Syariah

Lempar Jamrah: Hikmah, Kesunnahan, dan Tata Caranya

NU Online  ยท  Jumat, 14 Juni 2024 | 07:00 WIB

Lempar Jamrah: Hikmah, Kesunnahan, dan Tata Caranya

Jamaah melempar jamrah. (Foto: MCH)

Salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam pelaksanaan ibadah haji adalah melempar jamrah. Melempar Jamrah adalah melontar batu kerikil ke arah jamrah Sughra, Wustha dan Kubra dengan niat mengenai objek jamrah (marma) dan kerikil masuk ke dalam lubang marma. Hukum melempar jamrah sendiri adalah wajib. Dengan artian, bila ditinggalkan maka berkewajiban membayar dam atau fidyah.
ย 
ย 
Lontaran jamrah terdiri dari dua lontaran, yaitu melontar jamrah aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan lontaran jamrah di hari tasyrik pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Masing-masing lontaran menggunakan batu kerikil sebanyak 7 kali.
ย 
ย 
Melontar jamrah merupakan simbol perlawanan kepada unsur-unsur kejahatan, sifat-sifat syaithaniyah yang bersemayam dalam diri manusia. Melontar jamrah juga mengingatkan jamaah haji bahwa setan senantiasa berusaha menghalangi manusia berbuat kebaikan. Melontar jamrah adalah simbol perjuangan melawan segala godaan setan. Lemparan sebanyak tujuh kali mengisyaratkan perlawanan kepada sehat dan unsur-unsur kejahatan harus dilakukan dengan ulet dan sekuat tenaga.
ย 
ย 
Melempar Jamrah tidak hanya sekedar melempar, melainkan suatu ritual yang mengandung banyak makna dan hikmah di dalamnya. Agar mencapai kesempurnaan dalam pelaksanaan ibadah haji, alangkah baik bila memperhatikan hal-hal yang disunahkan, termasuk tata cara melempar jamrah yang baik dan benar.
ย 
ย 
Syekh Saโ€™id bin Muhammad Baโ€™ali (w. 1270 H) dalam kitab Busyral Karim menyebutkan beberapa kesunahan dalam melontar jamrah sebagai berikut:

 
  1. Melempar jamrah dengan tangan kanan.
  2. Melempar jamrah dengan posisi menghadap kiblat pada lemparan hari Tasyriq.
  3. Mengangkat tangan sampai terlihat ketiak bagi jamaah laki-laki.
  4. Melempar dengan cepat-cepat.
  5. Menggunakan batu yang suci.

ย 
ูˆุณู†ู†ู‡ ูƒุซูŠุฑุฉุŒ ูู…ู†ู‡ุง: ุงู„ู…ูˆุงู„ุงุฉุŒ ูˆุฃู† ูŠูƒูˆู† ุจุงู„ูŠุฏ ุงู„ูŠู…ู†ูŠุŒ ูˆูŠุฑูุนู‡ุง ุงู„ุฐูƒุฑ ุญุชู‰ ูŠุฑู‰ ุจูŠุงุถ ุฅุจุทู‡ุงุŒ ูˆูŠุณุชู‚ุจู„ ุงู„ู‚ุจู„ุฉ ุญุงู„ ุงู„ุฑู…ูŠ ููŠ ุฃูŠุงู… ุงู„ุชุดุฑูŠู‚ ูˆูƒูˆู†ู‡ ุจุญุตู‰ ุทุงู‡ุฑ

ย 
Artinya: โ€œKesunahan melontar jamrah ada banyak, diantaranya: cepat-cepat, menggunakan tangan kanan, mengangkat tangan bagi laki-laki sampai ketiaknya terlihat, menghadap kiblat pada melontar jamrah di hari tasyriq, menggunakan batu yang suci"ย ย (Saโ€™id bin Muhammad Baโ€™ali, Busyrol Karim, [Surabaya: Toko Kitab al-Hidayah, tanpa tahun], halaman 107)

ย 
Sementara itu, bagi jamaah perempuan dianjurkan tidak mengangkat tangan saat melontar jamrah. Namun, Imam al-Adzraโ€™i mengatakan hukumnya sunnah bagi jamaah perempuan untuk mengangkat tangan asalkan tidak ada orang atau ditemani oleh suami dan mahramnya.

ย 
ูˆูŽุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉู ู„ูู„ู’ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุชูŽุฑู’ููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽู‡ูŽุง ุฅู„ูŽุฎู’ ) ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฐู’ุฑูŽุนููŠู‘ู ูˆูŽูŠูุณู’ุชูŽุญูŽุจู‘ู ู„ูŽู‡ูŽุง ุงู„ุฑู‘ูŽูู’ุนู ุงู„ุชู‘ูŽุงู…ู‘ู ุฅุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู‡ูู†ูŽุงูƒูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ุฃูŽูˆู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฒูŽูˆู’ุฌูŒ ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุญูŽุงุฑูู…ู ููŽู‚ูŽุทู’

ย 
Artinya: โ€œYang sunnah bagi perempuan tidak mengangkat tangannya. Imam al-Adzraโ€™iย berkata dan disunnahkan bagi perempuan mengangkat tangan dengan sempurna jika di tempat tersebut tidak ada orang atau ditemani suami atau mahramโ€. (Zakariya al-Anshari, Asnal Mathalib, [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 2013], juz 3, halaman 230)

ย 
Di samping kesunahan di atas, Syekh Khatib as-Syarbini dalam kitabnya menyebutkan bahwa jamaah haji juga dianjurkan mengucapkan takbir setiap kali melempar jamrah. Hal ini dilakukan sebagai pengganti dari bacaan talbiyah. Berikut bacaan takbir yang dimaksud:
ย 

ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูˆูŽู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู€ุญูŽู…ู’ุฏู
ย 

Allฤhu akbar, Allฤhu akbar, Allฤhu akbar. Lฤ ilฤha illallฤhu wallฤhu akbar. Allฤhu akbar wa lillฤhil hamdu.
ย 

Artinya: โ€œAllah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Segala puji bagi-Nya.โ€ (Syekh Khatib as-Syarbini, Mughnil Muhtaj, [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, ], Juz 2, halaman 268)

Demikian penjelasan terkait hikmah, tata cara dan kesunnahan pelaksanaan melempar jamrah. Semoga yang menjalani ibadah haji diterima oleh Allah swt dan menjadi haji yang mabrur. Wallahu Aโ€™lam
ย 

Bushiri, Pengajar di Pondok Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan