendahului si mayit. Sedangkan untuk jenazah ghaib, tidak disyaratkan demikian. Artinya, orang di Jakarta bisa melakukan sembahyang ghaib bagi mayit yang ada di Surabaya.
Selain itu, sembahyang jenazah ghaib dikatakan sah bilamana si mayit sudah dalam keadaan dimandikan.
Dalam kitab Busyrol Karim Bisyarhi Masa’ilit Taklim, Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin menerangkan seperti berikut.
و لا بد فى الصلاة عليه من شرط كونه غائبا مغسلا غير شهيد
“Tidak boleh tidak dalam melangsungkan sembahyang jenazah ghaib yang mana disyaratkan si mayit yang tidak hadir (bukan karena mati syahid) sudah dimandikan terlebih dahulu.”
Catatan ‘bukan syahid’ menjadi penting mengingat jenazah muslim yang bukan syahid harus dimandikan dan dikafankan terlebih dahulu sebelum disembahyangkan. Wallahu A’lam. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua