Syariah

Mengenal Sahabat Ubadah bin Shamith, Pemimpin Pertama di Palestina

Sen, 6 November 2023 | 12:00 WIB

Mengenal Sahabat Ubadah bin Shamith, Pemimpin Pertama di Palestina

Foto ilustrasi. (NU ONline/Freepik)

Salah satu nama sahabat Nabi Muhammad yang jarang tertulis di beberapa kitab adalah Ubadah bin Shamith. Ia merupakan salah satu dari sekian banyak sahabat nabi yang memiliki totalitas penuh terhadap ajaran Islam. Sayangnya, ia kurang populer dalam beberapa kitab sejarah. Namanya redup jika dibandingkan sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid dan yang lainnya.


Ia bernama lengkap Abul Walid Ubadah bin Abi Ubadah as-Shamith bin Qais bin Ashram bin Fikhr bin Qais bin Tsa’labah bin Ghanim bin Salim bin Auf bin Umar bin Khazraj al-Anshari. Ia lahir di Madinah dan berasal dari suku Khazraj.


Ubadah bin Shamith merupakan salah satu sahabat yang memiliki kedekatan secara khusus dengan Rasulullah. Hal itu bisa dibuktikan dengan kesetiaannya dalam mengikuti semua medan peperangan yang diikuti oleh nabi. Ia menjadi penyelamat dan pelindung bagi Rasulullah dari orang-orang yang hendak mencederai dan menyakitinya. Bahkan tak sesekali ia harus pulang dengan lumuran darah akibat luka-luka di badannya karena melindungi nabi.


Sahabat Ubadah juga dikenal sebagai salah satu dari enam puluh orang yang melakukan Bai’atul Aqabah kedua, yaitu perjanjian yang dibuat antara Nabi Muhammad dengan penduduk Madinah sebelum hijrah, di mana salah satu isinya adalah perjanjian untuk melindungi Nabi dan umat Islam.


Tidak hanya itu, ia juga satu-satunya sahabat yang ditunjuk langsung oleh Nabi Muhammad untuk menjadi pemimpin di Palestina sekaligus orang pertama yang mengurusi dan menyerukan ajaran Islam di bumi dengan segudang sejarah para nabi tersebut. Pendapat ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi (wafat 676 H) mengutip pendapat Imam al-Auzhai’i. Dalam salah satu kitabnya ia mengatakan:


قَالَ الْأَوْزَاعِى: أَوَّلُ مَنْ وَلىَّ قَضَاءَ فَلِسْطِيْن عُبَادَةُ


Artinya, “Orang pertama yang memimpin pemerintahan di Palestina adalah Ubadah bin Shamith.” (Imam Nawawi, Tahdzibul Asma’ wal Lughat, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt, tahqiq: Musthafa Abdul Qadir], halaman 362).


Dalam sejarahnya, ketika kota Syam berhasil direbut oleh umat Islam, Rasulullah mengutus beberapa sahabat untuk menyerukan ajaran Islam dan mengajarkan Al-Qur’an kepada orang-orang yang ada di sana. Di antara yang Rasulullah utus adalah Abu Darda’ ke Damaskus, dan Ubadah ke Palestina.


Atas perintah Rasulullah itu kemudian ia menetap di Palestina sebagai pendakwah untuk mengenalkan Islam dan mengajarkan kepada mereka. Bertahun-tahun ia menetap di Palestina sebagai pendakwah, hingga akhirnya mayoritas masyarakat di tempat tersebut menjadi Muslim. Tidak berselang lama dari hal itu, kemudian Ubadah bin Shamit mendapatkan perintah dari nabi agar ia menjadi pemimpin di Palestina. Dan sejak saat itulah sistem kepemerintahan di sana mulai berjalan.


Sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya, Rasulullah mengangkat Ubadah bin Shamith menjadi pemimpin di Palestina bukan tanpa alasan, namun karena ia merupakan tipikal yang cocok untuk menjadi pemimpin di daerah tersebut,


كَانَ فَاضِلاً، خَيْرًا جَمِيْلاً طَوِيْلاً جَسِيْمًا، تُوَفَّى بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ سَنَةَ أَرْبَع وَثَلاَثِيْنَ، وَهُوَ اِبْنُ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ سَنَةً، وَقِيْلَ: تُوَفَّى سَنَةَ خَمْسٍ وَأَرْبَعِيْنَ، وَالْأَوَّلُ أَصَحُّ وَأَشْهَرُ


Artinya, “Ubadah adalah orang yang mulia, baik, tampan, tinggi dan gemuk. Ia dimakamkan di Baitul Maqdis pada tahun 34 H, di usia tujuh puluh dua tahun. Dikatakan juga, ia wafat pada tahun 45 H. Namun pendapat yang pertama lebih sahih dan lebih masyhur.” (Imam Nawawi, halaman 363).


Demikian biografi singkat Ubadah bin Shamith, seorang sahabat Nabi Muhammad yang menjadi pemimpin pertama di Palestina. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.


Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.