Tafsir

Tafsir Surat al-Ahzab Ayat 56: Menyingkap Hikmah Anjuran Bershalawat pada Rasulullah

Sen, 8 Januari 2024 | 19:00 WIB

Tafsir Surat al-Ahzab Ayat 56: Menyingkap Hikmah Anjuran Bershalawat pada Rasulullah

Shalawat kepada Nabi Muhammad. (Foto: NU Online)

Surah al-Ahzab ayat 56 merupakan salah satu ayat yang penuh makna dan hikmah dalam Al-Qur'an. Ayat ini menjelaskan tentang shalawat Allah dan para malaikatNya kepada Nabi Muhammad saw, serta perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah bagi orang-orang yang beriman. Simak penjelasan terkait tafsir ayat ini secara lebih jelas dari para ulama tafsir. Allah berfirman:


اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


Innallāha wa malā'ikatahū yuṣallūna ‘alan-nabiyy(i), yā ayyuhal-lażīna āmanū ṣallū ‘alaihi wa sallimū taslīmā(n).


Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."


Tafsir Al-Qurthubi

Imam Qurthubi dalam kitab Tafsir Al-Jāmi' Li Ahkām Al-Qur'ān Jilid XIV, halaman 232, mengatakan bahwa ada tiga bentuk shalawat. Pertama, shalawat Allah kepada Nabi Muhammad adalah anugerah rahmat dan keridhaan. Kedua, shalawat para malaikat adalah doa penuh ampunan. Sementara yang ketiga, shalawat umat pada Rasulullah adalah pengagungan tak terhingga. 


هَذِهِ الْآيَةُ شَرَّفَ اللَّهُ بِهَا رَسُولَهُ عَلَيْهِ السَّلَامُ حَيَاتَهُ وَمَوْتَهُ، وَذَكَرَ مَنْزِلَتَهُ مِنْهُ، وَطَهَّرَ بِهَا سُوءَ فِعْلِ مَنِ اسْتَصْحَبَ فِي جِهَتِهِ فِكْرَةَ سُوءٍ، أَوْ فِي أَمْرِ زَوْجَاتِهِ وَنَحْوَ ذَلِكَ. وَالصَّلَاةُ مِنَ اللَّهِ رَحْمَتُهُ وَرِضْوَانُهُ، وَمِنَ الْمَلَائِكَةِ الدُّعَاءُ وَالِاسْتِغْفَارُ، وَمِنَ الْأُمَّةِ الدُّعَاءُ وَالتَّعْظِيمُ لِأَمْرِهِ.


Artinya: "Ayat ini (Q.S. Al-Ahzab: 56) merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hidup dan wafatnya. Ayat ini juga menyebutkan kedudukannya di sisi Allah, dan membersihkannya dari perbuatan buruk orang yang memiliki pikiran buruk terhadap beliau, atau terhadap istri-istrinya, dan sebagainya. Shalawat dari Allah adalah rahmat dan keridhaan-Nya, shalawat dari malaikat adalah doa dan permohonan ampunan, dan shalawat dari umat adalah doa dan pengagungan terhadap perintahnya."


Dengan demikian, Makna shalawat yang disampaikan oleh Allah, para malaikat, dan orang-orang mukmin berbeda-beda. Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad saw tidak dapat diartikan sebagai doa, karena Allah Maha Kuasa dan tidak membutuhkan doa dari makhluk-Nya. Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad bermakna pemberian rahmat dan keridhaan-Nya kepada Nabi Muhammad.


Sedangkan shalawat para malaikat dan orang-orang mukmin kepada Nabi Muhammad bermakna doa dan permohonan kebaikan bagi beliau. Dengan bershalawat, para malaikat dan orang-orang mukmin memohon kepada Allah agar selalu mencurahkan rahmat dan pengampunan-Nya kepada Nabi Muhammad.


Tafsir al-Wajiz Lil Wahidi

Sementara itu, dalam Tafsir al-Wajiz, halaman 873 bahwa Allah Ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. Shalawat adalah doa dan pujian kepada Nabi Muhammad saw. Shalawat juga merupakan bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi Muhammad saw.


Shalawat kepada Nabi Muhammad saw. dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan membaca doa "Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad" (Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad). Doa ini merupakan doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw sendiri. 


Simak penjelasan Al-Wahidi;


{إنَّ الله وملائكته يصلُّون على النبيِّ} الله تعالى يثني على النبيِّ ويرحمه والملائكة يدعون له {يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليماً} قولوا: اللهم صلى على محمدٍ وسلِّمْ


Artinya: "[Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi]. Allah Ta'ala memuji Nabi dan merahmatinya, dan para malaikat mendoakan baginya. [Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya], mereka berkata; allahumma shalli a'la Muhammad wa sallim" [Wahidi, Tafsir Al-Wajiz, [Beirut; Darul Qalam, 1415 H], halaman 873]


Tafsir Sam'ani

Ayat ini menurut Abu Al Muzhaffar As-Sam'ani dalam Tafsir as-Sam'ani, Jilid IV, halaman 304, memerintahkan umat Islam untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad. Menurut madzhab Syafi'i, kewajiban shalawat atas Nabi Muhammad ini berlaku ketika sedang shalat. Alasannya adalah karena shalat adalah tempat yang paling utama untuk diwajibkan bershalawat. Oleh karena itu, wajib bagi setiap orang yang shalat untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad.


ويستدل بِهَذِهِ الْآيَة فِي وجوب الصَّلَاة على النَّبِي إِذا صلى، على مَا هُوَ مَذْهَب الشَّافِعِي رَحمَه الله وَوجه الِاسْتِدْلَال: أَن الله تَعَالَى أمرنَا بِالصَّلَاةِ على النَّبِي، وَأولى مَوضِع بِوُجُوب الصَّلَاة فِيهِ هُوَ الصَّلَاة. فَوَجَبَ فِي الصَّلَاة، أَن يُصَلِّي على رَسُول الله.


Artinya: Dalil ayat ini tentang wajibnya shalawat atas Nabi ketika shalat, menurut mazhab Syafi'i. Dalilnya adalah bahwa Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk membaca shalawat atas Nabi, dan tempat yang paling utama untuk wajibnya shalawat adalah ketika melaksanakan shalat. Maka wajib dalam shalat, untuk bershalawat atas Rasulullah." [[Abu Al Muzhaffar As-Sam'ani, Tafsir as-Sam'ani, jilid IV, [Riyadh, Darul Wathan, 1997],  hal.304].


Tafsir Al-Misbah

Sementara itu, Profesor Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, Jilid XI, halaman 316 menjelaskan bahwa surat Al-Ahzab ayat 56 ini menyimpan keunikan tersendiri, terutama perintah Allah terkait bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.  Hal ini karena tidak ada perintah lain dari Allah yang disertai pernyataan telah dilakukan oleh-Nya sendiri. Keunikan ini secara tidak langsung menggambarkan betapa tinggi kedudukan dan besar cinta Allah kepada Nabi Muhammad saw.


Lebih lanjut, dalam penafsiran Quraish Shihab, perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad dalam ayat tersebut mencerminkan kedudukan beliau yang amat istimewa di sisi Allah swt. Tidak ada perintah lain yang disertai pernyataan Allah telah melakukannya, menandakan cinta dan kemuliaan yang tiada tara bagi Nabi Muhammad saw.


Pada sisi lain, dalam Al-Misbah, seseorang tidak hanya diwajibkan untuk tidak merendahkan Nabi Muhammad saw, tetapi lebih lanjut, dia diminta untuk menghormati dan mengakui jasa-jasanya. Hal ini karena jika kita tidak dapat mengakui dan memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa atas izin Allah swt, kepada siapa lagi kita harus memberikan penghormatan?


Ayat ini menyatakan bahwa sebagai ungkapan rasa syukur atas jasa dan pengorbanan Rasul, serta sebagai bentuk penghormatan yang sepatutnya, Allah Swt menurunkan rahmat-Nya, para malaikat memohonkan ampunan untuk beliau, dan umat Islam dianjurkan untuk menyampaikan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad serta keluarganya.


Zainuddin Lubis, Pegiat kajian Islam, tinggal di Ciputat