Untuk mememuhi kebutuhan sosial tersebut, manusia butuh pertemanan atau persahabatan. Imam al-Ghazali mengibaratkan pertemanan ibarat akad nikah. Konsekuensi dari akad tersebut adalah seseorang diharuskan untuk memenuhi hak-hak pasangannya. Al-Ghazali mengatakan:
“Jalinan tali persahabatan antara dua orang seperti halnya akad nikah suami-istri. Dalam pernikahan terdapat hak yang harus dipenuhi sebagaimana disebutkan sebelumnya pada pembahasan nikah. Demikian pula dalam persahabatan ada kewajibanmu untuk memenuhi hak saudaramu, baik yang berkaitan dengan harta, jiwa, tutur kata, dan hati: dengan memberikan maaf, keikhlasan, pemenuhan janji, dan meringankan beban.”
Dalam persahabatan terdapat etika dan hak yang harus kita jaga. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menjelaskan banyak hal terkait hal ini. Setidaknya terdapat empat hal yang harus diperhatikan dalam menjaga hubungan persahabatan. Keempat hal itu sebagai berikut:
Pertama, seyogyanya seseorang memberikan sebagian hartanya kepada temannya. Dalam hal ini, imam al-Ghazali membagi persahabatan dalam tiga tingkatan: tingakatan paling rendah adalah orang yang memosisikan sahabatnya seperti seorang pembantu. Dia akan memberikan harta kepada sahabatnya bila terdapat kelebihan; tingkatan menengah adalah orang yang memperlakukan sahabatnya seperti dia memperlakukan dirinya sendiri. Mereka tidak membedakan sahabat dengan dirinya sendiri; sementara tingkatan paling tinggi adalah orang yang memosisikan sahabatnya di atas dirinya sendiri. Dia rela mengorbankan hartanya untuk sahabatnya.
Kedua, membantu sahabat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebelum dia meminta bantuan. Seseorang mesti mengetahui bagaimana kondisi temannya, terutama kondisi ekonomi keluarga atau dirinya sendiri. Supaya bila terdapat kesusahan kita dapat membantu mereka tanpa harus diminta terlebih dahulu.
Ketiga, tidak melakukan sesuatu yang dibencinya. Tentu tidak semua orang suka dengan perilaku dan karakter kita. Alangkah baiknya pada saat bertemu teman, kita tidak melakukan hal-hal yang tidak disukai teman. Keempat, bertutur kata sopan dan memujinya. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak suka pujian. Karenanya untuk memperkuat persahabatan, sering-seringlah memujinya.
Keempat hal di atas hanyalah sebagian dari etika persahabatan yang disebutkan al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin. Semoga keempat etika tersebut dapat diamalkan pada saat bergaul sesama manusia. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua